Mahasiswa Arsitektur Unibos Juara 1 International Competition Arsitektur di ITS

Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Arsitektur Universitas Bosowa (Unibos) menorehkan prestasi internasional setelah berhasil menjadi juara satu dalam ajang Architecture Student Final Project International Competition 2022 yang diselenggarakan oleh ITS Surabaya, Selasa 4 Oktober 2022.

Kompetisi Tugas Akhir Internasional (KTA-i) merupakan nasional yang berlangsung sejak tahun 2004, dan pada tahun 2022 menjadi event internasional yang diikuti oleh berbagai mahasiswa di seluruh Indonesia dan beberapa negara seperti Malaysia, China, Jepang, Thailand, India dan lainnya.

Karya tulis diseleksi oleh akademisi dan profesional di bidang arsitektur, berafiliasi dari Indonesia, Jepang, China, Thailand, Vietnam, Malaysia.

Helly Fahreza Fathurillah mahasiswa Prodi Arsitektur Unibos ini menjadi The 1st Place Technical Studies Category dalam ajang KTA-I tersebut dengan mengusung karya tulis dengan judul “Parangloe Railway Station in Makassar City with Neo-futuristic Architectural approach”

Mahasiswa yang akrab dipanggil Helly ini menjelaskan, di Indonesia Timur Khususnya di Makassar kereta api merupakan hal yang baru, olehnya ia tertarik dan ingin mengembangkan stasiun kereta api dengan konsep Pendekatan Arsitektur Neo-futuristik.

Baca Juga:  Merayakan Kreativitas: Milad Ke-3 UKM Penadipa IAS

“Satu alasan kenapa saya memilih judul ini karena perkeretaapian itu jadi merupakan hal yang baru di Kota Makassar, jadi saya mencoba eksplorasi kemudian saya mendapatkan isu-isu pembangunan dan memberikan konsep serta solusi dari karya tulisan itu,” kata Helly.

Prestasi tersebut menunjukkan kemampuan mahasiswa Arsitektur Unibos dalam menghadapi persaingan tidak hanya dalam lingkup akademik saja namun juga dalam dunia nyata kearsitekturan di Indonesia.

Sementara itu, Kaprodi Teknik Arsitektur Unibos Lisa Amalia, ST MT berharap dari perlomabaan ini akan menjadi motivasi bagi mahasiswa-mahasiswa lainnya dan menghasilkan lulusan Prodi Arsitektur Unibos berkompten yang ketika lulus nantinya dapat memiliki kemampuan dasar profesional, berwawasan global.

“Perlombaan ini kan sesuai dengan standar International Union of Architects (UIA Accord), yang menilai dari aspek Design studies, Social studies, Cultural and artistic studies, Technical studies, dan Environment studies,” paparnya.

- Iklan -
Baca Juga:  Unifa dan Konjen AS Sepakati Kerja Sama Pengembangan SDM

Setelah berhasil terpilih menjadi finalis KTA-i, Helly berangkat ke ITS untuk menghadiri penjurian secara langsung yang dihadiri para finalis dari berbagai kampus Negeri di Indonesia dan kampus luar negeri yang dinilai langsung oleh Dewan juri final KTA-i terdiri dari 3 arsitek afiliasi Indonesia-jepang, Koichi Furumori (Furumori Architect), Ir Baskoro Tedjo, M S EB, Ph D dan Andy Rahman A, ST IAI.

Dalam penjurian Arsitek Baskoro Tedjo, mengungkapkan: “Stasiun ini didesain dengan pendekatan neo-futuristik menjawab ketertarikan masyarakat kota Makassar terhadap hal-hal dan bentukan baru yang megah”.

“Selain itu masyarakat Makassar juga menyukai elemen dengan warna yang cerah sebagaimana tertuang dalam Masjid 99 kubah karya arsitek Ridwan Kamil,” pungkasnya.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU