Mahasiswa Coronial

Penulis: Akwila Priska Baunsele

Jadilah manusia yang bermanfaat dan berpotensi, itulah moto hidup saya. Kata-kata ini yang selalu menjadi penyemangat saya dalam meraih cita-cita.

Karena untuk mencapai cita-cita setinggi-tingginya tidaklah mudah akan ada begitu banyak tantangan yang dihadapi dan tantangan tersebut terkadang membuat kita bosan dan jenuh untuk mengejar impian kita.

Tetapi jika kita menjalaninya dengan hati yang sabar moto yang menjadi pegangan dan tentunya selalu berpengharapan pada Tuhan Yang Maha Kuasa maka semuanya akan berjalan dengan baik.

Tujuan saya menulis esai yang berjudul ”Mahasiswa Coronial” adalah untuk mengikuti lomba yang dikeluarkan oleh Fajar Pendidikan.

Mahasiswa satu kata yang sangat istimewa bagi mereka yang sedang menyandang sebutan ini, karena tidak semua orang bisa berkesempatan untuk mendapatkan sebutan ini.

Kata Mahasiswa mempunyai banyak pengertian ,ada banyak definisi yang mendefinisikan apa itu mahasiswa.

Menurut KBBI, mahasiswa adalah orang yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Menurut bahasanya, mahasiswa dibedakan menjadi dua kata, yaitu “maha” artinya “ter” dan “siswa” artinya “pelajar”, jadi mahasiswa adalah orang yang terpelajar.

Terpelajar di sini maksudnya adalah mahasiswa tidak hanya harus belajar di dalam kelas, tetapi juga harus belajar dari lingkungan sekitar dan menerapkan apa yang telah dipelajari.

Selain itu terdapat beberapa definisi mahasiswa menurut para ahli. Menurut Sarwono, mahasiswa adalah mereka yang terdaftar di perguruan tinggi pada kelompok usia 18 hingga 30 tahun untuk mengikuti perkuliahan.

- Iklan -

Mahasiswa adalah sekelompok orang dalam masyarakat yang memperoleh status karena keterkaitan nya dengan perguruan tinggi.

Menurut Knopfemacher, mahasiswa merupakan seseorang calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi dan diharapkan menjadi calon intelektual.

Mahasiswa memiliki kapasitas dan kesempatan untuk menciptakan lingkungan pemungkin (enabling environment) dalam situasi apapun, termasuk dalam situasi darurat kesehatan.

Tepat pada tanggal 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan telah terjadi kasus Covid-19 di Indonesia.

Pemerintah telah berupaya untuk mencegah cepatnya penyebaran virus melalui Work From Home (WFH) yang artinya semua pekerjaan dilakukan di rumah.

Dampak dari kasus Covid-19 ini menghambat aktivitas masyarakat yang biasanya bekerja di luar ruangan berubah menjadi ke dalam ruangan dan mahasiswa juga terkena dampaknya yaitu melakukan pembelajaran secara online.

Kegiatan Pembelajaran secara online ini merujuk pada surat edaran yang dikeluarkan oleh Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang pencegahan Covid-19 pada satuan pendidikan, dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020.

Setelah pembelajaran online diterapkan maka semua kegiatan perkuliahan mengalami perubahan yang mana biasanya setiap mahasiswa akan ke kampus untuk melakukan aktivitasnya yakni berkuliah atau pun mengerjakan tugas dengan teman-teman atau pun berdiskusi dengan dosen pembimbing atau pun dosen mata kuliah berkaitan dengan hal-hal yang perlu di diskusikan.

Namun semuanya itu berubah dengan hanya melakukannya di rumah secara daring (online) ini juga merupakan hal yang baru karena semuanya berkaitan dengan digitalisasi dan teknologi dimana kita hanya melakukan semua kegiatan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi misalnya melakukan pertemuan di zoom, google meet atau pun mengakses elearning hanya di rumah saja.

Awalnya mungkin tidak membosankan karena hal ini merupakan hal baru bagi setiap mahasiswa yang mengalaminya jadi pastinya semua bersemangat karena tidak perlu membuang-buang waktu untuk ke kampus atau pun mengeluarkan uang ongkos transportasi namun seiring berjalannya waktu hal ini merupakan hal yang sangat monoton dan membosankan.

Perubahan ini membawa dampak yang besar karena semua yang awalnya kita lakukan serba luring (offline) berubah menjadi daring (online).

Dari sinilah banyak keluhan yang muncul di kalangan mahasiswa mulai dari materi yang kurang dipahami secara online, uang bulanan yang semakin menambah karena harus mengisi pulsa internet, tugas yang diberikan dosen semakin banyak dan kurang dipahami oleh setiap mahasiswa dan hal yang paling sering terjadi yaitu rasa kantuk yang selalu dialami pada saat kegiatan perkuliahan.

Hal ini merupakan hal yang membosankan karena setiap hari harus melakukan kegiatan yang sama.

Dan harapan yang besar bagi setiap mahasiswa adalah semoga covid-19 yang sedang melanda dunia saat ini bisa terhenti dan semua kegiatan bisa kembali normal.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU