Maros, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Tujuh hari melaksanakan kegiatan Desa Sehat Winslow di Desa Tellumpanuae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros, 27 Januari-2 Februari 2020, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKM Unhas mengenalkan tanaman obat keluarga pada warga disana.
Tanaman obat keluarga, atau yang lebih kerap disapa toga merupakan sebuah upaya pencegahan awal terhadap penyakit yang umum terjadi di lingkungan keluarga maupun masyarakat.
BEM FKM Unhas melalui kegiatan Desa Sehat Winslow 2020 turut menggerakkan upaya preventif ini, sebagai bentuk pengaktualisasian Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Penyuluhan toga, merupakan satu dari beberapa kegiatan yang dilakukan oleh panitia dalam tahap intervensi Desa Sehat Winslow.
Kegiatan tersebut dilakukan di Ruang Balai Desa Tellumpanuae, pada hari Selasa, 28 Januari 2020. Materi penyuluhan toga dibawakan oleh salah satu Keluarga Mahasiswa FKM Unhas Angkatan 2018, Ruri Khallaj al-Farabi.
Penyuluhan toga diawali dengan memperkenalkan kepada masyarakat apa pentingnya toga di lingkungan rumah, kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi jenis tanaman toga yang cocok untuk ditanam di Desa Tellumpanuae.
Masyarakat diperkenalkan dengan beberapa tanaman obat yang memiliki khasiat manjur, mudah untuk dirawat, serta murah dalam pengelolaannya. Contoh beberapa tanaman toga yang diperkenalkan yaitu seperti serai, kumis kucing, atau bahkan sayur-sayuran.
Kegiatan penyuluhan toga pun tidak sebatas hanya disini saja, sebab pada agenda selanjutnya masyarakat akan diajak untuk turut serta menanam toga di pekarangan rumahnya.
Masyarakat cukup antusias mendapatkan pengenalan dengan toga, yang umumnya merupakan tanaman yang sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari.
Begitulah hal baik tumbuh dan berkembang, diawali dengan kebaikan kecil yang terus dipupuk dengan keberanian dan keyakinan.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi, PhD, yang dihubungi secara terpisah menyampaikan apresiasi kepada BEM FKM Unhas dan juga mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini.
“Kedepan kami berharap bahwa mahasiswa dapat membuat proposal kompetitif yang dapat diajukan sebagai program hibah bina desa di kementerian,” harap Prof Sukri. (FP)