Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Desain urban planning program Revitalisasi Permukiman Kumuh dan Lingkungannya atau Revitalising Informal Settlement and Their Environment (RISE) yang dilaksanakan oleh Monash University dan Universitas Hasanuddin (Unhas) menarik perhatian mahasiswa Jurusan Engineering & Energy, College of Science, Health, Engineering and Education, Murdoch University, Australia.
Antusiasme mahasiwa Engineering terlihat dalam study visit ke kantor RISE Indonesia di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas, Senin (15/7). Study visit mahasiswa Murdoch ini dipimpin langsung Academic Chair Environmental Engineering Murdoc University, Dr Martin Anda PhD, B.SC. (Hons), B. Eng (UWA). Kunjungan mereka diterima oleh RISE Indonesia Coordinator Fitriyanty Awaluddin, Unhas RISE Focal Point Ansariadi, SKM, MSc.PH, Ph.D, RISE Build Team Leader DR. Eng Ihsan Latief, dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan FKM Unhas Prof. Sukri Palutturi, SKM., M.Kes, M.Sc.PH, Ph.D.
“RISE merupakan proyek penelitian Monash University Australia dan Unhas di Makassar. Bekerja di 12 permukiman kumuh dan satu lokasi percontohan di Makassar, RISE bertujuan untuk memberikan bukti berbasis penelitian bahwa pendekatan kota yang peka air dan terlokalisir dapat memberikan perbaikan kesehatan dan lingkungan yang berkelanjutan dan hemat biaya,” terang Unhas RISE Focal Point Ansariadi, SKM., MSc PH., Ph D.
RISE menggunakan konsep infrastruktur hijau dalam menangani kawasan permukiman kumuh. Program ini menguji coba solusi alami – seperti rawa buatan yang dibangun dan kebun serapan yang dirancang khusus – untuk mengurangi polusi lingkungan dan kontak manusia dengan polusi. Keberhasilan program akan diukur dengan kesehatan warga yang tinggal di permukiman kumuh – khususnya anak berusia di bawah lima tahun – dan lingkungan sekitar masyarakat.
Dalam study visit mahasiswa juga mengunjungi laboratorium RISE. Dipandu oleh RISE Lab Technician, Zulkifly, mahasiswa Murdoch melakukan lab touring untuk melihat beberapa sampel lingkungan seperti sampel nyamuk yang merupakan vector dari beberapa penyakit seperti malaria dan demam berdarah.
Beberapa sampel jejak tikus yang telah diidentifikasi dari permukiman RISE juga mendapat perhatian mahasiswa Murdoc. Ada juga analisis sampel lingkungan berupa air yang terkontaminasi bakteri Escherichia coli (E-coli) dengan metode Idexx. Mereka juga melihat beberapa sampel kesehatan manusia berupa feses yang telah dianalisis menggunakan metode kato katz (untuk melihat telur dan mengidentifikasi jenis cacing).
Usai mengunjungi laboratorium penelitian RISE, mahasiswa Murdoc melanjutkan dengan kunjungan lapangan ke lokasi percontohan intervensi RISE di Jl Inspeksi PAM Lorong Kanal 1 RT 1 RW 1 Kelurahan Batua. Di lokasi ini, mahasiswa diperlihatkan pembangunan kawasan permukiman yang menggunakan metode peka air. Lokasi percontohan Batua dibangun menggunakan community design, bekerja sama dengan masyarakat, pemimpin lokal, mitra pemerintah dan Universitas Hasanuddin (Unhas) untuk mengembangkan solusi lokal, yang memungkinkan masyarakat memanen air hujan dan limpasan air hujan mereka sendiri, mendaur ulang air limbah, dan melindungi dari banjir. Melalui ujicoba solusi alami – seperti rawa buatan dan kebun resapan yang dirancang khusus – RISE bertujuan mengurangi polusi lingkungan dan kontak manusia dengan polusi. (*)