Mahasiswa PBL II FKM Unhas Gelar Penyuluhan dan Pelatihan Pemanfaatan Pangan Lokal Guna Penuhi Gizi Anak

Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) kembali diadakan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas).

PBL kedua ini merupakan kegiatan lanjutan dari PBL sebelumnya sebagai bentuk intervensi dari data yang telah diperoleh di PBL pertama.

Mahasiswa Pengalaman Belajar Lapangan II, Posko 25 FKM Unhas mengadakan Penyuluhan dan Pelatihan Pemanfaatan Pangan Lokal Guna Memenuhi Gizi Anak.

- Iklan -

Kegitan penyuluhan ini sebagai bentuk intervensi non fisik yang dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian stunting.

Sedangkan kegiatan pelatihan pemanfaatan pangan lokal sebagai bentuk intervensi fisik dalam pencegahan stunting di Desa Sawakong.

Menurut data yang diperoleh, masalah stunting masih menjadi masalah Kesehatan utama yang ada di desa Sawakong.

- Iklan -
Baca Juga:  Prodi Arsitektur Universitas Fajar Sukses Gelar Kuliah Tamu

Hal inilah yang mendorong mahasiswa Posko 25 untuk memberikan penyuluhan pencegahan stunting.

“Kegiatan ini sebagai bentuk intervensi yang kami lakukan dalam pencegahan stunting di Desa Sawakong.

Sebagaimana dalam PBL 1 kemarin kami mendapatkan data sekunder bahwa masalah stunting menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di Desa Sawakong,” ujar koordinator posko 25 Andi Tania Yasni Aldini, Senin 10 Januari 2022.

- Iklan -

Kegiatan ini dimulai dengan penyuluhan mengenai stunting dan gizi buruk lalu dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan Es Krim Kelor.

Kegiatan ini dihadiri oleh 18 orang ibu beserta balita dan juga kader kader kesehatan yang ada di Desa Sawakong.

Bahan pangan kelor merupakan bahan pangan utama yang sering ditemui di berbagai tempat di Desa Sawakong.

Baca Juga:  Pembukaan KELOPAK Nasional 2024, Rektor UNM Umumkan Jalur Khusus PTN untuk Anggota Pramuka

Hal inilah yang mendorong mahasiswa Posko 25 untuk mengolah bahan pangan berupa kelor tersebut menjadi es krim yang dapat digemari masyarakat terkhusus anak – anak

“Kami mengambil kelor yang diolah menjadi es krim karena kelor kita dapat temui di berbagai tempat di Desa Sawakong.

Selain itu, kami mengolah kelor menjadi es krim karena anak-anak akan lebih tertarik jika makanan diolah menjadi es krim dan kelor memiliki gizi yang baik bagi pertumbuhan anak,” ujar salah satu anggota posko 25 Andi Aan Mugniyah, Senin 10 Januari 2022.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU