Program studi kesehatan masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) kembali melaksanakan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) II sebagai tindak lanjut dari PBL I yang sebelumnya telah dilaksanakan pada bulan Juli 2021.
Salah satu prioritas masalah yang didapati oleh Posko 25 pada saat pelaksanaan PBL I yaitu perilaku hidup bersih dan sehat terkait dengan pemberian ASI eksklusif.
ASI merupakan makanan pokok yang paling penting untuk bayi, karena dalam ASI terkandung hampir semua zat gizi dengan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi.
Berangkat dari permasalahan tersebut, mahasiswa Posko 25 mengadakan penyuluhan dengan tema “Pentingnya ASI Eksklusif Dalam Menunjang Kecukupan Gizi Bayi Dan Balita”.
Penyuluhan tersebut diadakan guna meningkatkan kesadaran ibu hamil untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan.
Penyuluhan ini dilakukan pada hari Jum’at, 14 Januari 2022 yang bertempat di salah satu masjid yang berlokasi di Dusun Talakalabbua, Desa Sawakong.
Penyuluhan dilaksanakan mengikut jadwal kelas ibu hamil yang rutin dilaksanakan oleh pihak Posyandu di Desa Sawakong yang dihadiri oleh beberapa orang dari pihak Puskesmas Bontokassi.
Penyululan ini dilakukan dalam bentuk permainan guna memberikan kemudahan bagi ibu hamil untuk memahami pesan yang akan disampaikan.
Permainan tersebut mengikuti modul emo-demo (emotional demonstration) yang dikeluarkan oleh Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) dan terbagi atas dua sesi, sesi pertama yaitu Kolostrum Untuk Bayiku dengan durasi selama 15 menit.
Ibu hamil diberikan ilustrasi serta penjelasan terkait warna dan kekentalan ASI. “ASI kental berwarna kuning (kolostrum) yang keluar pada hari-hari pertama setelah melahirkan adalah normal, berikan bayi Anda kolostrum untuk perlindungan dan awal terbaik kehidupannya,” ujar Srifa Noevi Hasim selaku penanggung jawab program .
Sesi kedua yaitu Ikatan Ibu dan Anak. Pada permainan ini para ibu hamil dibagi menjadi berpasang-pasangan.
Ibu saling memperkenalkan diri dengan dua mtode yaitu berjabat tangan dengan menggunakan perantara seperti pulpen atau buku dan berjabat tangan langsung tanpa perantara.
Kemudian ditanyakan perasaannya pada saat meperkenalkan diri dengan menggunakan dua metode tersebut.
Sebagian besar ibu hamil mengatakan bahwa saat berjabat tangan menggunakan perantara merasa biasa saja, namun pada saat berjabat tangan langsung para ibu merasa nyaman dalam memperkenalkan diri.
Di akhir permainan, Rabiatun Rafiah selaku penanggung jawab program juga mengatakan bahwa begitupun juga dengan bayi, menyusui anak secara langsung akan menciptakan dan memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak karena adanya kontak mata dan sentuhan fisik yang penting dalam perkembangan dan pertumbuhan bayi.