Mahasiswa Perikanan, MIPA dan Teknik Unhas Ciptakan Alat Inovasi

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat hingga pada akhir tahun 2018, ekspor produk perikanan Indonesia mencapai US$5 miliar atau naik 10 persen dari tahun sebelumnya, dan masih didominasi oleh komoditi udang sebanyak 180.000 ton.

Dibalik keberhasilan tersebut, ada berbagai cerita tentang penolakan produk perikanan di negara-negara tujuan. Penyebab utama dari penolakan tersebut karena penurunan kualitas produk, baik itu akibat kontaminasi virus, bakteri atupun cemaran lainnya.

Kualitas produk perikanan memiliki sifat yang hanya dapat dipertahankan dan tidak dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, salah satu upaya mempertahankan kualitas udang dengan penanganan pasca panen berupa proses sortir dan grading.

Nelayan budidaya udang vanamei masih melakukan proses sortir dan grading udang secara tradisional dengan menggunakan tangan satu persatu sehingga memerlukan waktu yang lama dan jumlah karyawan yang cukup banyak, baik itu di skala budidaya tradisional, semi intensif, intensif bahkan super intensif. Lambatnya penanganan pada tahap ini mengakibatkan kualitas udang menurun terutama udang yang berada di bagian bawah tumpukan.

Baca Juga:  Mengupas Jurusan Farmasi: Dari Kimia hingga Teknologi Obat Modern

Sebagai rangkaian Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) penerapan teknologi yang diselenggarakan oleh Kementrian Riset dan Teknologi, Mahasiswa Perikanan, Teknik dan MIPA Universitas Hasanuddin, Menginisiasi Inovasi alat SGM (Sortir dan Grading Mini) sebagai upaya mempercepat penanganan udang pasca panen sehingga dapat mengurangi udang yang rusak akibat penumpukan tersebut.

Ketiga Mahasiswa yang berasal dari berbagai disiplin ilmu ini diantaranya Fikrang (Perikanan), Harun (Teknik Mesin) dan Mutmainna (Fisika), dibawah bimbingan Fahrul S.Pi, M.Si.

Alat ini dalam tahap pengerjaan dan akan diaplikasikan pada nelayan budidaya udang vanamei pada awal bulan Juni yang berlokasi di Desa Garongkong, Kelurahan Mangempang, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.

Alat ini terdiri dari tiga komponen yaitu, komponen meja sortir, komponen jaring berjalan dan komponen grading.

Baca Juga:  Keunggulan dan Perkembangan Dunia Farmasi

Penggunaan alat ini diharapkan dapat menghemat waktu proses sortir dan grading 2-3 jam dibandingkan dengan cara tradisional sehingga kualitas udang tetap terjaga dan mengurangi jumlah udang yang terbuang percuma akibat kerusakan yang terjadi pada lamanya proses sortasi dan grading.

- Iklan -

Alat ini berukuran kecil sehingga dapat dipindahkan dari satu tambak ke tambak lain. Dari segi harga, alat ini dapat dijangkau oleh petambak udang termasuk petambak skala tradisional. Penerapan alat ini menggunakan tenaga manusia ataupun tenaga mesin untuk menjalankan alat sortir dan grading tersebut. Sehingga proses sortir dan grading dapat dilakukan secara cepat dan tepat tanpa membuat kerusakan pada produk.

“Harapannya alat yang adik-adik buat buat bisa mengurangi waktu panen dan menjaga kualitas udang yang dipanen sehingga nilai ekonomis udang tetap tinggi,” Kata Fahrul S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing program.(*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU