Mahasiswa Unhas Olah Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian jadi Pakan dan Pupuk

Takalar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) yang tergabung dalam Penerima Beasiswa Yayasan Kalla yang bekerja sama dengan Unhas Reski Amalia (Peternakan 2017) dan Fajar (Sospol 2015) melakaukan pengabdian di Desa Balangtanaya Kabupaten Takalar sealama kurang lebih satu bulan.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut salah satu kegiatan yang dilakukan adalah Pelatihan Pengolahan limbah pertanian dan peternakan jadi pakan dan pupuk.

Kegiatan tersebut mengundang fasilitator dari Dosen Peternakan Unhas Sema, M P., yang membawakan teori dan praktik pengolahan limbah peternakan dan pertanian menjadi pakan ternak dan pupuk.

Turut Hadir Sekertaris Dinas Pertanian Takalar, Kordinator Penyuluh Kecamatan Polombangkeng Utara dan Kelompok Tani se Desa Balangtanaya. Masyarakat antusias dalam mendengarkan dan turut berptisipasi dalam membuat pakan dan pupuk.

Baca Juga:  Unifa Siap Berkontribusi dalam Penguatan SDM Sektor Transportasi Udara

Kepala Desa Balangtanaya Dewagun Hasyim dalam sambutannya sangat berterima kasih kepada Yayasan Kalla dan Unhas yang telah menyempatkan untuk berpartisipasi dalam memberikan pelatihan kepada Masyarakat Desa Balangtanaya dan berharap kelak sampah-sampah pertanian dan kotoran ternak di Desa Balangtanaya bisa menjadi Dollar.

“Saya selaku pemerintah Desa sangat berharap dengan kedatangan Yayasan Kalla dan Universitas Hasanuddin di Desa Balangtanaya kelak bisa membawa Masyarakat Balangtanaya bisa lebih sejahtera kedepan dan mengharapkan masyarakat bisa mengubah sampah-sampah dan kotoran sapi jadi Dollar,” tutupnya.

Baca Juga:  Tenaga Vokasi Farmasi: Siapa dan Apa Perannya Dalam Dunia Farmasi

Sementara itu Sema salaku fasilitator berharap kepada masyarakat agar tidak segan-segan untuk memulai dan bertanya jika ada hal-hal yang dibutuhkan dalam pengolahan limbah pertanian dan ternak.

“Saya berharap ini bisa ditindaklanjuti oleh masyarakat dan mau sedikit demi sedikit meninggalkan penggunaan bahan kimia menjadi organik, ini demi keberlanjutan Balangtanaya kedepan agar tetap berkelanjutan dan terhindar dari efek negatif penggunaan baham kimia yang terlalu berlebihan, saya siap datang di Balangtanaya jika dipanggil lagi. Tetapi di waktu libur yakni Sabtu dan Minggu,” kata Dosen Muda yang akrab dipanggil Sema itu. (FP/*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU