Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id-Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Sosial Humaniora melakukan penelitian tehadap pengembangan pohon aren di Desa Lanne, Kabupaten Pangkep. Penelitian berjudul “Meretas Jalan Mengembalikan Kejayaan Aren Guna Mendukung Perwujudan Dewi (Desa Wisata) Lanne” sebagai upaya menemukan masalah terkait minimnya pengelolaan aren di desa itu.
Tim yang terdiri dari Dewi Indasary mahasiswi Fakultas Pertanian, Nurul Hikmah Meilani mahasiswi Fakultas Pertanian dan Ramdhan Rachmat, mahasiswa Fakultas Kehutanan itu telah melakukan penelitiannya sejak April 2019.
Desa Lanne merupakan salah satu daerah yang pernah menjadi sentra aren di Sulawesi Selatan. Namun, kini aktivitas masyarakat dalam mengelola aren semakin berkurang. Di sisi lain, posisi Lanne yang berada di kaki pegunungan Bulusaraung dengan cuaca yang sejuk, landscape yang indah serta kehadiran situs purbakala, membuat desa ini sangat potensial dikembangkan sebagai desa wisata.
Melihat potensi alam Desa Lanne yang luar biasa, Dewi Indasary, mahasiswa pertanian yang juga ketua tim penelitian bersama kedua rekannya termotivasi untuk menggali kemungkinan mengembalikan kejayaan aren guna menopang pengembangan Lanne sebagai desa Wisata.
“Gula aren sebagai komoditas unggulan di Desa Lanne yang bisa dikembangkan sebagai ole-ole guna mendukung Desa Wisata Lanne,” kata Dewi Indasary.
Gadis berkacamata itu mengungkapkan bahwa penelitian yang dilakukannya didasari pada keinginan mereka untuk menghidupkan kembali aktivitas masyarakat dalam mengelola pohon aren khususnya menjadi gula merah. Mereka beranggapan bila aren memliki potensi ekonomi yang besar guna menopang pendapatan keluarga di desa itu serta tidak dapat lepas dari budaya masyarakat setempat yang menjadikan bagian pucuk aren sebagai bahan utama dalam penyiapan hidangan dalam kegiatan-kegiatan adat.
“Saat ini, masyarakat yang mengelola aren sudah sangat jarang, padahal dahulu daerah ini menjadi sentra pembuatan gula aren,” Dewi Indasary.
Minimnya kegiatan pengelolaan aren tersebut didukung dengan kegiatan masyarakat yang senantiasa menebang pohon aren untuk keperluan adat.
“Ya, memang betul. Jadi masyarakat biasa menebang untuk dibuat sayur pongko. Itu dibuat dari bagian pucuk aren dan biasanya untuk keperluan adat,” ungkap Kepala Desa Lanne, Kamaruddin Rahman SSos.
Penelitian yang berjalan di bawah bimbingan Bapak Dr Suhasman S Hut M Si ini dilakukan menggunakan teknik observasi, inventarisasi, wawancara dan dokumentasi. Keempat teknik tersebut akan mengantar pada hasil untuk merumuskan strategi pengembangan aren.
“Melalui teknik yang digunakan, kami berharap bahwa strategi yang nantinya kami hasilkan akan mendukung terwujudnya Desa Lanne sebagai Desa Wisata,” tutur Dewi Indasary. (*)