Mahasiswa Untad yang Akan Kuliah Sementara di Unhas dapat Langsung ke Unhas

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir menyerahkan bantuan Unhas kepada korban gempa Palu.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir menyerahkan bantuan Unhas kepada korban gempa Palu.

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Menyambung informasi yang disampaikan oleh Humas Unhas sebelumnya, banyak laporan dari mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) yang telah meninggalkan Palu sangat kesulitan berkomunikasi dengan pihak kampus. Selain karena jaringan komunikasi yang belum sepenuhnya pulih, juga situasi di Kampus Untad yang masih mengalami kerusakan infrastruktur cukup parah.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof Dr Ir Muh Restu, MP, Rabu, 3 Oktober 2018 menggelar rapat bersama seluruh Wakil Dekan Bidang Akademik se-Unhas. Rapat ini khusus membahas kesiapan Unhas untuk menampung mahasiswa Untad akan yang mengikuti kuliah sementara (sit in) di Unhas.

“Saya meminta rekan-rekan Wakil Dekan Akademik untuk melaporkan kesiapan daya tampung yang bisa kita akomodasi untuk mahasiswa asal Untad yang akan sit in. Pada saat bersamaan, saya juga meminta Humas untuk mendata jumlah mahasiswa Untad yang ingin kuliah sementara di Unhas,” kata Prof Restu.

Secara umum, kata Prof Restu, para wakil dekan bidang akademik menyatakan kesiapannya. Jika jumlah mahasiswa Untad pada suatu prodi tidak terlalu besar, bisa disisipkan di kelas-kelas yang sudah berjalan. Namun jika jumlah mahasiswa cukup besar pada suatu prodi, kita akan memikirkan alternatif lain, kalau perlu membuka kelas baru.

Baca Juga:  KKJ Indonesia Desak Rektor Unhas Hentikan Kriminalisasi Terhadap Pers Mahasiswa

“Dengan demikian, data mengenai jumlah mahasiswa asal Untad ini sangat penting bagi kita,” lanjut Prof Restu.

Khusus untuk mahasiswa Fakultas Kedokteran yang sedang proses co-ass masih akan dibahas dulu secara internal oleh Fakultas Kedokteran Unhas. “Saya akan membahas ini dengan masing-masing bidang di fakultas kami,” kata Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran, Dr dr Irfan Idris, M Kes.

Sebelum memulai perkuliahan, mahasiswa asal Untad akan didampingi dalam proses trauma healing. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Keperawatan, Rini Rachmawaty, Ph.D mengusulkan hal ini, mengingat kondisi psikologis mahasiswa yang baru saja mengalami bencana.

“Anak-anak ini pasti mengalami trauma dengan tingkat berbeda-beda. Sebelum kuliah, kita akan berikan pendampingan agar beban mental yang mereka hadapi dapat teratasi,” kata Rini.

Proses Pendataan

- Iklan -

Bagi mahasiswa Untad yang telah meninggalkan Palu (khususnya yang berada di Makassar) dan ingin mengikuti kuliah sementara (sit in) di Unhas, dipersilakan langsung mengisi formulir pendataan awal di Unhas. Formulir ini dapat diperoleh dan diserahkan ke Subdit Humas dan Informasi Publik Unhas, Lantai 6 Gedung Rektorat Unhas.

Baca Juga:  Bagaimana Peran GMP dalam Industri Farmasi?

Direktur Komunikasi Unhas, Suharman Hamzah, mengatakan bahwa langkah ini merupakan respon dari situasi di Palu yang masih sangat sulit untuk berkomunikasi. “Kita tidak ingin memberatkan mahasiswa Untad. Duka Tadulako adalah duka Unhas. Bagaimanapun, Untad itu lahir sebagai salah satu binaan Unhas,” kata Suharman.

Setelah mahasiswa ini didata, Unhas akan mengirimkan nama-nama tersebut ke pihak Untad untuk memperoleh persetujuan dari pimpinan Untad. “Jadi, prosesnya adalah antarlembaga. Setelah Untad mengirimkan rekomendasi nama-nama yang kita kirimkan, barulah proses kuliah sementara di Unhas bisa dimulai,” lanjut Suharman.

Berkaitan dengan biaya kuliah, Wakil Rektor Bidang Akademik Unhas menegaskan Unhas berkomitmen tidak akan membebani mahasiswa dengan biaya-biaya. “Kita akan memikirkan mekanismenya, berkoordinasi dengan Majelis Rektor, Forum Rektor, dan Kemenristek Dikti. Yang jelas, mahasiswa korban bencana ini tidak akan terbebani,” kata Prof Restu. (FP)

 

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU