Makalah Sistem Dispersi, Pengertian, Jenis, Rumus Lengkap Contoh

Makalah Sistem Dispersi, Pengertian, Jenis, Rumus Lengkap Contoh, Sistem dispersi jika secara sederhana dapat diartikan sebagai larutan atau campuran dua zat yang berbeda maupun sama wujudnya.

Dilansir dari laman Materibelejar.co.id, berikut ini penjelasan lengkap dari Makalah Sistem Dispersi, Pengertian, Jenis, Rumus Lengkap Contoh.

Pengertian Sistem Dispersi

Sistem dispersi jika secara sederhana dapat diartikan sebagai larutan atau campuran dua zat yang berbeda maupun sama wujudnya. Sistem dispersi tersebut ditandai dengan adanya zat yang terlarut dan zat pelarut.
Contohnya, tiga jenis benda, yaitu pasir, gula dan susu masing-masing dimasukkan ke dalam suatu wadah yang berisi air, kemudian diaduk dalam wadah terpisah, maka kita akan memperoleh 3 sistem dispersi. Pasir, gula dan susu disebut fase terdispersi. Sedangkan air disebut medium pendispersi.

Pengertian Dispersi

Dispersi merupakan peristiwa penguraian cahaya putih (polikromatik) menjadi komponen-komponennya karena pembiasan. Komponen warna yang terbentuk yakni merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Dispersi juga dapat terjadi karena ada perbedaan deviasi untuk setiap panjang gelombang, yang disebabkan oleh perbedaan kelajuan masing-masing gelombang pada saat melewati medium pembias. Gambar 1. menunjukkan dispersi sinar putih yang melalui sebuah prisma.

sinar putih oleh prisma

Pembiasan Cahaya pada Prisma

Prisma ialah benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu yang berfungsi menguraikan (sebagai pembias) sinar yang mengenainya.

Baca Juga:  Sejarah, Jenis, Makna Dan Filosofi Pakaian Adat Provinsi Papua Selatan

Permukaan ini disebut dengan bidang pembias, dan sudut yang dibentuk oleh kedua bidang pembias disebut sudut pembias (β). Cahaya yang melewati prisma akan mengalami dua kali pembiasan, yaitu saat memasuki prisma dan meninggalkan prisma.

Jika sinar datang mulamula dan sinar bias akhir diperpanjang, maka keduanya akan berpotongan di suatu titik dan membentuk sudut yang disebut sudut deviasi.

Jadi, sudut deviasi (δ) merupakan sudut yang dibentuk oleh perpanjangan sinar datang mula-mula dengan sinar yang meniggalkan bidang pembias atau pemantul. Gambar 2. menunjukkan sudut deviasi pada pembiasan prisma.

- Iklan -

sudut deviasi

Materi fisika :
Pelangi merupakan contoh dispersi cahaya oleh butiram-butiran air hujan. Butiram-butiran air hujan memantulkan cahaya matahari ke arah kita sehingga terurai menjadi pelangi
Pada segiempat ABCE berlaku hubungan:
β + ∠ABC = 180o
Pada segitiga ABC berlaku hubungan:
r1 + i2 +∠ABC = 180o

sehingga diperoleh hubungan:

β + ∠ABC = r1 + i2 +∠ABC

β = r1 + i2 ……………………………………………… (1)dengan:

β = sudut pembias prisma
i2 = sudut datang pada permukaan 2
r1 = sudut bias pada permukaan 1
Terdapat segitiga ACD, ∠ADC + ∠CAD + ∠ACD = 180o dengan ∠CAD = i1 – r1 dan ∠ACD = r2 – i2, sehingga berlaku hubungan:

∠ADC + (i1 – r1) + (r2 – i2) = 180o∠ADC = 180o + (r1 + i2) – (i1 + r2)

Jadi, sudut deviasi ( δ ) adalah:

δ = 180o – ∠ADC
δ = 180o – [180o + (r1 + i2) – (i1 + r2)]
δ = (i1 + r2) – (r1 + i2)
Diket = r1 + i2 (persamaan (1), maka besar sudut deviasi yang terjadi pada prisma adalah:
δ = (i1 + r2) – β  ……………………………………… (2)
dengan:
δ = sudut deviasi
i1 = sudut datang mula-mula
r2 = sudut bias kedua

β = sudut pembias

Baca Juga:  Sejarah Dan Kenikan Sphinx Agung Giza
Grafik-sudut-deviasi-terhadap-sudut-datang-pada-prisma
Gambar 3. Grafik sudut deviasi terhadap sudut datang pada prisma.

Pada sudut deviasi berharga minimum (δ = 0) jika sudut datang pertama (i1) sama dengan sudut bias kedua (r2).

Secara matematis dapat dituliskan syarat terjadinya deviasi minimum (δm) adalah i1 = r2 dan r1 = i2, sehingga persamaan (2) dapat dituliskan kembali dalam bentuk:
δm = (i1 + i1) – β
δm = 2i1 – β
i1 = (δ+β) / 2 .,……………………….. (3)
Selain itu, deviasi minimum juga bisa terjadi jika r1 = i2, maka dari persaman (1) diperoleh:
β = r1 + r1 = 2r1

r1 = 1/2 β  ……………………………………………………… (4)

Bila dihubungkan dengan Hukum Snellius diperoleh:
n1.sin i1 = n2.sin r1

(sin i1/sin i1) = (n2/n1)

Masukkan terlebih dahulu i1 dari persamaan (3) dan r1 dari persamaan (4) sehingga:
sudut-deviasi-minimum-pembias-prisma-dispersi
Jika n1 = udara, maka n1 = 1, sehingga persamaan di atas menjadi:
δm = (n2  − n1) β……………………………………….. (7)
dengan:
 n1 = indeks bias medium
n2 = indeks bias prisma
β = sudut pembias (puncak) prisma
δm = sudut deviasi minimum

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU