Makna Desain Kursi Paus Fransiskus Buatan Siswa SMK PIKA Semarang

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia membawa kebanggaan tersendiri bagi siswa dan guru di sebuah sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jawa Tengah. Dua kursi yang digunakan Paus selama kunjungannya di Jakarta merupakan hasil karya siswa, guru, dan karyawan SMK Pendidikan Industri Kayu Atas (PIKA) Semarang.

SMK PIKA Semarang mendapat kesempatan untuk membuat kursi yang akan digunakan oleh Paus Fransiskus dalam acara Misa Suci di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta pada Kamis, 5 September mendatang.

Total terdapat dua kursi yang dibuat oleh siswa SMK PIKA Semarang untuk Paus Fransiskus. Kursi-kursi tersebut terdiri dari jenis rotan dan sofa, dirancang dengan desain sederhana dan didominasi oleh warna putih. Warna putih dipilih sebagai simbol kepemimpinan Paus Fransiskus sebagai pemimpin Gereja Katolik seluruh dunia.

Baca Juga:  Pemain Terbaik AFF Futsal 2024, Wendy Brian Ick: Berkat Jasa Ibu

Kedua kursi tersebut dibuat oleh para siswa selama 3,5 bulan dan melibatkan delapan siswa dari berbagai suku dan agama. Mereka terdiri dari pelajar kelas 11 (tingkat dua SMK) dan kelas 12 (tingkat tiga SMK), dengan bimbingan dari karyawan dan pengajar sekolah.

Lima dari delapan siswa yang terlibat adalah Angelica Darmawan (Buddha), Andrew Yulius Purnomo (Kristen), Achmad Rayyan Athallah (Islam), serta Angela Gregoria dan Antonio Roberto Zonggonau (Katolik).

Kepala SMK PIKA Semarang, FX Marsono, menjelaskan bahwa desain kursi menonjolkan kekayaan Indonesia. “Kami membuat dua kursi, satu kursi rotan dari kayu jati dan satu kursi sofa,” kata Marsono pada Selasa (3/9).

Martono menjelaskan alasan pemilihan jenis kursi rotan dan sofa. Kursi rotan dibuat dari bahan rotan dan kayu jati, yang keduanya merupakan kayu khas Indonesia, serta dirancang dengan model gunungan yang mencerminkan budaya wayang Indonesia.

Baca Juga:  6 Tradisi Perayaan Natal di Indonesia, Unik dan Penuh Makna

“Desain kursi rotan menampilkan motif gunungan wayang pada sandaran, simbol kekayaan budaya Indonesia.”

Sementara kursi sofa menggunakan bahan kayu beech dari Eropa, yang dipilih karena ketersediaannya yang terbatas. Kayu beech memiliki kualitas baik dengan ketahanan terhadap rayap dan serangga, serta warna yang menarik.

- Iklan -

Kursi sofa awalnya dirancang dengan visualisasi kepulauan Indonesia dan tulisan “Bhineka Tunggal Ika” di bawah burung garuda. Namun, desain sandaran kursi sofa diganti dengan logo kepausan.

Marsono menyatakan, desain kursi sangat sederhana sesuai permintaan panitia. Ukuran dan tinggi kursi juga disesuaikan dengan kebutuhan. Awalnya, desain kaki kursi kecil namun diperbesar setelah panitia merasa ragu, sehingga kursi kini tampak lebih kokoh. (SRY)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU