Mendengarkan musik membuat hati gembira siapa saja yang mendengarkan. Tetapi, dari mendengarkan musik proses tumbuh kembang anak usia dini bisa termaksimalkan.
Salah satu manfaat mendengarkan musik bagi anak usia dini mampu menstimulasi perilaku prososial terhadap anak. Perilaku prososial berkaitan erat dengan kepedulian seseorang kepada lingkungan sekitar. Anak yang memiliki sifat prososial akan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, hasilnya anak akan diterima di lingkungannya hingga mampu berperan dalam sebuah kelompok.
Musik dengan lirik positif atau prososial dapat meredakan perilaku agresif, lirik yang menceritakan pengalaman, kasih sayang, nasihat, pengetahuan, cita-cita dan cerita-cerita yang sesuai dengan tumbuh kembang anak akan mudah di serap.
Lagu anak memiliki irama yang sederhana sehingga dapat mudah dipelajari oleh anak usia dini. Orang tua bisa memilihkan lagu yang tepat karena anak mempunyai kepekaan yang baik terhadap musik.
Musik dapat merangsang pertumbuhan otak dan mengaktifkan koneksi otak anak usia dini, selain itu juga ada irama musik dengan isi lirik yang baik akan direkam dan diikuti oleh anak usia dini dan akan ditiru dalam perilaku sehari-hari.
Guru dapat menentukan dan memilih lagu yang disajikan sebagai menu pembelajaran anak di sekolah dan di rumah dengan mendengarkan musik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua saat memilihkan lagu untuk anak usia dini.
- Pilihlah lagu yang bertema anak-anak Akan lebih baik lagi juga dinyanyikan anak yang seusianya. Beberapa tema yang layak untuk anak antara lain tentang kasih sayang, baik kepada Tuhan, orang tua, teman, hewan, maupun sesama makhluk hidup lainnya. Tema lainnya adalah tentang alam, permainan, cinta tanah air, persahabatan dan lainnya.
- Lirik mudah dipahami dengan menggunakan bahasa yang lugas. Lirik harus bukan mengandung kiasan, sederhana dan mudah dihafal. Kalimat lirik tidak terlalu panjang bahkan cenderung hanya mengulang-ulang kata atau suku kata saja. Tiruan bunyi biasanya akan lebih menarik bagi anak-anak. Sebagai contoh, bunyi ’dor’ pada lagu Balonku,’tik-tik-tik’ pada lagu Hujan, ’tuk-tik-tak-tik-tuk’ pada lagu Naik Delman, ’tut-tut-tut’ pada lagu Naik Kereta Api dan tiruan hewan atau benda lain sangat mereka sukai.
- Melodinya sangat sederhana, tidak terlalu sulit rentang nada tidak terlalu jauh atau panjang sehingga mudah dinyanyikan anak-anak. Lompatan nada dari satu nada ke nada lainnya tidak terlalu jauh. Adapun wilayah jangkauan nadanya hanya berkisar tidak lebih dari satu oktaf. Lagu yang memiliki jangkauan nada terlalu lebar maka akan menyulitkan anak dalam menyanyikannya.
- Â Pilih lagu yang berirama riang atau ceria, lincah, menyenangkan, serta semangat Lagu-lagu sendu umumnya tidak cocok untuk lagu anak karena suasana sendu, tak bersemangat akan dapat mempengaruhi suasana anak-anak. Anak-anak perlu ceria, perlu energik, perlu semangat sehingga pilihlah lagi yang ceria dan iramanya bersemangat. Lagu Pelangi, Naik Delman, Aku Anak Indonesia, merupakan contoh lagu-lagu yang energik, lincah, berirama riang dan semangat.
- Â Pilih lagu yang temponya atau kecepatannya sesuai dengan usia atau kondisi anak, lagu yang terlalu cepat temponya biasanya cukup menyulitkan anak dalam menyanyikannya serta menghafal syairnya. Demikian pula yang terlalu lambat, juga akan membawa suasana yang kurang menggairahkan. Perhatikan pula bagaimana kondisi anak. Anak-anak yang memiliki keterlambatan dalam bicara atau berpikir biasanya juga akan memiliki kesulitan juga dalam menghafal dan menyanyi. Oleh karena itu pilih lagu yang sangat sederhana untuk anak yang mengalami gangguan seperti itu.
- Usahakan memilih lagu yang liriknya mengandung berpesan tentang menjaga kebersihan, tentang persahabatan, kasih sayang dan lainnya. Misalnya lagu Pelangi memiliki pesan moral mengenalkan Tuhan dan penciptaannya. Lagu Becak, memiliki pesan untuk mengagumi keramaian kota sekaligus berhati-hati dalam berkendaraan. Lagu Kucingku Lucu berisi pesan agar kita menyayangi hewan.
- Pilihlah lagu yang berirama sesuai perkembangan anak, lagu berirama dangdut, rock, electronic dance music, reggae, barangkali kurang cocok dengan masa perkembangan jiwa anak. Meskipun isi liriknya masih masuk kategori anak, iramanya yang kurang cocok bagi perkembangan usianya. Demikian pula lagu yang berirama anak-anak jika liriknya mengandung makna yang terlalu dewasa tentu ini juga bukan konsumsi anak-anak. Dengan memahami karakter lagu diharapkan para guru dan juga orang tua dapat menentukan dan memilih lagu yang dapat disajikan sebagai menu untuk pembelajaran anak di sekolah dan di rumah.