Masih Berlanjut, Kemendikbud Kembali Luncurkan Merdeka Belajar Episode IV

FAJARPENDIDIKAN.co.id-Program Merdeka Belajar belum berakhir. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar episode IV terkait program organisasi penggerak. 

Merdeka Belajar episode IV iniakan mengkolaborasikan guru dan meningkatkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran. Tujuannya, para guru akan memiliki konsep baru untuk mengajari siswanya di sekolah.

“Program ini kan justru meningkatkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran dan kompetensi guru. Organisasi penggerak ini kan pelaku. Sasarannya siapa? kepala sekolah dan guru. Nanti proses pembelajaran tersebut menjadi satuan pendidikan. Ini bukan mengganti guru. Justru berkolaborasi dengan guru,” kata  PLT Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan Kemendikbud, Supriano, dikutip dari Republika.co.id.

Merdeka Belajar episode IV memiliki tiga tipe program dalam program organisasi penggerak yaitu kategori gajah, macan dan kijang. Lalu, nantinya di dalam organisasi penggerak akan ada monitoring dan evaluasi dan selanjutnya adalah linimasa program organisasi penggerak tersebut.

Untuk kategori gajah akan diberikan bantuan dana 1 tahun sebesar Rp 20 dan akan dipercaya untuk mentransformasikan sekitar 100 sekolah agar menjadi sekolah penggerak. 

Baca Juga:  Mozaik Avanezka, Anak Indonesia Juara 2 Lomba Ice Skating di Kazakhstan

Kemudian, Kelompok Macan diperuntukkan bagi organisasi yang masih berkembang dan memiliki perencanaan pendidikan yang baik. Organisasi kategori ini akan dipercaya memegang sekitar 21 hingga 100 sekolah serta mendapatkan dukungan dana sebesar 5 miliar per tahun.

Sementara itu, Kelompok Kijang adalah organisasi yang masih baru berkembang namun memiliki ide-ide menarik. Kelompok ini akan mendapat dukungan dana sebesar 1 miliar.

“Jadi tidak hanya kita berfokus pada organisasi yang sudah jalan saja tapi kita pun memberikan kesempatan ke organisasi yang punya ide-ide dalam rangka inovasi dan dalam rangka proses perbaikan dan pembelajaran di sekolah. Nah ini bisa saja antara 1 sampai 20 dan kita beri anggaran sebesar 1 miliar ya. 5 sampe 20 sekolah untuk dilakukan dan rencananya program ini selama 2 tahun,” tutur Supriano dikutip dari detik.com.

Supriano juga mengatakan bila organisasi penggerak yang dilibatkan akan membuat semua sekolah memiliki inovasi baru dalam hal teknologi dan kompetensi. 

- Iklan -
Baca Juga:  KKJ Indonesia Desak Rektor Unhas Hentikan Kriminalisasi Terhadap Pers Mahasiswa

Komponen Utama
Terdapat empat komponen yang menjadi fokus perhatian organisasi penggerak. Pertama kepala sekolah harus diberikan pelatihan dan pengetahuan. Kepala sekolah juga harus memiliki rencana ke depannya. 

“Artinya kepala sekolah itu harus tahu ia sebagai manajer dan ia juga harus mengerti proses pembelajaran terhadap siswa dan tentunya juga kepala sekolah punya visi dan misi untuk mendorong atau mengembangkan kemampuan guru tentunya dalam konteks pembelajaran dalam rangka peningkatan kompetensi. Nah ini poin pertama untuk sekolah penggerak,” kata dia.

Di program ini peran guru digerakan untuk memahami dan berpihak ke peserta didik. Guru juga harus bisa mengajar dan mengikuti sesuai perkembangan anak. 

Misalnya guru matematika jangan menyamakan kemampuan dirinya terhadap siswanya tapi mengikuti talenta siswanya yang misalnya suka olahraga. Karena itu, guru tersebut harus kreatif untuk melakukan proses pembelajaran agar digabungkan antara olahraga dengan matematika. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU