Matahari memiliki peran penting dalam kehidupan dan keberlangsungan tata surya. Apa yang terjadi bila Matahari mati dan bagaimana nasib Bumi?
Matahari saat ini dianggap dalam tahap fase utama di mana fusi nuklir hidrogen memungkinkannya memancarkan energi dan memberikan tekanan yang cukup untuk menjaga bintang agar tidak runtuh karena massanya sendiri. Umur Matahari diprediksi tinggal 5 miliar tahun dari sekarang.
“Matahari berusia kurang dari 5 miliar tahun,” kata Paola Testa, Astrofisikawan di Center for Astropysics seperti dikutip dari Live Science, Selasa (21/12/2021). “Ini semacam bintang paruh baya, dalam arti bahwa hidupnya akan menjadi sekitar 10 milair tahun atau lebih.”
NASA mengungkapkan setelah Matahari membakar sebagian besar hidrogen di intinya, Matahari akan bertransisi ke fase berikutnya sebagai raksasa merah. Pada titik ini sekitar 5 miliar tahun di masa depan, Matahari akan berhenti menghasilkan panas melalui fusi nuklir.
Bagian luar matahari yang masih mengandung hidrogen akan memuai, bersinar merah saat mendingin. Ekspansi ini secara bertahap akan menelan planet-planet tetangga matahari, Merkurius dan Venus, dan mendorong angin matahari ke titik di mana mereka menghancurkan medan magnet Bumi dan melepaskan atmosfernya.
Hal ini hampir pasti akan menjadi berita buruk bagi kehidupan apa pun yang tersisa di planet Bumi pada saat itu. Dengan asumsi ada yang selamat dari peningkatan 10% kecerahan matahari, diperkirakan fenomena ini akan menguapkan lautan Bumi dalam 1 miliar hingga 1,5 miliar tahun, menurut sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Geophysical Research Letters.
Dalam beberapa juta tahun dari ekspansi awal ini, kemungkinan matahari juga akan memakan sisa-sisa batuan Bumi, menurut sebuah studi tahun 2008 yang diterbitkan dalam Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.
Matahari kemudian akan mulai menggabungkan helium yang tersisa dari fusi hidrogen menjadi karbon dan oksigen, sebelum akhirnya runtuh ke intinya, meninggalkan nebula planet yang indah (cangkang plasma panas yang tersisa) di lapisan luarnya saat menyusut menjadi bintang mati seukuran Bumi yang sangat padat, jauh lebih panas, yang dikenal sebagai katai putih.