7. Komunikasi Secara Efektif
Komunikasi terdiri atas wawancara, musyawarah, laporan lisan, dan laporan tertulis. Bahasa yang menggunakan aksioma seharusnya jelas, ringkas, bebas akronim, dalam struktur gramatikal yang baik, dan mengungkapkan isi dalam aturan sederhana yang logis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kominikasi yang efektif adalah:
- Jangan bicara atau menulis dalam bentuk langsung sebab auditor bukanlah bagian dari manajemen.
- Jangan menggunakan istilah-istilah yang berimplikasi pada kesalahn-kesalahan kerja dari pihak yang diaudit.
- Jangan menjadikan pihak yang diaudit sebagai pokok bahasan, baik secara verbal atau tertulis.
- Pertimbangkan sifat ego pihak yang diaudit ketika memberi saran.
- Menjaga laporan dan memberikan keadilan.
- Jangan berargunen mengenai moralitas.
- Mengaitkan dengan kondisi lingkungan ketika mencari penyebab dari temuanya.
- Sepanjang proses penyusunan laporan mengizinkan pihak yang diaudit untuk mengungkapkan pendapatnya.
- Sopan dengan seluruh karyawan pihak yang diaudit dan menyambut manajemen pihak yang diaudit dengan rasa hormat.
- Melakukan pertemuan dan wawancara di kantor pihak yang diaudit.
- Mempertimbangkan kemungkinan tekanan yang muncul dalam diri pihak yang diaudit.
8. Pelaksanaan Audit Partisipasi
Selain masalah perilaku pihak yang diaudit, auditor internal juga perlu memahami budaya organisasi. Porter et al. (1985) mengatakan bahwa budaya organisasi mempengaruhi sikap dan perilaku auditor.
Elemen-elemen keperilakuan dalan audit partisipasi:
- Pada awal audit, tanyakan pada pihak yang diaudit bidang mana yang akan diaudit.
- Bangun suatu pendekatan kerja sama dengan staf pihak yang diaudit dalam menilai pemrograman dan pelaksanaan audit.
- Peroleh persetujuan dan rekomendasi untuk tindakan koreksi.
- Dapatkan persetujuan atas isi laporan.
- Memasukkan informasi nyata pada laporan audit.
Itulah Materi Akuntansi Keperilakuan: Aspek Keperilakuan dalam Audit, semoga bermanfaat!