FAJARPENDIDIKAN.co.id – Angka prevalensi stunting di Kepulauan Selayar masih relatif tinggi dibandingkan angka rata-rata nasional.
Data dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 menunjukkan bahwa di Kepulauan Selayar jumlah balita stunting sebanyak 32,10 persen lebih tinggi dari angka nasional pada tahun yang sama yaitu sebanyak 27,67 persen.
Padahal menurut standar World Health Organization (WHO) angka prevalensi balita stunting di sebuah daerah tidak boleh lebih 20 persen.
Hal ini menjadi fokus pembahasan dalam kegiatan pendampingan Komunikasi Perubahan Perilaku (KKP) kerja sama Kemenkes dan FKM Unhas yang berlangsung 2 hari yaitu Rabu dan Kamis tanggal 29-30 September 2021 di Aula PKK Kabupaten Kepulauan Selayar.
Kegiatan adalah rapat koordinasi Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar dengan mengundang semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait stunting yang didampingi FKM Unhas untuk bersama menyusun regulasi terkait percepatan penurunan dan pencegahan stunting.
Dukungan Pemda Kabupaten Kepulauan Selayar terkait program penurunan stunting ditunjukkan dengan surat undangan yang ditandatangani oleh Bupati kepada semua OPD terkait untuk hadir pertemuan ini.
Asisten II Ir H Arfang Arief mewakili Bupati, Kepala Dinas Kesehatan dr Husaini, M Kes., Kepala Dinas PMPTSPTK Muhammad Arsyad, SKM, MScPH, utusan Dinas Pendidikan, Pemberdayaan Perempuan, Kominfo dan Bagian Hukum Setda hadir langsung dalam kegiatan ini beserta semua pemegang program terkait stunting Kabag/Kasie di jajaran Dinkes Kabupaten Kepulauan Selayar.
FKM Unhas mengutus Yahya Thamrin, SKM, MKes., MOHS., PhD., sebagai ketua tim dan penanggung jawab lokus bersama Dr Agus B Wirawida, SKel., M Kes., sebagai pendamping untuk Kabupaten Kepulauan Selayar.
Menurut Yahya sebagai ketua tim pendamping FKM Unhas, Kepulauan Selayar berpontensi besar untuk melakukan percepatan penurunan stunting karena Selayar memiliki nilai nilai lokal spesifik “Batti-Batti'” yang bisa digunakan sebagai kanal komunikasi menyampaikan pesan pesan stunting kepada sasaran kelompok berisiko.
Selain penyusunan regulasi di hari kedua juga dilakukan penyusunan dokumen strategi komunikasi (strakom) KKP.
Acara ini ditutup oleh Kepala Dinas Kesehatan dr Husaini didampingi Kasie Promkes Dinkes Alamsyah, SKM.