Cara Politeknik Negeri Fakfak Menjadi yang Terbaik
Penghargaan PDDIKTI Awards 2021 menjadi spesial untuk Politeknik Negeri Fakfak, karena dari 4.500an perguruan tinggi se-Indonesia, hanya 16 universitas dan 23 politeknik yang memperoleh penghargaan ini. Umumnya kampus besar, seperti Institut Teknologi Bandung dan Politeknik Negeri Jakarta.
“Inilah yang ingin kami suarakan kepada masyarakat Papua dan Indonesia, bahwa ada politeknik negeri di Papua, yang baru berdiri sembilan tahun, tapi kualitasnya bisa diadu,” lanjut Subhan.
Subhan mengakui bahwa menyelenggarakan pendidikan tinggi di Fakfak tidaklah mudah. Banyak tantangan tersendiri, seperti konektivitas internet yang kurang bagus dan kondisi geografis yang luas dan berbukit.
Terlebih di masa kuliah online seperti saat Pandemi COVID-19 ini, mahasiswa Politeknik Negeri Fakfak tersebar di penjuru Papua Barat.
Namun, tantangan itu bisa ditaklukkan Politeknik Negeri Fakfak dengan usaha ekstra dari semua komponen di kampus. Tiga strategi setidaknya dilakukan oleh Politeknik Negeri Fakfak.
Pertama, memastikan komitmen dari semua komponen di kampus. Semua unsur Sivitas akademika harus mempunyai komitmen bersama dalam memberikan pelayanan yang lebih baik. Dosen berkomitmen mengajar, mahasiswa berkomitmen belajar dan mengumpulkan tugas kuliah.
“Seperti, komitmen dari masing-masing dosen, bagaimana melaksanakan pengajaran dan pembelajaran berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, serta melaporkan data akademik secara tepat waktu.” jelas Subhan.
Kedua, memberikan penghargaan dan hukuman (reward and punishment). Perguruan tinggi menurut Subhan memang perlu mempunyai aturan dan memberikan reward bagi dosen atau unsur yang berprestasi, serata memberikan punishment bagi yang tidak sesuai dengan ketentuan.
Dalam kaitannya dengan PDDIKTI Awards, pelaksanaan aktivitas kuliah dan pelaporan tugas dan administrasinya, ditarget oleh Subhan agar selalu tepat waktu. Jika memenuhi target diberi hadiah, jika tidak memenuhi diberi hukuman.
“Kita di Politeknik Negeri Fakfak menerapkan aturan dan memberikan reward bagi dosen atau komponen kampus yang melaksanakan kegiatan kampus dan melaporkan data tepat waktu.
Itu sebagai motivasi. Selain itu, Politeknik Negeri Fakfak juga tidak segan-segan memberi punishment pada dosen yang tidak taat, mahasiswa yang tidak taat,” lanjut Subhan.
Ketiga, Politeknik Negeri Fakfak menggunakan teknologi terkini dan mumpuni. Dengan memanfaatkan update teknologi, menurut Subhan, kampus dimudahkan untuk berkembang dan melakukan aktivitas akademiknya. Terlebih dunia saat ini akan menghadapi Revolusi Industri 4.0.
Politeknik Negeri Fakfak, imbuh Subhan, tidak mau ketinggalan dalam memanfaatkan teknologi walaupun berada di Indonesia Timur.
Prestasi PDDIKTI Awards ini, menurut Subhan, tak bisa dilepaskan dari komitmen yang kuat di Politeknik Negeri Fakfak dan penggunaan teknologi sistem akademik berbasis awan (Siakadcloud).
Karena berbasis awan, aktivitas akademik dan administrasi kampus terhubung secara otomatis dan bisa dilakukan mahasiswa dan dosen, kapan dan di mana saja. Termasuk ketika belajar dari rumah karena pandemi COVID-19 seperti saat ini.
“Jadi jangan ragu-ragu menggunakan teknologi yang mumpuni dalam melakukan pengelolaan akademik di kampus.
Politeknik Negeri Fakfak menggunakan sistem informasi akademik berbasis awan (Siakadcloud) yang memiliki fitur sinkronisasi otomatis ke Feeder PDDIKTI.
Yang penting dalam menghadirkan pelayanan pendidikan tinggi, adalah komitmen dalam memanfaatkan teknologi yang sudah tersedia luas di era revolusi industri 4.0 ini,” pungkas Subhan.