Memberi Nasihat Tidak Harus Diri Sempurna

Pada artikel sebelumnya, telah diulas, patut disyukurinya nasihat yang berharga, dari siapa pun dia.

Artikel kali ini, sebaliknya, tentang pemberi nasihat. Jangan menunggu diri harus sempurna, baru mau memberi nasihat.

Berikanlah nasihat dari pesan kebaikan kepada orang lain, walaupun kita masih banyak kekurangan.

- Iklan -

Ibnu Hajar rahimuhullah mengatakan, ” jika tidak ada yang bokeh memberi nasehat, melainkan orang yang bebas dari kesalahan, tidak ada orang yang boleh memberi nasehat kepada manusia setelah Rasulullsh shallallahu alaihi wasallam. Karena tidak ads orang yang maksum serelah Nabi SAW”.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Rabu, 6 November 2024: Teologi Keakraban (dengan Tuhan)

Justru dengan langkah memberi nasehat itu, kita akan berusaha menjadi lebih baik, dan menambah rasa malu kita untuk melanggar larangan Allah.

Dan pahala untuk orang yang menunjukkan kepada orang lain, tidak disyaratkan harus menjadi sempurna. Atau harus melalukannya lebih dahulu wallahu a’lam.

- Iklan -
Baca Juga:  Keutamaan Ikhlas Menghadapi Cobaan

Siapapun yang menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala orang yang melakukannya, sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam. (Ustadz DR Musyaffa Ad Dariny MA/ana)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU