FAJARPENDIDIKAN.co-id-Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Kajian Ilmiah Mahasiswa Bertakwa (LKIMB) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan Kelas Keperempuanan. Kegiatan tersebut belangsung selama dua hari di Gedung BT 102 FEB UNM yang berlokasi di Jl. Raya Pendidikan I, Tidung, Rappocini, Makassar pada \ Sabtu-Minggu, 3-4 Juli 2021.
Ketua Panitia, Hasni Amalia mengatakan bahwa Kelas Keperempuan ini bertujuan sebagai wadah untuk menumbuhkan kesadaran sosial tentang keadilan dan kesetaraan gender serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam menanggapi ketidakadilan gender.
Turut hadir Ismi Wulandari selaku Majelis Tinggi Organisasi UKM LKIMB UNM yang membuka secara resmi Kelas Keperempuanan dihadapan para peserta yang telah mendaftarkan diri sebelumnya.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan mengenai pesan leluhur masyarakat Bugis-Makassar tentang perempuan, yaitu “Jaga apa yang ada diatas pusarmu dan jaga apa yang ada di bawah pusarmu.”
Sesuai dengan tema yang diusung dalam kelas keperempuanan ini yaitu “Menelaah Hakikat Perempuan dalam Perspektif Keragaman”, panitia pelaksana menghadirkan beberapa pemateri handal dari latarbelakang yang berbeda. Di hari pertama menghadirkan Siti Indah Khazana Zahra, pengelola Rumah Kajian Filsafat yang membahas tentang Hakikat Perempuan. Imthihana Inayah Syahraeni dari Balla Makkunrai membahas tentang Feminisme.
Kemudian dilanjutkan pada hari selanjutnya tiga materi yaitu pertama Ismi Wulandari Eks Bendahara Umum UKM LKIMB UNM dan sekaligus Majelis Tinggi Organisasi UKM LKIMB UNM yang mendiskusikan tentang Perempuan dalam Perspektif LKIMB. Suryawati Ningsih Ketua Yayasan Rumah Muslimah Cendekia Makassar membahas tentang Perempuan dalam Budaya Timur. Kemudian Ainun Jamilah Founder Titik Temu membahas Perempuan dalam perspektif Agama-agama.
Setelah kegiatan berakhir salah satu peserta Kelas Keperempuanan Novita Sri Wahuni menyampaikan bahwa dengan mengikuti kelas ini, ia bisa paham bahwa feminisme tidak berarti mengungguli salah satu gender, feminisme berarti membangun kesetaran tanpa mendominasi. Mahasiswa Angkatan 2019 ini berharap agar masyarakat bisa memahami dan sadar akan keadilan dan kesetaraan gender dan bisa menghilangkan label-label negatif terhadap perempuan dalam masyarakat.