Catatan: Zacky Antony
Donald Trump dari Partai Republik resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada Senin, 20 Januari 2025, atau Selasa dini hari waktu Indonesia. Lahir pada 14 Juni 1946, Trump kini menjabat sebagai Presiden AS ke-47 untuk periode 2025-2029.
Sesuai dengan Konstitusi AS, seorang presiden memegang kekuasaan eksekutif selama empat tahun, dengan syarat minimal berusia 35 tahun. Tidak ada batasan usia maksimal, dan warga negara non-Amerika dapat mencalonkan diri asalkan sudah menjadi warga negara AS selama setidaknya 14 tahun.
Trump tercatat sebagai presiden tertua dalam sejarah AS. Pada saat dilantik, usianya telah mencapai 78 tahun 7 bulan, memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh Joe Biden, yang dilantik pada usia 78 tahun 2 bulan pada 20 Januari 2021. Sementara itu, rekor presiden termuda masih dipegang oleh John F. Kennedy, yang dilantik pada usia 43 tahun.
Selain itu, Trump juga membuat sejarah sebagai satu-satunya presiden AS yang terpidana pada saat pelantikan. Sepuluh hari sebelum pelantikan, Pengadilan New York menjatuhkan vonis bersalah kepada Trump dalam kasus suap terhadap bintang film dewasa, Stormy Daniels. Meskipun demikian, Trump tidak dijatuhi hukuman penjara karena alasan konstitusional yang melindungi presiden dari tuntutan pidana.
Kisah kontroversial ini bermula menjelang Pilpres 2016, ketika Stormy Daniels mengungkapkan pernah berhubungan seksual dengan Trump pada 2006. Untuk meredam dampak negatif, Trump memberikan uang tutup mulut melalui pengacaranya, Michael Cohen, sebesar Rp 2,1 miliar. Kasus ini menjadi salah satu skandal besar yang mengiringi langkah politik Trump.
Pelantikan kali ini adalah periode kedua kepemimpinan Trump di Gedung Putih. Sebelumnya, Trump menjabat sebagai Presiden AS ke-45 pada periode 2016-2020. Pada Pilpres 2020, Trump gagal terpilih kembali setelah kalah dari Joe Biden, namun berhasil bangkit dan memenangkan Pilpres 2024.
Trump bukan hanya tercatat sebagai presiden tertua, tetapi juga presiden yang penuh dengan kontroversi. Keputusan dan pernyataannya sering kali mengejutkan publik.
Sebelum pelantikannya pada 20 Januari, Trump telah membuat sejumlah pernyataan kontroversial, seperti rencana untuk merebut kembali Terusan Panama dari pemerintah Panama.
Tidak hanya itu, Trump juga menyatakan niat untuk menguasai Greenland yang saat ini berada di bawah kekuasaan Denmark. Untuk mencapai tujuannya, Trump bahkan mengindikasikan siap menggunakan kekuatan militer dan kebijakan ekonomi.
Keinginan Trump untuk menguasai Terusan Panama dan Greenland memperlihatkan sisi agresif dirinya. Ia juga sempat mengancam akan menjadikan Gaza sebagai “neraka” jika tidak tercapai gencatan senjata antara Israel dan Palestina sebelum pelantikannya pada 20 Januari 2025. Namun, gencatan senjata akhirnya tercapai pada hari tersebut.
Pada periode pertama kepemimpinannya, Trump juga menorehkan kontroversi besar dengan memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, sebuah langkah yang semakin memanaskan ketegangan antara Israel dan Palestina.
Kini, pada periode keduanya, dunia menunggu langkah-langkah kejutan apa lagi yang akan diambil Trump. Tidak tertutup kemungkinan, langkah-langkah kontroversial tersebut dapat membawa dunia menuju perang besar, khususnya dengan Iran. Trump diketahui sangat keras terhadap Iran, dan ketegangan antara negara itu dengan Israel semakin meningkat sejak tahun lalu.
Namun, di sisi lain, Trump juga dikenal lebih lunak terhadap Rusia. Meskipun keduanya memiliki kekuatan militer besar dan senjata nuklir, Trump mengkritik keras kebijakan pemerintahan Joe Biden yang memberikan bantuan besar-besaran kepada Ukraina untuk menghadapi invasi Rusia.
Seperti yang diduga, tak lama setelah dilantik, Trump sudah membuat gebrakan baru. Ia mengumumkan bahwa AS akan keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berencana memindahkan (relokasi) warga Palestina dari Gaza ke Indonesia.
Selain itu, Trump juga berencana untuk mengenakan pajak 25 persen pada Kanada dan Meksiko, serta membatalkan semua bantuan luar negeri AS, termasuk bantuan untuk badan-badan PBB.
Dalam kehidupan pribadinya, Trump sudah tiga kali menikah dan dikaruniai lima orang anak serta sepuluh cucu. Pernikahan pertamanya adalah dengan Ivana Trump, dengan tiga anak: Donald Trump Jr., Ivanka Trump, dan Eric Trump.
Setelah bercerai, Trump menikah dengan Marla Maples dan memiliki seorang putri, Tiffany Trump. Istri ketiga Trump, Melania Knauss, kini menjadi Ibu Negara, dan mereka memiliki seorang anak, Barron Trump, yang saat ini berusia 18 tahun.
*Penulis adalah wartawan di Bengkulu