Mengapa Anak Tidak Dianjurkan Minum Teh? Begini Penjelasannya

Teh adalah minuman yang umum dikonsumsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Di Indonesia, kita berada di urutan ke-22 dari 54 negara dalam hal konsumsi teh. Meskipun teh memiliki manfaat kesehatan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait konsumsi teh pada anak, terutama bagi mereka yang berusia di bawah 6 bulan.

Teh memiliki berbagai manfaat kesehatan, seperti membantu sistem pencernaan, meningkatkan kekebalan tubuh, dan mengurangi risiko penyakit. Namun, cara tubuh orang dewasa dan balita menyerap serta merespon teh berbeda.

Menurut Dhvani Shah, seorang ahli naturopati dan gizi, teh bukanlah minuman yang baik untuk balita. Pada anak-anak, konsumsi teh dapat mengganggu penyerapan kalsium, yang berisiko menyebabkan malcalcification dan defisiensi kalsium. Selain itu, konsumsi teh secara terus-menerus pada balita dapat mempengaruhi perkembangan otak, otot, sistem saraf, dan pertumbuhannya.

- Iklan -
Baca Juga:  8 Tips Agar ASI Melimpah dan Berkualitas

Menambahkan susu atau biskuit ke dalam teh untuk balita juga tidak disarankan. Kandungan protein casein dalam susu dapat berinteraksi dengan protein katekin dalam teh, yang dapat menyebabkan kecanduan teh, dan hal ini tidak sehat bagi anak di bawah lima tahun.

Menyusun makanan dan minuman sehat untuk anak memang tidak mudah. Aturan utama yang harus diperhatikan adalah memilih bahan-bahan alami tanpa tambahan pengawet atau zat kimia berbahaya.

Mengapa Anak Tidak Dianjurkan Minum Teh?

Kandungan Kafein: Teh mengandung kafein sekitar 3%, yang merupakan stimulan. Konsumsi kafein dapat membuat anak menjadi “hiperaktif” dan mengganggu tidurnya. Selain itu, kafein dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil.

- Iklan -

Mengganggu Penyerapan Zat Besi: Mengonsumsi teh setelah makan dapat menghambat penyerapan zat besi karena kandungan polifenol dan fitat dalam teh. Hal ini bisa menyebabkan anemia jika tidak diwaspadai.

Baca Juga:  10 Jenis Ikan yang Baik untuk Pertumbuhan Anak

Tidak Mengandung Nutrisi: Teh tidak mengandung makronutrien penting seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Setelah minum teh, anak mungkin merasa kenyang, sehingga mengurangi keinginan untuk makan makanan bergizi.

Kapan Anak Boleh Diberikan Teh?

Anak balita dapat mulai diperkenalkan pada teh, tetapi dalam jumlah yang sangat terbatas. Di usia 4 tahun, sebaiknya hanya diberikan satu cangkir tanpa gula dalam sehari. Teh herbal juga dapat diberikan pada anak di atas dua tahun untuk meredakan gejala ringan, seperti batuk pilek, namun perlu diingat bahwa tidak semua teh herbal aman.

- Iklan -

Alternatif yang Lebih Baik

Sebaiknya, prioritas utama adalah memberikan ASI untuk bayi yang baru lahir dan air putih untuk anak yang telah memasuki fase MPASI. (*)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU