Mengenal 4 Upacara Adat Bali, Salah Satunya Melasti

Pulau Dewata, Bali, tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena tradisi adat yang masih sangat kuat. Di Bali, Anda akan sering melihat berbagai upacara adat yang berlangsung setiap beberapa bulan.

Berikut adalah beberapa upacara adat Bali yang perlu Anda ketahui dan catat.

Upacara Melasti

Upacara Melasti adalah salah satu upacara adat yang paling penting untuk disaksikan. Tujuan utama dari upacara ini adalah untuk mensucikan diri dan lingkungan, dilaksanakan tiga hari sebelum Hari Nyepi. Agar bisa menyaksikan upacara Melasti, disarankan tiba di Bali 2-4 hari sebelum Hari Raya Nyepi.

Selain sebagai proses penyucian, upacara Melasti juga bertujuan untuk memohon perlindungan agar masyarakat Bali terhindar dari berbagai penyakit, baik fisik maupun sosial.

Rangkaian Acara Upacara Melasti

  • Menyiapkan Peralatan dan Sesaji: Peralatan yang dibawa biasanya ditentukan oleh pura, disertai sesajian untuk Tuhan atau Trimurti.
  • Arak-arakan: Setiap kelompok melakukan arak-arakan keliling desa sambil membawa peralatan upacara. Pimpinan kelompok akan menyiramkan air suci kepada peserta, dan arak-arakan berakhir di pantai yang telah ditentukan.

Beberapa pantai yang sering digunakan adalah:
– Pantai Kuta
– Pantai Jimbaran
– Pantai Padang Galak Sanur
– Pantai Amed

Baca Juga:  Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi dan Keunikan Rumah Limas, Rumah Khas Jambi

Proses Sembahyang: Inti dari upacara Melasti adalah persembahan. Setiap peserta akan diberi air suci dan meletakkan biji di dahi mereka sebelum melanjutkan dengan sembahyang secara khusyuk.

Ngembak Geni

Setelah perayaan Nyepi yang berlangsung selama 24 jam, umat Hindu Bali melanjutkan dengan upacara Ngembak Geni. Upacara ini dilaksanakan pada hari kedua bulan kesepuluh kalender Hindu-Bali, menandai akhir dari Catur Brata Penyepian.

Kata “Ngembak” berarti “bebas” dan “Geni” berarti “api”. Setelah Nyepi, masyarakat diizinkan untuk menyalakan lampu dan melakukan aktivitas di luar rumah.

Rangkaian Upacara Ngembak Geni

  • Catur Brata Penyepian: Terdapat beberapa aturan yang harus diikuti, seperti tidak menyalakan api, tidak bekerja, dan tidak bepergian.
  • Umat Hindu mengunjungi pura untuk berdoa dan mengucapkan terima kasih kepada Sang Hyang Widhi, diiringi dengan ritual Lengsur Banten dan Dharma Santi, yang merupakan proses saling memaafkan.

Upacara Omed-omedan

Setelah Ngembak Geni, upacara yang dinantikan oleh pemuda-pemudi adalah Omed-omedan, yang dianggap sebagai ajang pencarian jodoh. Dalam upacara ini, para pemuda dan pemudi dibagi menjadi dua tim.

- Iklan -
Baca Juga:  Simak!! Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi Keunikan dan Filosofi Rumah Joglo Situbondo

Proses Pelaksanaan

Setiap tim memilih satu perwakilan untuk berhadapan. Saat laki-laki mencoba memeluk perempuan, tim masing-masing menarik perwakilan mereka. Jika keduanya saling suka, mereka akan berusaha untuk berpelukan. Jika tidak, mereka akan terpisah dan disiram air oleh penonton.

Persyaratan

Omed-omedan diperuntukkan bagi pemuda berusia 17-30 tahun yang belum menikah. Wanita yang sedang haid tidak diperbolehkan ikut serta.

Upacara Saraswati

Hari Raya Saraswati adalah hari yang diperingati sebagai turunnya ilmu pengetahuan. Umat Hindu di Bali merayakannya setiap 210 hari, tepatnya pada hari Sabtu (Saniscara) Umanis (Legi) Watugunung.

Hari Saraswati dihormati sebagai penghormatan kepada Dewi Pengetahuan, Dewi Saraswati, yang digambarkan sebagai sosok cantik dengan empat tangan, mengendarai angsa dan merak.

Hikmah dari Upacara Saraswati

Umat diajak untuk bersyukur kepada Hyang Widhi atas ilmu pengetahuan yang diberikan, dengan harapan terbebas dari kebodohan dan menuju kebenaran serta kebahagiaan abadi.

Dengan memahami berbagai upacara ini, Anda akan lebih menghargai kekayaan budaya dan tradisi yang ada di Bali. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU