Suku Makassar (dalam bahasa Makassar: tu-Mangkasara’، تُو مَڠْكَاسَرَءْ; dalam bahasa Melayu Klasik: orang Mengkasar اورڠ مڠكاسر) adalah kelompok etnis yang mendiami pesisir selatan pulau Sulawesi.
Wilayah mereka meliputi Kotamadya Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Kepulauan Selayar, sebagian wilayah Bulukumba, sebagian Maros, sebagian Pangkajene, dan Kepulauan.
Suku Makassar dikenal sebagai salah satu suku terbesar di Sulawesi. Mereka memiliki reputasi sebagai etnis yang berjiwa penakluk, pemberani, namun juga demokratis dalam pemerintahan.
Mereka gemar berperang dan memiliki keahlian di laut. Mulai dari tahun 1511 hingga 1699, dengan Kerajaan Gowa sebagai simbolnya, Suku Makassar berhasil membentuk kerajaan yang luas dengan armada laut yang kuat.
Mereka membentuk sebuah imperium yang berbasis Islam, yang meliputi wilayah Sulawesi, bagian timur Kalimantan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku, Brunei, sebagian selatan Filipina, hingga bagian utara Australia.
Suku Makassar menjalin traktat dengan Bali, bekerjasama dengan Malaka dan Banten, serta dengan kerajaan-kerajaan lain di wilayah Nusantara maupun internasional, terutama dengan Portugis.
Namun, kerajaan mereka juga menghadapi perang sengit dengan Belanda, yang berujung pada kejatuhan kerajaan akibat kebijakan adu domba Belanda terhadap kerajaan-kerajaan taklukannya.
Suku Bangsa Makassar meninggalkan jejak nama kampung di beberapa negara, seperti Macassan Beach atau Pantai Makassar dan Macassar Bay atau Teluk Makassar. Kedua tempat ini terletak di Wilayah Utara Australia dan telah menjalin kontak dengan masyarakat pribumi sebelum abad ke-17 oleh pelaut Teripang asal Makassar. Di negara Timor Leste, pada tahun 1641, Sultan Mudaffar Raja Tallo memberi nama Pante Makassar.
Di negara tetangga Malaysia, terdapat Kampung Mengkasar (Makassar), yang didirikan pada tahun 1722 oleh Karaeng Aji. “Mengkasar” adalah istilah yang digunakan oleh orang Melayu untuk menyebut Makassar.
Kampung ini kemudian melahirkan generasi Karaeng Aji yang bernama Tun Abdul Razak dan Najib Razak, yang kemudian menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia.
Di Negara Pagoda, Thailand, pada tahun 1686, Daeng Mangalle mendirikan sebuah tempat dengan nama Makkasan di jantung ibu kota Bangkok. Di ujung selatan benua Afrika, terdapat sebuah kota kecil yang bernama Macassar, Western Cape, Afrika Selatan.
Pada tahun 1694, Syehk Yusuf al Makassari mendirikan sebuah perkampungan bersama pengikutnya yang disebut Makassar, sesuai dengan asal tempat mereka.
Tentu saja, itu adalah fakta menarik! Suku Makassar tidak hanya memberikan nama kepada beberapa kota, tetapi juga telah meninggalkan jejak budaya mereka di berbagai belahan dunia.
Mengenal asal usul dan perjalanan suku kita dapat membuka wawasan tentang warisan budaya dan sejarah yang kaya. Sungguh menakjubkan melihat bagaimana nenek moyang suku Makassar, yang merupakan pelaut sejati, telah berinteraksi dengan berbagai bangsa dan budaya di masa lalu. Hal ini menunjukkan keberagaman dan kontribusi yang besar dari suku Makassar dalam sejarah global. (*)