Mengenal KB IUD, Kontrasepsi Populer dan Efek Sampingnya

KB IUD atau KB spiral adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang banyak digunakan dan diandalkan oleh banyak wanita.

Meskipun IUD sangat efektif dalam mencegah kehamilan, ada beberapa efek samping yang perlu diketahui. KB IUD adalah pilihan kontrasepsi yang baik karena hanya memerlukan pemasangan sekali dan memberikan perlindungan hingga 10 tahun.

Keunggulan KB IUD

KB IUD, baik yang berbahan tembaga maupun hormonal, menawarkan berbagai keunggulan. Keduanya berfungsi dengan menghambat pergerakan sperma menuju sel telur. Dengan pemasangan yang tepat, kedua jenis IUD ini sangat efektif dalam mencegah kehamilan.

- Iklan -

Efektivitas Tinggi: Mencegah kehamilan dengan tingkat keberhasilan 98-99% selama lima tahun penggunaan.
Cocok untuk Banyak Wanita: Bisa digunakan oleh sebagian besar wanita dan tidak mengganggu aktivitas seksual.
Perlindungan Jangka Panjang: Memberikan perlindungan hingga 10 tahun, tergantung jenisnya.
Cocok untuk Ibu Menyusui: Tidak mempengaruhi proses menyusui.
Pemulihan Kesuburan: Kesuburan akan pulih segera setelah IUD dilepas, memungkinkan kehamilan kembali.
Tidak Meningkatkan Berat Badan: Tidak menyebabkan penambahan berat badan atau mempengaruhi suasana hati dan gairah seksual.
Tidak Terpengaruh Obat-obatan: Tidak terpengaruh oleh pengobatan tertentu dan tidak mempengaruhi pengobatan yang sedang dijalani.
Mengurangi Nyeri Menstruasi: Dapat membantu mengurangi nyeri menstruasi.
Dapat Dilepas Kapan Saja**: Dapat dilepas kapan saja oleh tenaga medis profesional.

Baca Juga:  10 Jenis Ikan yang Baik untuk Pertumbuhan Anak

Efek Samping KB IUD

Meskipun IUD efektif, beberapa wanita mungkin mengalami efek samping seperti nyeri menstruasi, spotting, atau perubahan dalam pola menstruasi. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk memastikan kecocokan dan mengatasi potensi efek samping.

Meskipun IUD efektif dalam mencegah kehamilan, ada beberapa efek samping yang perlu diketahui:

- Iklan -

Tidak Melindungi dari Penyakit Menular Seksual: IUD tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Meningkatkan Risiko Menoragia: Penggunaan IUD dapat menyebabkan perdarahan menstruasi yang berlebihan atau menoragia.
Peningkatan Risiko Penyakit Radang Panggul: Jika wanita terkena penyakit menular seksual saat menggunakan IUD dan tidak segera mendapatkan pengobatan, risiko radang panggul dapat meningkat.
Risiko Kehamilan Ektopik: Meskipun sangat jarang, ada risiko kehamilan ektopik yang lebih tinggi jika pembuahan terjadi saat IUD masih terpasang.

Baca Juga:  Empat Manfaat Jahe yang Penting untuk Diketahui

Siapa yang Tidak Disarankan Menggunakan KB Spiral

Dokter mungkin tidak merekomendasikan penggunaan KB IUD untuk wanita dengan kondisi berikut:

– Sedang hamil
– Mengalami kanker rahim
– Mengalami pendarahan vagina dengan penyebab yang tidak jelas
– Memiliki banyak pasangan seksual, yang meningkatkan risiko penyakit menular seksual
– Alergi terhadap tembaga (untuk IUD berbahan tembaga) atau memiliki penyakit Wilson

- Iklan -

Sebelum memutuskan untuk menggunakan IUD, penting untuk mempertimbangkan beberapa hal:

Risiko Penembusan Dinding Rahim: Meskipun jarang, ada kemungkinan IUD dapat menembus dinding rahim.
Risiko Kehamilan: Jika kehamilan terjadi saat IUD masih terpasang, ada risiko tambahan terkait kehamilan tersebut.
Risiko Infeksi: Ada sedikit risiko infeksi saat pemasangan IUD, sehingga pemeriksaan penyakit menular seksual mungkin diperlukan sebelum pemasangan.

Diskusikan kondisi kesehatan dan potensi risiko dengan dokter sebelum memasang IUD. Meskipun terdapat beberapa efek samping, IUD tetap merupakan pilihan kontrasepsi yang efektif dan bermanfaat dalam mencegah kehamilan. Risiko dan efek samping dapat diminimalisir dengan pemeriksaan kesehatan yang tepat. (*)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU