Mengenal Rumah Bubungan Tinggi, Rumah Adat Kalimantan Selatan

Rumah Bubungan Tinggi adalah rumah adat khas suku Banjar di Kalimantan Selatan. Rumah ini memiliki arsitektur unik dengan atap tinggi berbentuk lancip, yang menjadi ciri khasnya. Selain sebagai tempat tinggal, Rumah Bubungan Tinggi juga melambangkan status sosial dan menjadi pusat kegiatan adat dan keagamaan masyarakat Banjar.Berikut penjelasan Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi, Keunikan dan Filosofi Rumah Bubungan Tinggi.

Ciri-Ciri Rumah Bubungan Tinggi

  1. Bentuk Atap Lancip
    • Atap rumah menjulang tinggi dengan kemiringan curam, berbentuk pelana atau segitiga.
  2. Material Tradisional
    • Dibangun menggunakan kayu ulin (kayu besi) yang kuat dan tahan lama, dengan atap dari sirap kayu atau ijuk.
  3. Struktur Panggung
    • Rumah ini berdiri di atas tiang kayu dengan ketinggian sekitar 1,5–2 meter, melindungi dari banjir.
  4. Ruangan Bertingkat
    • Memiliki beberapa ruangan dengan fungsi berbeda:
      • Palidangan: Ruang utama untuk menerima tamu atau acara adat.
      • Anjung: Ruang samping kanan dan kiri untuk keluarga atau tamu penting.
      • Panampik: Teras depan sebagai tempat menyambut tamu.
  5. Ornamen Ukiran
    • Dihiasi ukiran khas Banjar dengan motif flora dan fauna, yang melambangkan keindahan dan nilai-nilai budaya.
  6. Tangga Depan
    • Tangga kayu menjadi akses utama, biasanya dihias dengan ornamen khas.
Baca Juga:  Simak!! Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi Keunikan dan Filosofi Rumah Dalam Loka

Fungsi Rumah Bubungan Tinggi

  1. Tempat Tinggal
    • Sebagai hunian bagi keluarga pemilik rumah, terutama kalangan bangsawan atau tokoh masyarakat.
  2. Pusat Kegiatan Adat
    • Digunakan untuk upacara adat, seperti perkawinan, selamatan, dan musyawarah masyarakat.
  3. Simbol Status Sosial
    • Rumah ini sering dimiliki oleh tokoh masyarakat atau keluarga terpandang sebagai simbol kehormatan.
  4. Perlindungan dari Alam
    • Struktur panggungnya melindungi rumah dari banjir, yang umum terjadi di daerah Kalimantan Selatan.
  5. Pusat Pendidikan dan Keagamaan
    • Kadang digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai Islam, mengingat masyarakat Banjar mayoritas beragama Islam.

Keunikan Rumah Bubungan Tinggi

  1. Atap Tinggi dan Ikonik
    • Atapnya yang menjulang tinggi mencerminkan estetika dan nilai-nilai spiritual masyarakat Banjar.
  2. Ukiran Khas Banjar
    • Motif ukiran seperti sulur, bunga, dan burung enggang menggambarkan keindahan budaya Banjar.
  3. Desain Adaptif
    • Dirancang untuk menghadapi tantangan geografis, seperti banjir dan iklim tropis.
  4. Struktur Bertingkat
    • Pembagian ruangan mencerminkan hirarki sosial dan budaya masyarakat Banjar.
  5. Filosofi Arsitektur
    • Desain rumah mencerminkan keseimbangan antara kehidupan duniawi dan spiritual.
Baca Juga:  Mengenal Rumah Adat Provinsi Aceh

Filosofi Rumah Bubungan Tinggi

  1. Keselarasan dengan Alam
    • Material lokal menunjukkan hubungan erat masyarakat Banjar dengan lingkungan.
  2. Simbol Ketinggian
    • Atap tinggi melambangkan doa dan harapan untuk hidup yang lebih baik dan keberkahan dari Tuhan.
  3. Kesatuan Sosial dan Spiritual
    • Ruangan rumah dirancang untuk mendukung kehidupan bersama dalam keluarga dan kegiatan keagamaan.
  4. Identitas Kebangsawanan
    • Rumah ini menjadi simbol martabat dan kehormatan pemiliknya.

Kondisi Saat Ini

Rumah Bubungan Tinggi kini lebih sering ditemukan sebagai bangunan cagar budaya atau replika untuk kepentingan pariwisata. Meski demikian, masyarakat Banjar tetap menjadikannya simbol warisan budaya yang kaya dan menjaga tradisinya melalui upacara adat serta pelestarian arsitektur.

Rumah Bubungan Tinggi tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga lambang kearifan lokal, keindahan arsitektur, dan nilai-nilai budaya masyarakat Banjar. Keunikan dan filosofi di balik pembangunannya menjadikannya salah satu warisan budaya yang patut dijaga dan dilestarikan.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU