Mengenal Tarian Tradisional dari Kalimantan Timur, Tari Belian Bawo

Indonesia terkenal dengan beragam tarian tradisional yang berasal dari berbagai provinsinya. Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Belian Bawo, Makna Tari Belian Bawo Properti dan gerakan, serta busana yang dipakai oleh penarinya.

Tari Belian Bawo merupakan salah satu tarian tradisional dari Kalimantan Timur yang berasal dari masyarakat suku Dayak. Tarian ini memiliki akar dalam ritual penyembuhan tradisional suku Dayak, yang dikenal sebagai upacara Belian.

Tari Belian Bawo biasanya dibawakan oleh dukun atau pawang dalam upacara adat untuk menyembuhkan penyakit, mengusir roh jahat, atau memohon perlindungan dari roh leluhur.

1. Sejarah Tari Belian Bawo

Tari Belian Bawo memiliki sejarah yang sangat erat dengan praktik kepercayaan animisme masyarakat Dayak di Kalimantan Timur sebelum masuknya pengaruh agama-agama besar seperti Islam dan Kristen.

Tarian ini berasal dari upacara penyembuhan atau ritual pengobatan tradisional yang dilakukan oleh dukun Dayak yang disebut Belian. Dalam upacara ini, dukun memanggil roh leluhur untuk meminta bantuan dalam menyembuhkan penyakit atau mengusir roh jahat yang diyakini menyebabkan malapetaka.

Seiring dengan waktu, Tari Belian Bawo tidak hanya dilakukan dalam konteks ritual, tetapi juga ditampilkan sebagai bagian dari festival budaya untuk melestarikan warisan adat.

2. Makna Tari Belian Bawo

Makna Tari Belian Bawo sangat terkait dengan kepercayaan spiritual masyarakat Dayak. Tarian ini merupakan sarana komunikasi antara manusia dan dunia roh. Gerakan-gerakan dalam tarian ini dipercaya dapat memanggil roh leluhur dan menjembatani manusia dengan alam gaib.

Baca Juga:  Simak!! Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi Keunikan dan Filosofi Rumah Panjang

Tujuan utama dari Tari Belian Bawo adalah untuk memohon kesembuhan, perlindungan, serta mengusir energi negatif. Dalam konteks ritual penyembuhan, tarian ini juga berfungsi untuk memberikan ketenangan batin kepada orang yang sakit atau mengalami masalah spiritual.

3. Properti yang Digunakan

Tari Belian Bawo melibatkan penggunaan beberapa properti tradisional yang memiliki nilai sakral, di antaranya:

- Iklan -
  • Gong dan gendang: Musik yang mengiringi tarian ini berasal dari instrumen tradisional seperti gong dan gendang. Suara musik dipercaya dapat menarik perhatian roh-roh leluhur dan menjaga ritme tarian tetap sakral.
  • Pohon dedaunan: Dalam beberapa variasi upacara, dedaunan atau tanaman yang dianggap sakral digunakan oleh dukun sebagai bagian dari ritual penyembuhan.
  • Sampar atau pedang: Dukun atau penari sering menggunakan sampar (pedang tradisional) sebagai simbol kekuatan spiritual untuk mengusir roh-roh jahat.

4. Gerakan Tari

Gerakan dalam Tari Belian Bawo sangat khas dan mendalam, mencerminkan proses penyembuhan spiritual. Beberapa gerakan khas dalam tari ini adalah:

  • Gerakan memanggil roh leluhur: Gerakan ini dilakukan dengan tangan yang bergerak melambai-lambai, seolah-olah memanggil roh untuk datang dan membantu dalam ritual.
  • Gerakan mengusir roh jahat: Tarian ini juga mengandung gerakan yang menyerupai aksi mengusir roh jahat, di mana penari bergerak dengan lebih cepat dan tegas.
  • Gerakan melingkar: Penari seringkali menari dalam formasi melingkar, yang dianggap sebagai simbol keabadian dan perlindungan dari energi negatif.
Baca Juga:  Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), Hewan Langka di Kalimantan

Gerakan-gerakan ini dilakukan secara perlahan dan berulang, mengikuti irama musik yang penuh dengan nuansa magis.

5. Busana Tari

Busana yang digunakan dalam Tari Belian Bawo sangat dipengaruhi oleh pakaian adat suku Dayak. Penari dan dukun yang membawakan tarian ini mengenakan pakaian adat yang khas, di antaranya:

  • Baju berbahan kulit kayu: Penari mengenakan baju tradisional yang terbuat dari kulit kayu atau kain tenun dengan motif Dayak yang khas. Busana ini biasanya dihiasi dengan manik-manik dan hiasan yang melambangkan hubungan dengan alam.
  • Hiasan kepala (tangkai atau topi tradisional): Penari dan dukun sering mengenakan hiasan kepala yang terbuat dari bulu burung atau tanduk binatang. Hiasan ini memiliki makna spiritual sebagai simbol kekuatan dan perlindungan.
  • Kalung dan gelang manik-manik: Manik-manik warna-warni yang menjadi bagian dari pakaian adat Dayak sering digunakan sebagai aksesoris, melambangkan keindahan dan kekayaan budaya Dayak.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU