Mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengan hewan bernama tupai. Ya, mamalia ini biasanya ditemukan di sekitar pohon yang tinggi dan besar dan biasanya berwarna cokelat. Namun, tahukah kamu kalau tupai juga ada banyak jenisnya dan masing-masing punya keunikannya sendiri? Nah, salah satu tupai unik tersebut yaitu tupai ekor sikat.
Keunikan Tupai Ekor Sikat
1. Pen-tailed tree shrew punya ekor seperti rambut warna putih
Tupai ekor sikat atau pen-tailed tree shrew (Ptilocercus lowii) bisa ditemukan di Thailand, Malaysia, Sumatera, Kalimantan Utara hingga pulau-pulau kecil terdekat. Hewan ini biasanya ditemukan di sekitar hutan, perkebunan karet, dan hunian manusia. Mereka biasa terlihat di atas ranting pohon dengan ketinggian 1,5–2 meter di atas tanah.
Tupai ini punya tubuh yang kecil seperti tikus dengan panjang ekornya sekitar 16–19 cm dan warna tubuhnya abu-abu hingga cokelat muda. Bagian tubuhnya yang paling menarik itu ada di ujung ekornya, lho! Sekitar 2/5 dari ujung ekornya ditumbuhi bulu-bulu seperti rambut yang berwarna putih dan ekornya sangat sensitif terhadap sentuhan. Ini yang menjadikan tupai ekor sikat mudah dikenali dan dibedakan.
2. Satu-satunya tupaiid yang aktif saat malam
Tupai ekor sikat merupakan satu-satunya tupaiid yang nokturnal, artinya tupai ini aktif di malam hari. Ketika tidur di siang hari, konsumsi oksigen dan suhu tubuh mereka akan turun secara signifikan. Tingkat metabolisme yang rendah ini dikaitkan dengan penghematan energi si tupai.
Seperti mamalia lainnya, tupai ini melahirkan dan menyusui anaknya. Si betina akan pergi dari sarang dan balik lagi setiap 48 jam sekali untuk menyusui anaknya. Uniknya, si betina akan meninggalkan aroma khusus di sarangnya sehingga si pejantan dan tupai sejenis lainnya tidak bisa masuk ke sarangnya yang berada di dalam batang pohon.
3. Tidak hanya buah dan serangga, mereka bisa minum alkohol
Pen-tailed tree shrew ini termasuk pemakan segala atau omnivora. Mereka bisa makan buah-buahan seperti pisang dan anggur, juga makan serangga seperti jangkrik, belalang, semut hitam, kecoak, kumbang, cocopet, tonggeret, dan serangga daun.
Selain itu, tupai ini juga mengonsumsi nektar yang dihasilkan dari bunga pohon palem bertam. Uniknya, nektar ini ternyata mengandung alkohol yang kadarnya termasuk tinggi bagi makanan alami. Dan secara mengejutkan, tupai ini tidak mabuk sama sekali!
4. Meskipun kadar alkoholnya tinggi, mereka tetap tidak mabuk
Penemuan tupai ekor sikat yang mengonsumsi nektar palem bertam menjadi perbincangan hangat. Bagaimana tidak, kadar alkohol dalam nektar tersebut dapat mencapai lebih dari 3,8%, menjadikannya salah satu makanan alami dengan konsentrasi alkohol tertinggi yang pernah ditemukan. Alkohol ini bearsal dari hasil fermentasi nektar oleh ragi alami yang ada di bunga palem.
Dilansir Science dan Live Science, tupai ini lebih sering mengonsumsi nektar palem bertam dibanding sumber makanan lainnya. Alhasil, konsentrasi alkohol dalam tubuh tupai ini lebih tinggi dibanding manusia dengan jumlah konsumsi yang sama banyak. Tidak seperti burung dan kelelawar yang sesekali mengonsumsi alkohol ketika musim panen buah, tupai ini justru mengonsumsinya secara terus-menerus sepanjang tahun. Meskipun suka “minum-minum” dalam jumlah banyak, ternyata mereka tidak mabuk!
5. Tidak hanya si tupai, pohon palem bertam juga merasa diuntungkan
Tidak hanya si tupai yang mendapat keuntungan dengan mengonsumsi nektar dari bunga palem bertam, pohon ini juga mendapat keuntungan dengan hadirnya si tupai. Ini karena mamalia tersebut membantu penyerbukan bunga palem bertam selagi mereka mengonsumsi nektarnya.
Dilansir National Geographic, tidak seperti bunga lain yang penyerbukannya dibantu serangga, bunga palem bertam punya struktur yang kokoh dan nektarnya punya aroma yang kuat untuk memancing mamalia kecil mendekat.
Bunga ini juga butuh waktu sangat lama untuk memproduksi nektar, sampai-sampai nektar tersebut terfermentasi oleh ragi alami yang selalu ada di kuncup bunga. Uniknya, beberapa spesies ragi tersebut belum pernah ditemukan sebelumnya.
6. Kok bisa konsumsi banyak alkohol?
Bagaimana tupai ekor sikat memetabolisme alkohol masih belum diketahui. Namun, mamalia ini diduga melakukannya dengan lebih efisien dibanding manusia.
Selain itu, kemungkinan besar tupai ekor sikat telah berevolusi bersama palem bertam sejak zaman dahulu, diperkirakan sejak 55 juta tahun lalu, sehingga kini mereka dapat hidup dengan mengonsumsi alkohol.
Tupai ekor sikat merupakan tupai paling primitif dibanding tupai lainnya, yang juga merupakan cabang awal dari garis keturunan yang mengarah pada monyet dan kera.
Karenanya, hewan ini dapat digunakan sebagai model dalam penelitian untuk memahami peran alkohol dalam evolusi primata. Selain itu, studi lanjut mengenai hewan unik ini masih perlu dilakukan.