Mengetuk Pintu Langit di Bulan Ramadan (2)

Ramadan adalah kesempatan emas memperbanyak doa dan mengetuk pintu langit. Karena ia saat yang mustajab dikabulkannya doa.

Sungguh hari-hari di bulan Ramadan adalah hari-hari yang agung. Tidak ada yang dapat mengetahui betapa agungnya hari-hari tersebut. Kecuali orang-orang yang telah kehilangan darinya, yaitu para penghuni kubur.

Seandainya Allah Taala mentakdirkan bagi para penghuni kubur untuk keluar dari kuburnya, niscaya mereka akan berkata, “Jangan pernah engkau sia-siakan satu detik pun di bulan Ramadan”.

“Betapa banyak orang yang berpuasa, namun dia tidak mendapatkan pahala dari puasanya tersebut, kecuali rasa lapar dan dahaga,” (HR Ath Tabrani dalam Al.Kabir, hadist dari Ibnu Umar, lihat Shahiihut Targhiib wat.Tarhiib no 1084).

Itulah sejelek-jelek puasa, hanya menahan lapar dan dahaga saja. Sedangkan larangan Allah maaih terus dilakukan. Hendaknya seseorang menahan anggota badan lainnya dari perbuatan tersebut.

Jabir bin Abdillah rashyallahu anhu berkata, “Seandainya engkau berpuasa, maka pendengaranmu, penglihatanmu, lisnmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram. Serta janganlah kamu menyakiti tetangga, bersikap tenang dan berwibawalah dari hari puasamu. “Jangalah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak puasamu sama saja”.(Lathaiful Ma’aarif, 1/168).

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Kamis, 7 November 2024: Situasi Suci yang dalam Kendali Tuhan

Semangat orang-orang saleh dalam menghidupkan Ramadan.

1. Umar radhyallahu anhu sepulang salat Isya, beliau kembali mengerjakan salat sepanjang malam, sampai terdengar adzan subuh.

2. Utsman radhyallahu anhu setelah berpuasa panjang di siang hari, beliau menghabiskqn malamnya dengan salat Beliau hanya tidur sedikit yaitu sebagian malam pertama, lalu bangun dengan salat yang aetiap rakaatnya menghatamkan seluruh Al-Quran.

- Iklan -

3. Silah bin Aahyim biasa menghabiskan seluruh malamnya untuk beribadah kepaaa Allah hingga waktu subuh. Lalu setah matahari terbit, dia berdoa, ” Ya Allah, hamba seperti merasa tidak pantas meminta surga kepadaMu, agar Engkau menyelamatkan hamba dari Jahanam” .

4. Ibrahim An Nakihat rqhimahullah berkata, “Al Aswad biasa menghatamkan Al-Quran di bulan Ramadan setiap dua malam. Di luar bulan Ramadan Al Aswad biaaa menghatamkan Al-Quran setiap enam malam. Waktu istirahat beliau, untuk tidur hanya antara.magrib dan Isya”. (.Syiar A’lam An Nubalaa IV/51).

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Senin, 14 Oktober 2024: Kunci bagi Pengabar Injil

5. Salam bin Abu Muthi rahimahullah berkata, ” Qatadah biasanya mebghatamkan Al Quran dalam setiap dalam 7 bari. Namin jika datang bulan Ramadan, ia menghatamkan Al Qurannya seriap dalam 3 hari. Bahlan jika databg sepuluh hari di bulan Ramadan, ia menghatamkannya setiap malam..(Syiar A’lam An Nubalaa, V/276).

6. Ar Rabi’ bin Sulaoman rahimahullah berkata ” Imam Asy Syafi’i biasa menghatamkan Al-Quran di bulan Ramadan sebanyak 60 kali”.

Ibnu Abi Hatim.menambahkan, “khataman tersebut dilakukan dalam salat’. (Syiar A’lam An Nubalaa x/36).

Dan banyak lagi cerita orang-orang saleh mengejar keridhaan Allah Taala meski lelah dalam merontokkan jasad mereka). (Ustadz Najmi Umar Bakkar/ana)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU