FAJARPENDIDIKAN.co.id – Membiasakan berbahasa Indonesia yang baik dan benar, bisa dilakukan melalui lomba. Dengan lomba, diyakini akan memotivasi peserta didik untuk membaca, memahami isi bacaan, dan bercerita sesuai yang ia pahami dari bacaan tersebut. Dari situ ia akan terbiasa membaca tulisan dalam buku yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Pendekatan lomba inilah yang digunakan oleh SD Negeri Borong dalam membiasakan murid-muridnya membaca, yang diadakan dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra 2020.
Setiap murid yang mengikuti lomba bercerita diminta membuat video berdurasi 3-5 menit. Tema lomba bercerita ini adalah “Merawat Bahasa dengan Gemar Membaca”. Materi ceritanya bebas, bisa bercerita tentang buku pelajaran, buku dongeng/cerita, atau sesuai buku yang diminati.
Panitia menetapkan mekanisme lomba yang terbuka untuk setiap murid, mulai kelas 1 sampai kelas 5. Hanya saja, mereka terlebih dulu mengirim videonya ke wali kelas masing-masing untuk diseleksi. Wali kelas yang kemudian mengirimkan video tersebut ke panitia.
Menurut Saparuddin Numa, S.I.P, selaku panitia penyelenggara, ada 20 pendaftar, di mana 16 peserta ikut kualifikasi, namun yang lolos ke babak final hanya 8 orang.
Ditambahkan, yang menarik dari lomba ini, ketika babak penyisihan peserta hanya mengirimkan video berceritanya, sedangkan di babak final peserta langsung bercerita di hadapan juri. Bapak final dilangsungkan di ruang Perpustakaan SDN Borong, Selasa, 27 Oktober 2020.
Aturan main ini dibuat mengingat masih dalam suasana pandemi Covid-19, sehingga protokol kesehatan diberlakukan.
“Sehingga ada tantangan tersendiri bagi peserta yang lolos babak final karena dia bercerita di depan dewan juri,” kata lelaki yang akrab disapa Sapar itu.
Dewan juri berasal dari guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Mereka terdiri dari M. Amin Syam, S.Pd, Rosmiaty, S.Pd.I, dan Evawaty Bahtiar, S.Pd. Tidak ada guru wali kelas yang menjadi juri untuk menjaga netralitas penilaian lomba.
Sapar menjelaskan, awalnya ada yang bertanya, kenapa peserta lomba disatukan, antara kelas 1 sampai kelas 5? Mengapa tidak dibedakan kelas rendah dan tinggi? Tapi dia berprinsip bahwa dalam hal bercerita, semua punya peluang dan potensi tanpa harus dibedakan kelas tinggi dan rendah.
“Alhamdulillah itu terjawab, karena yang juara pertama merupakan murid yang baru duduk di bangku kelas 1,” ucap Sapar penuh syukur. Apalagi lomba terlaksana dan berjalan sesuai harapannya.
Setelah proses penilaian, dewan juri menetapkan 3 peserta sebagai juara umum, sementara 1 peserta sebagai favorit. Masing-masing Juara 1, Fatimah Az-Zahra (1B), Juara 2, Andi Muh Huga Yusuf Husni (4B), Juara 3, Andi Mardiana Pratiwi Alif Panawan, dan Juara Favorit, Muh. Risqullah Abiyyu Asyeraf. Peserta favorit ini termasuk peserta dengan penampilan yang bagus.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Satuan Pendidikan Formal (SPF) SDN Borong, Dra Hj Hendriati Sabir, M.Pd, berharap lomba ini bisa menjadi kegiatan rutin Perpustakaan SDN Borong. Namun ke depan perlu ditingkatkan dengan peserta yang lebih luas, tidak hanya terbatas murid-murid SDN Borong.
Hendriati juga menyarankan untuk membentuk Tim Pustakawan Cilik dengan menggandeng mitra dari organisasi perangkat daerah (OPD) yang tupoksinya di bidang perpustakaan maupun para penggerak literasi.(*)