-
- Google based test yang merupakan sebuah tes yang jawabannya dapat dilihat di media pencarian seperti Google dimana kurang adanya pemicu critical thinking dan creative skills dari peserta
- Analyzed based test dimana peserta didik dituntut untuk berpikir satu level diatas rata-rata dengan memadukan konsep realitas suatu ilmu pengetahuan dalam pengimplementasian konsep yang
- Practicum based test adalah suatu kegiatan praktik yang menjadi tolak ukur pemahaman peserta didik dalam mempelajari suatu Mereka dituntut untuk menggunakan keterampilan softskill dan hardskill mereka secara bersamaan baik dengan metode kualitatif dan kuantitatif yang mengharuskan adanya peran aktif dari siswa-siswinya.
Seiring dengan berjalannya waktu, tes-tes tersebut mulai mengalami banyak sekali modifikasi mulai dari bentuk dan jenis soal, media pengerjaan, lokasi tes, dan sebagainya. Suatu cerminan pemahaman peserta didik melalui tes adalah nilai yang dikeluarkan akan menggambarkan kualitas pemahaman suatu individu.
Adapun bentuk lain dari tes atau ujian yang diberikan kepada siswa juga dapat berupa suatu evaluasi dan asesmen. Evaluasi merupakan suatu bentuk penilaian dengan metode refleksi kepada diri sendiri tentang pemahaman yang dimiliki terkait suatu materi yang dipelajari. Evaluasi mengacu kepada keterbukaan dan kemauan diri untuk berkaca kepada proses pembelajaran yang telah dilalui dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan asesmen adalah suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya terkait pemahaman peserta didik dengan membentuk gagasan yang mereka ketahui agar dapat diimplementasikan dalam suatu dimensi realitas dalam kehidupan yang ada sekarang ini.
Tanpa disadari, belum banyak lembaga pendidikan di Indonesia yang menggunakan evaluasi serta asesmen sebagai sebuah media pengukur pemahaman peserta didik walaupun pemerintah mulai tahun 2021 mengadakan tes berupa AKM ( Asesmen Kompetensi Minimum dan EHB BKS (Evaluasi Hasil Belajar) yang akan dicanangkan pemerintah untuk menjadi suatu alat ukur pemahaman peserta didik tingkat akhir.
Semua perangkat yang telah diberikan oleh pemerintah, namun pada praktiknya, semua perangkat ini masih belum maksimal dalam menjembatani siswa menjadi lebih baik. Oleh karena itu, perlu adanya peran aktif dari siswa itu sendiri untuk membangun dirinya menjadi lebih baik. Sebagai siswa kita sendiri yang harus paham dan sadar bahwa masa depan kita ada di tangan Yang Kuasa serta didukung oleh usaha dan doa kita yang akan membantu kita meraih semua impian kita. Sebagai pelajar, kita tidak bisa sepenuhnya meminta pihak yang lebih berwenang untuk segera mengganti kebijakan atau melakukan sesuatu sesuai intensi kita. Oleh sebab itu, kesadaran akan belajar, kepekaan untuk memperoleh ilmu, dan tendensi untuk menjadi yang terbaik harus dipicu dari diri kita sendiri.
Kita tidak perlu takut dituntut sebuah kesempurnaan di belenggu kepura- puraan. Pelajar Indonesia harus menjadi dirinya sendiri, tanpa perlu menghiraukan orang-orang di sekitar yang membebani dan memberikan ekspektasi berlebih. Dengan demikian, pelajar bisa menikmati semua proses yang ada dan diharapkan menghasilkan output maksimal.