Pendidikan merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Dengan pendidikan manusia bisa menambah wawasan, ilmu, dan bisa berpikir secara mendalam. Dua tahun belakangan ini pendidikan yang ada di Indonesia mengalami perubahan karena munculnya wabah baru yaitu virus Covid-19.
Dengan datangnya virus covid-19 membuat semua aktivitas manusia mengalami kendala. Dalam bidang ekonomi, masyarakat banyak yang mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) karena sebagian perusahaan mereka mengalami guling tikar. Di bidang kesehatan, banyak masyarakat yang terkena gejala covid sehingga mereka harus dirujuk ke rumah sakit. Dan rumah sakit pun menjadi penuh dan kurangnya tenaga medis yang membuat perawat mengalami kualahan dalam menangani pasien.
Dampak yang cukup besar juga di alami dalam bidang pendidikan. Karena adanya virus covid -19 membuat siswa tidak bisa belajar secara tatap muka atau secara langsung. Dengan begitu, membuat guru memutar pikirannya untuk membuat pembelajaran yang tetap menarik dan asyik seperti didalam kelas seperti biasanya.
Selain guru, siswa juga mengalami kesulitan jika didaerah rumah mereka susah dalam sinyal. Dan siswa yang berada di pelosok juga mengalami kesulitan karena mereka tidak biasa memakai gawai sehingga sebagian dari mereka belum memilikinya.
Dengan adanya virus covid-19 membuat proses belajar mengajar tidak terlaksana dengan maksimal. Karena penyampaian materi dari guru kepada murid hanya melalui aplikasi petemuan online seperti zoom, google meet atau hanya sekedar melalui video. Dengan itu, membuat menurunnya semangat siswa dalam belajar.
Dan juga kurang pahamnya materi yang diberikan oleh guru. Karena suasana pembelajaran secata tatap muka dengan pembelajaran tidak langsung sangat berbeda. Yang biasanya guru menyampaikan materi dengan nada yang penuh energik dan metode pembelajaran ang sangat bervariatif membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar.
Selama pembelajaran dipindahkan ke daring membuat orang tua mengeluh karena banyaknya uang yang harus dikeluarkan untuk membeli paket data. Selain itu, harus membelikan anak hp jika belum mempunyai.
Walaupun pihak pemerintah menyediakan subsidi kuota gratis. Tetapi sayangnya, bantuan tersebut belum sampai secara merata. Guru juga memikirkan agar siswanya bisa mengikuti pembelajaran tanpa mengalami kesusahan. Ada juga sebagian sekolah memfasilitasi beberapa hp dan menyediakan kuota gratis untuk siswanya.
Selama daring anak kurang mempunyai semangat dalam belajar karena faktor gadget. Di gadget banyak yang bisa diakses. Sehingga siswa lebih mengutamakan game daripada tugas sekolahnya. Itu juga menjadi tantangan bagi orang tua agar selalu memantau anaknya agar tetap kondusif dalam mengikuti pembelajaran walau hanya memalui tatap layar.
Harapan untuk kedepannya semoga siswa maupun guru tetap semangat dalam pembelajaran. Mulai 2023 bisa melangsungkan pembelajaran secara normal yaitu tatap muka. Dan kekurangan pembelajran selama daring selalu menjadi evaluasi bagi guru dan pemerintah terutama menteri pendidikan agar pembelajaran bisa berjalan semakin baik dan melahirkan siswa yang berkualitas dan berprestasi.