Pangkep, FAJARPENDIDIKAN.co.id -Kareba Mattiromatae, Sekolah di wilayah terpencil seperti daerah kepulauan sungguh berbeda dengan sekolah yang berada di kota. Perbedaan nampak mulai dari fasilitas pedidikan, latar belakang siswa, hingga kualitas guru.
Terkhusus kualitas guru, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kompetensi paedagogik guru dalam memilih model pembelajaran.
SDN 13 Gondong Bali terletak di Pulau Gondong Bali Desa Mattiro Matae Kecamatan Liukang Tupabbiring. dengan geografis Kepulauan Spermonde, Merupakan salah satu Pulau Terluar dengan batas-batas administrasi, sebelah utara berbatasan dengan selat Makassar, sebelah timur berbatasan dengan Desa mattiro Walie dan Mattiro Bombang, sebelah selatan berbatasan dengan Selat Makassar dan sebelah barat berbatasan dengan desa Mattiro Ujung dan Selat Makassar.
Kepala UPT SDN 13 Gondong Bali, Syamsinar, S,Pd.I masalah yang dihadapi pendidik di sekolahnya adalah keterbatasan pengetahuan guru tentang penggunaan Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP. Sebagian guru masih ada yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran langsung.
Hal ini jelas mempengaruhi kualitas pendidikan. Padahal, Syamsinar bertekad untuk memajukan kualitas siswanya setara dengan siswa yang ada di kota. Tentu, hal yang utama harus ditingkatkan adalah kualitas guru.
Jumlah guru 8 orang dan semua Non-PNS, sudah memenuhi standar jumlah tenaga kependidikan sekolah. Semua guru sudah berkualifikasi S1.
Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan SDN 13 Gondong Bali belum terukur secara menyeluruh karena belum ada hasil penilaian yang mengukur berapa tingkat pencapaian kompetensi seluruh pendidik dan tenaga kependidikan.
Dalam Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) yang dibuatnya dalam rangka Diklat Calon Kepala Sekolah, Syamsinar mengangkat tema “Peningkatan Kemampuan Guru Melalui IHT (IN The House Training) Penerapan Teams Games Tournament UPT SDN 13 GONDONG BALI”.
Dia menjelaskan tema tersebut diambil sebagai upaya untuk meningkatkan kempetensi guru menggunakan metode pembelajaran yang variatif melalui IHT di magang 1 masih rendah dalam kegiatan pembelajaran.
Disamping itu dari hasil penilaian Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) penulis sebagai peserta diklat calon kepala sekolah di temukan kelemahan pada dimensi kepribadian, permasalahan pada kompetensi Kewirausahaan yang belum optimal, dan kompetensi sosial maka penulis akan mengangkat tema tulisan yang terkait dengan dimensi kepribadian kepala sekolah, Kewirausahaan dan sosial
“Harapan saya nanti agar guru terampil memilih model pembelajaran dalam proses pembelajaran, guru lebih kreatif memilih model pembelajaran. Serta hasil belajar siswa meningkat dan terwujudnya pencapaian student wellbeing (kegembiraan siswa),” ucapnya.
Syamsinar memaparkan, pada tahap pelaksanaan kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) siklus 2 melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut, meningkatkan indikator pada kompetensi yang lemah berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pada siklus satu. Penjelasan materi tentang pemanfaatan model-model pembelajaran. Sesuai dengan indikator sasaran oleh narasumber sebagaimana refleksi pada siklus satu.
Juga melaksanakan kegiatan hasil evaluasi siklus 1 yang skornya lemah dampak guru, yaitu penerapan model pembelajaran di kelas. Melaksanakan kegiatan hasil evaluasi siklus 1 yang skornya lemah dampak bagi siswa, yaitu semua indikator belum maksimal tercapai.
“Dampak dari pelaksanaan proyek kepemimpinan ini yang dapat dilihat dari peserta didik adalah berupa peningkatan kemampuan pengetahuan dalam proses pembelajaran yakni dengan nilai prestasi peserta didik yang meningkat,” ucap Syamsinar.
Dampak lain dari pelaksanaan proyek kepemimpinan ini yang dapat dirasakan oleh peserta didik berupa semangat siswa dalam mengikuti pelajaran semakin meningkat ditandai dengan semakin rajin dalam mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. (instrument terlampir)Berikut data rekap hasil pencapaian students wellbeing.