Di kelas Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP, kita mempelajari Bab VI “Menulis Teks Berbicara”. Pada bab ini, kita akan mempelajari apa itu pidato, struktur pidato, metode pidato, dan tahapan penulisan pidato.
Jadi apa itu bahasa?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahasa adalah ungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak. Pidato biasanya diberikan dalam bahasa resmi, bukan dalam masyarakat atau bahasa sehari-hari. Ini karena pidato biasanya diberikan pada acara formal seperti seminar, konferensi atau upacara resmi.
Tetapi pidato juga dapat dilakukan di acara informal. Misalnya saat bertemu keluarga atau teman. Secara umum, tuturan berfungsi untuk menginformasikan, memotivasi atau mempengaruhi khalayak.
Oleh karena itu, teks pidato harus disusun dan disajikan sedemikian rupa sehingga pesannya sampai kepada khalayak. Struktur pidato terdiri dari tiga hal penting, yaitu pembukaan, isi, dan kesimpulan.
Jadi sekarang mari kita cari tahu cara membuat pidato, ayo!
Metode dalam Berpidato
1. Pidato dadakan
Pidato dadakan adalah pidato yang disampaikan tanpa persiapan terlebih dahulu atau secara spontan. Biasanya bentuk tuturan ini disampaikan sebagai tanggapan atas pertanyaan atau situasi yang tidak terduga.
2. Naskah Pidato
Pidato tertulis adalah teks lisan yang ditulis dan disiapkan sebelum presentasi lisan. Oleh karena itu, teks pidato disiapkan terlebih dahulu dengan menyusun kata-kata, menekankan poin-poin penting dan menjelaskan topik yang akan disampaikan.
3. Pidato Memoriter
Pidato adalah cara berbicara yang diucapkan seseorang dengan menghafal teks yang telah disiapkan sebelumnya.
Saat memberikan pidato, pembicara tidak membaca teks atau catatan sama sekali.
4. Pidato Ekstemporan
Metode pidato ekstemporan adalah cara penyampaian pidato dengan menyiapkan garis-garis besar topik yang akan disampaikan.
Pembaca pidato akan lebih dulu membuat catatan kecil tentang garis besar atau poin penting dari topik yang akan disampaikan.
Catatan-catatan ini juga berisi urutan pidato.
Metode ini memungkinkan orator menyampaikan materi atau isi pidato tanpa selalu waktu membaca naskah, namun tetap terkontrol. Metode ini paling sering digunakan oleh orator yang berpengalaman.