Minyak goreng, dimana kau ? Ada apa denganmu ? Hanya dengan pertanyaan – pertanyaan ini yang muncul di hati, mengobati kecewaan terhadap terjadinya kelangkaan minyak Goreng di pasaran. Sedikitnya dalam seminggu terakhir ini.
Oleh : Nurhayana Kamar
Betapa tidak, masyarakat sempat dibuat senang sumringah, saat beredar di pasaran, minyak goreng turun harga dari Rp 24.000an menjadi RP 14.000 perliter, atau Rp 28.000 perdua liter, pada Rabu, 19 Januari 2022. Namun pembeli dijatah, hanya bisa membeli 2 liter per orang. Ketentuan ini, tentu saja, untuk membuat agar merata masyarakat mendapatkannya.
Kebijakan harga tersebut, memang atas kebijakan Pemerintah, yang infonya sudah beredar dan diketahui masyarakat, beberapa hari sebelumnya, bahwa Rabu, 19 Januari 2022, minyak goreng mulai turun harga. Dengan adanya kata mulai, warga tidak semua ikut antri untuk membeli pada hari. Namun tak sedikit warga ikut antri dengan masing-masing jumlah penghuni rumah.
Dengan info tersebut, Rabu, 19 Januari 2022, minyak goreng mulai turun harga, mungkin ada saja warga menahan diri, untuk menunda membeli kebutuhan dapur yang satu ini. Tunggu turun saat tutun harga. Dan benar, pada hari itu memang turun harga, Rp 14.000 perliter.
Sikap tersebut wajar saja. Sebab, selama ini, sejak di tahun 2021, harga minyak goreng boleh dibilang gila-gilaan kenaikan.
Untuk ukuran satu liter, hanya sudah mencapai Rp 24.000an. Naik terus dari harga Rp 11.000, bahkan dibawahnya. Demikian yang ukuran kemasan dua liter, dari Rp 22.000, naik terus hingga terakhir ditetapkan harganya menjadi Rp 14.000, harganya sudah mencapai hampir Rp 50.000, untuk semua jenis. Merek Sanco yang memang selama ini, lebih mahal dari jenis lainnya, bahkan sudah diatas Rp.50.000.
Menang tidak terasa pencapaian harga tersebut. Karena kenaikannya. Tidak serta merta. Naik sedikit – sedikit, namun dalam hitungan hari. Setiap kita datang ke toko untuk membelinya, harganya naik tersebut.
Penurunan harga pada 19 Januari 2022 itu, disambung masyarakat penuh kegirangan. Pasalnya, kebutuhan dapur yang satu ini, tidak bisa tidak tersedia di rumah. Hampir setiap hari, ada saja jenis menu yang membutuhkan harus sebaiknya digoreng atau di tumis.
Namun, ibarat nikmat membawa sengsara, kegirangan masyarakat dengan turunnya harga tersebut, ternyata berlangsung hanya sehari. Pada hari yang ditetapkannya saja. Itupun, sehari full. Sorenya, sudah tidak tersedia di gerai toko – toko. Padahal, hari itu, toko – toko memasang stiker di dinding depannya, minyak goreng mulai turun harga.
Anehnya, sudah seminggu terakhir ini, semakin sulit didapatkan. Lebih banyak biaya bolak balik mendapatangi banyak toko untuk mengecek keberadaannya, ketimbang harga minyaknya. Itupun tidak barangnya.
Menurut info, seharusnya penurunan minyak goreng seharga Rp 14.000, berlangsung 6 bulan. Namun, hanya berlangsung sehari saja. Minyak goreng, ada apa denganmu ?