Ya, melatih kejujuran pada anak sejak dini perlu dilakukan agar anak kelak dapatĀ tumbuh menjadi pribadi yang baik dan dapat dipercaya semua orang. Alangkah baiknya bila orang tua juga sudah mulai membangun karakter jujur dalam diri anak sejak dini.
Ada berbagai cara yang bisa diterapkan untuk melatih anak berbuat jujur. Penasaran? Simak informasi berikut ini!
1. Berikan contoh yang baik
Sebagai orang tua, tentunya kita adalah panutan anak-anak kita. Apa yang anak lihat dari perilaku orang tuanya, bisa jadi mempengaruhi anak untuk berperilaku demikian. MenurutĀ California Department of Education, sejak anak berusia 3 tahun ia sudah dapat meniru perilaku orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua perlu memberi contoh perilaku baik kepada anaknya. Dengan begitu, anak-anak juga akan termotivasi untuk berperilaku jujur seperti yang ditunjukkan oleh orang tuanya.
2. Berikan apresiasi saat berkata jujur
Ketika anak sedang berkata jujur, berikanlah apresiasi, terutama bila ia mengakui hal yang ia takuti atau khawatirkan. Sebelum mengoreksi mereka, kita bisa memberikan kalimat pujian atau sentuhan afeksi yang membuat anak merasa aman dan dihargai. Hal tersebut dapat membantu anak untuk menanamkan perilaku jujur ke depannya. Seperti yang kita ketahui, anak-anak sering kali tidak berkata jujur karena takut dimarahi. Oleh karena itu, biasakan untuk membuat anak merasa aman anak saat dia berkata dan berperilaku jujur.
3. Kenalkan anak pada cerita-cerita yang mengandung nilai kejujuran
Kenalkan cerita-cerita yang memiliki nilai kejujuran pada anak. Misalnya, dongeng cerita Si Kancil yang mengisahkan tentang Si Kancil yang suka mencuri mentimun dan dijauhi oleh teman-temannya karena ia gemar mencuri. Suatu hari ia menyadari sikapnya dan berjanji untuk tidak mencuri lagi. Karena ia berkata jujur dan menepati janjinya, ia akhirnya dipercayai oleh teman-temannya. Dari cerita tersebut, anak-anak dapat belajar dan memperoleh banyak pelajaran untuk membangun karakter dirinya.
4. Perlakukan anak dengan jujur dengan menepati janji
Terkadang orang tua melakukan kesalahan kecil yang tanpa disadari berdampak pada perilaku anak. Misalnya, ketika anak menangis, kita berkata āJangan menangis, nanti Bunda belikan mainan.ā Lalu ketika tangisannya berhenti, tidak membelikan mainan. Hal ini merupakan kebohongan kecil yang dapat diidentifikasi oleh anak karena kecewa saat orang tua tidak memenuhi janjinya. Lebih baik kita mencari cara lain yang lebih efektif daripada tidak menepati janji kecil sekalipun.
5. Membiasakan jujur pada diri sendiri
Melatih anak untuk membiasakan diri jujur pada diri sendiri bukanlah hal yang mudah. Terkadang hal ini sulit dilakukan karena ada ketakutan-ketakutan di dalam diri anak. Cobalah berkomunikasi dengan anak untuk mencari tahu apa masalahnya. Selanjutnya, bantu anak untuk jujur pada dirinya sendiri. Seperti halnya ketika dalam proses belajar di masa pandemi ini. Adanya pandemi ini mengharuskan anak-anak untuk belajar dari rumah secara daring. Bantulah anak untuk mengerjakan tugas secara jujur. Dengan memberikan dorongan, anak akan mulai mengerti dan yakin dengan kemampuannya.
6. Dukung anak agar tidak menyalin tugas sekolah dari internet
Di situasi seperti sekarang, peran orang tua sangatlah penting dalam proses belajar anak di rumah. Selain mendampingi anak dalam mengerjakan tugas, memberikan dorongan pada anak untuk mengerjakan tugas secara jujur juga dibutuhkan. Bantu pantau dan ajak anak untuk mengerjakan tugas dengan kemampuannya sendiri tanpa harus menyalin dari internet, karena yang lebih penting dari nilai anak-anak kita, adalah rasa bangga atas usaha mereka sendiri.