FAJARPENDIDIKAN.co,id- Muhkhlis Latasi banggakan Indonesia usai memenangkan kompetisi Internasional Puji Rasul yang berasal dari Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara,yang diselenggarakan saluran TV Iqro di Giza, Kairo, Mesir. Mukhlis mengaku tidak menduga akan mendapatkan hidayah dan karunia besar ini.
“Tidak menyangka apalagi kompetisi ini diikuti negara timur tengah yang sehari-hari menggunakan bahasa arab, kata Mukhlis, Rabu (14/04/2021). Menurut Mukhlis, lomba madah rosul tidak menggunakan musik. “Penilaian dewan juri lebih pada kekuatan vokal, pengusaan lagu, dan kefasihan dalam penyebutan huruf,” ujarnya.
Mukhlis Latasi adalah mahasiswa S2 Fakultas Hadist Universitas Al Azhar Kairo. Sebelumnya, putra asli dari Desa Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur itu telah menyelesaikan program studi sarjana S1 di universitas yang sama tahun 2014.
Berlaga di ajang internasional, Mukhlis mengaku sengaja menampakkan identitas sebagai orang Indonesia, memakai baju batik dan peci. “Tampilan khas Indonesia saya perlihatkan sejak semi final hingga grand final yang membawa saya menang,” kata Mukhlis.
Kemenangan Mukhlis tidak terlepas dari support teman-temannya di Universitas Al Azhar Krairo, dan dukungan seorang guru yang selama ini mengajarkan vokal syair-syair bahasa arab.
“Teman-teman minta saya ikut lomba, kebetulan guru yang mengajarkan saya vokal juga mendukung,” sebutnya.
Mukhlis menyebutkan, madah rosul adakah lantunan salawat untuk memanjatkan doa dan memuji Nabi Muhammad SAW. Syair-syair dibawakan tanpa diiringi musik, karena lomba menitik beratkan pada kekuatan vokal.
Kompetisi yang di mulai Februari hingga 11 April 2021 menyisakan 6 kontestan masuk grand final yaitu, Muhammad Akmal Haroun dan Ahmed Youssef Khader dari Mesir, Abdul Aziz Hussein dari Arab Saudi, Bashir al-Madani dari Syria, Omar Abdulnasser Kabbara dari Lebanon dan Mukhlis Latasi dari Indonesia.
“Tidak mudah bersaing dengan peserta dari Mesir, Arab Saudi, Lebanon, ataupun Syiria yang notabene bahasa arab adalah bahasa ibu mereka,” bebernya.
Mukhlis sempat kehilangan nafas beberapa detik saat presenter TV Iqra mengumumkan namanya sebagai pemenang lomba. Warga Indonesia ini juga berhak atas hadiah uang tunai sebesar 50.000 Riyal Saudi atau setara Rp194.973.730,50.
Mengikuti dan menang diajang lomba keagamaan bukanlah hal baru bagi Mukhlis. Anak pasangan Suniman Lasari dan Nurdian Karompot pernah mewakili Sebatik dan kabupaten Nunukan, dilomba MTQ tingkat kabupaten dan provinsi.
“Saya lahir di perbatasan Indonesia pulau Sebatik, orang tua saya masih ada di Sebatik memimpin pondok pesantren Mutiara Bangsa,” tutupnya.(ZUL)