Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id– Ramadhan tahun ini telah berlalu, menyisakan kenangan tersendiri bagi puluhan Murid Sekolah Dasar (SD) Inp12/79 Tea Musu desa Tea Musu Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone, Sulsel yang masih mengikuti Pesantren Kilat (Peskil) di Sekolah yang tak layak, berlantai tanah dan berdinding retak.
Meskipun sekolahnya serba keterbatasan dan terancam rubuh, tak menyurutkan semangat belajar murid di sekolah ini. para murid tetap semangat dan antusias mengikuti amaliah ramadhan selama beberapa hari itu yang lalu. Mereka nampak antusias, menyimak dan merespon materi demi materi dari gurunya.
Kepala SD Inp12/79 Tea Musu, Musa Padman SPd MM mengatakan, amaliah ramadhan dilakukan untuk mengisi waktu secara positif di bulan suci ramadan. Selain untuk mengisi waktu selama bulan Ramadan, sekaligus meningkatkan pengetahuan murid terkait agama, meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Adapun terkait kondisi sekolah yang dipimpinnya, Musa mengharapkan bantuan bangunan untuk sekolahnya tak sekedar janji semata, segera terealisasikan agar para murid dapat belajar dengan baik dan nyaman. Musa khawatir bantuan bangunan sekolah yang tak kunjung datang dialihkan lagi ke sekolah lainnya. Pasalnya, sekolahnya sudah bebrapa kali dapat bantuan namun dialihkan lantaran masalah lahan beberapa waktu lalu. Namun saat ini lahan sudah siap untuk dibanguni ruang kelas.
“Sekolah kami hanya 3 ruang kelas itupun tidak layak ditempati. Lantainya berlubang-lubang, berdebu dan dinding yang sudah retak-retak, “kata Musa kepada Fajar Pendidikan.
“Jadi bagaimana mutu pendidikan disini mau ditingkatkan kalau sarana dan prasarananya kurang. Kemudian ruang kantor nginap di rumah dinas guru dan bahkan gedung perpustaannya juga tidak ada,”tambahnya.
Terkait hal tersebut Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bone H Rosalim Hab melalui Kepala Bidang (Kabid) TK/SD Budiman mengatakan, pada tahun 2014, 2015 lalu, Disdik Bone telah mengalokasikan anggaran DAK untuk Rehab. Akan tetapi, kata Budiman, ada masyarakat mengklaim tanahnya (lokasi pembangunan sekolah) sehingga anggarannya dialihkan ke Bontocani dan Tellulimpoe.
“Dulu ada masalah dengan tanah. Ada masyarakat yang mengklaim bahwa tanah bangunan SD Inp 12/79 Tea Musu adalah tanah mereka, “kata Budiman kepada Fajar Pendidikan beberapa waktu lalu.
Budiman ikut merasa bersyukur jika tanah sebagai lokasi pembangunan sekolah sudah tidak ada klaim oleh warga. Ia pun akan segera mengupayakan perbaikan sekolah tersebut.
“Alhamdulillah, Kalau sudah tidak bermasalah Insya Allah kami akan alokasikan dana DAK tahun depan (2019) atau kalau mungkinkan masih bisa direvisi bantuan pemerintah pusat tahun ini. Insya Allah kami akan perbaiki Sekolah yang dimaksud,” janji Budiman
Sekedar untuk diketahui SD Inp12/79 Tea Musu, sekolah 6 kelas dengan jumlah murid 70 orang dan guru PNS 2 orang, honor 5 guru serta 1 honor penjaga. Sekolah ini difungsikan sejak tahun 1999.
Reporter: Abustan