FAJARPENDIDIKAN.co.id – Pernahkah teman-teman mendengar tentang musik campursari? Indonesia terkenal sebagai salah satu negara yang memiliki beragam kebudayaan.
Bagaimana tidak? Negara kita merupakan negara kepulauan yang memiliki 34 provinsi dengan 514 kabupaten dan kota.
Lebih dari itu, hampir setiap daerah memiliki ciri khas dan budayanya masing-masing. Mulai dari rumah adat, makanan tradisional, bahasa, hingga kesenian.
Dalam bidang kesenian bisa dilihat kalau Indonesia memiliki banyak sekali lagu-lagu daerah. Indonesia bahkan memiliki genre musik sendiri, lo.
Nah, musik campursari ini adalah genre musik asli Indonesia. Ia merupakan campuran antara bebrapa jenis musik kontemporer Indonesia. Kita cari tahu lebih lanjut tentang musik campursari, yuk!
Teman-teman mungkin asing dengan istilah musik campursari. Hal itu karena jenis musik ini berjaya pada sekitaran tahu 90-an dan awal tahun 2000.
Sebenarnya apa sih musik campursari itu?
Musik campursari adalah penggabungan beberapa jenis musik tradisional Indonesia (terutama musik jawa) dengan jenis musik modern yang sedikit kebaratan. Jadi alat musik yang digunakan pun adalah campuran antara alat musik tradisional, seperti gamelan dengan alat-alat musik barat, seperti gitar, keyboard, bas, dan lain sebagainya.
Jenis musik ini pertama kali dipopulerkan oleh Pak Manthous pada sekitaran akhir tahun 80-an. Beliau menambahkan instrumen keyboard dalam pertunjukkan gamelan.
Seiring waktu masuklah juga unsur musik khas Indonesia lainnya, seperti keroncong dan dangdut.
Karena kebanyakan lagu-lagu yang dibawakan berbahasa Jawa, musik campursari sering dianggap sebagai salah satu musik budaya khas Jawa.
Musik campursari pernah mengalami kritik karna dianggap mengubah tradisi Jawa. Namun, justru kebanyakan orang berpendapat campursari memberi sentuhan baru pada musik tradisional di Jawa.
Tokoh Musik Campursari
1. Manthous
Pada tahun 1993, Pak Manthous mendirikan Grup Musik Campursari Maju Lancar Gunung Kidul. Garapannya menampilkan kekhasan campursari dengan langgam-langgam Jawa yang sudah ada. Ada warna rock, reggae, gambang kromong, dan lainnya.
Ada juga tembang Jawa murni seperti Kutut Manggung atau Bowo Asmorondono, dengan gamelan yang diwarnai keyboard dan gitar bas.
2. Didi Kempot
Didi Kempot sangat terkenal dan selalu menjadi ikon langgam Jawa dan Campursari. Pak Didi Kempot tidak hanya terkenal di Indonesia, tetapi juga Suriname dan Belanda, lo.
Beliau pernah diundang secara langsung oleh presiden Suriname bernama Weyden Bosch saat sedang berkunjung ke Indonesia tahun 1998.
Di tahun 2013 Pak Didi Kempot diundang oleh penyelenggara Pasar Malam Indonesia di Belanda untuk tampil dan menyanyikan lagu-lagu campursari. (WLD/*)