MWA Unhas Setujui Pembukaan S2 AKK FKM Unhas, Ini Harapan Dekan

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Hasanuddin (Unhas) mensahkan pembukaan dua Program Studi S2 di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) masing-masing Program Studi S2 Ilmu Gizi dan S2 Administrasi dan Kebijakan Kesehatan setelah mendapatkan persetujuan atau pertimbangan dalam rapat paripurna terbatas yang berlangsung pada hari Jumat 11 Juni 2021.

Rapat yang dibuka oleh Prof Dr Ir Ambo Ala, MS., dan selanjutnya dipandu oleh Prof Dr Syamsul Bachri, SH., MS., meminta kepada masing-masing tim task force untuk mempresentasikan secara garis besar arah dari program studi tersebut.

Tampil sebagai tim task force yang mempresentasikan usulan pembukaan Program Studi S2 Administrasi dan Kebijakan Kesehatan adalah Prof Dr Indar, SH., MPH.

Adapun visinya adalah “Menjadi pusat pengembangan pendidikan Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan yang Unggul dan berkarakter MARITIM pada Tahun 2030IA”.

Misinya adalah menyelenggarakan pendidikan secara profesional untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang handal di bidang Administrasi dan Kebijakan Kesehatan;

Mengembangkan penelitian dosen dan mahasiswa di bidang Administrasi dan Kebijakan Kesehatan untuk menghasilkan karya ilmiah/publikasi pada jurnal bereputasi Internasional;

Menyelenggarakan pengabdian masyarakat secara humanis untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan meningkatkan status kesehatan masyarakat dan menyelenggarakan tata kelola yang bermutu, efektif, efisien, dan akuntabel.

Profil lulusan adalah LAMACCA yaitu Leader (pemimpin), Academics (akademisi), Manager (pengelola), Researcher (peneliti) dan Consultant (konsultan).

Prof Indar lebih lanjut mengatakan bahwa kontribusi lulusan dapat menghasilkan lulusan dengan kualifikasi tenaga yang dapat mengisi kebutuhan tenaga AKK yang semakin spesifik dan variatif yang dibutuhkan oleh institusi kesehatan: Kementrian Kesehatan, NGO, BKKBN, BUMN, BPJS, Dinas Kesehatan propinsi dan kabupaten/kota, Rumah Sakit, Puskesmas dan Klinik.

- Iklan -
Baca Juga:  Hari Disabilitas Internasional, ILMPI Wilayah VI Gelar Gemilang Inklusi

“Prodi Magister AKK dapat menghasilkan lulusan yang mengerti akan semua standar AKK internasional dan mengetahui kebutuhan AKK pada masa mendatang sehingga mampu menjadikan institusi lokal berstandar internasional,” terang Prof Indar.

Dari sisi keberlanjutan, sambungnya, S2 AKK akan melakukan berbagai upaya untuk menjamin keberlanjutan tersebut, misalnya upaya peningkatan minat calon mahasiswa melalui pembuatan profil Program Studi (PS), sosialisasi hibah dan proyek penelitian yang bisa diikuti mahasiswa S2;

Upaya peningkatan mutu pengelolaan PS melalui pembuatan dan perbaikan dokumen akademik dan dokumen mutu sesuai standart, upaya untuk peningkatan mutu luaran melalui Peningkatan standart penerimaan mahasiswa baru;

Perbaikan sistem evaluasi dan peningkatan indikator kelulusan, upaya peningkatan kerjasama dalam dan luar negeri (Pemda, Universitas dan Kementerian RI) dan upaya dan prestasi memperoleh dana dari sumber selain mahasiswa.

Dari sisi sumber daya, S2 AKK memiliki jumlah doktor enam orang (empat orang profesor) dan satu orang sedang melanjutkan Program S3.

Keberagaman kepakaran dalam rumpun ilmu AKK: hukum kesehatan, ekonomi kesehatan, politik dan kebijakan kesehatan, manajemen dan perencanaan kesehatan dan ketersedian tenaga laboratorium, akademik, dan pustakawan.

Dari sisi potensi mahasiswa cukup banyak. Jumlah peminat mahasiswa AKK yang cukup tinggi. “Bahan baku” Jumlah PT swasta ataupun negeri pada peminatan/jurusan AKK yang cukup banyak dan tingginya permintaan kerjasama dari berbagai instansi.

Mahasiswa S2 AKK dapat berasal dari S1 AKK, S1 di luar AKK dalam lingkungan FKM Unhas atau institusi pendidikan kesehatan masyarakat, mahasiswa S1 atau profesi di luar SKM misalnya dokter, perawat, dokter gigi, apoteker.

Baca Juga:  Merayakan Kreativitas: Milad Ke-3 UKM Penadipa IAS

“Selain itu, juga dapat berasal dari sarjanan non kesehatan yang ingin memperoleh pendidikan S2 AKK, misalnya berasal dari sarjana hukum, sarjana ekonomi dan sebagainya,” jelasnya.

Prof Indar juga mengklaim, dari sisi sarana dan prasarana sangat mendukung. Hal yang paling urgent yang berkaitan dengan cashflow pendapatan dan pengeluaran jika program studi ini dibuka.

“Berdasarkan pengalaman selama ini, jumlah mahasiswa S2 AKK pada program studi ilmu kesehatan masyarakat ini selama ini. Program Studi S2 AKK FKM Unhas adalah program studi S2 AKK kedua setelah Unair dan menjadi yang pertama di luar pulau Jawa,” ungkapnya.

Banyak masukan, pertanyaan dan pertimbangan dari anggota Majelis Wali Amanat berkaitan dengan usulan pembukaan kedua program studi S2 tersebut. Namun setelah mendengarkan berbagai masukan, lalu kemudian MWA mensahkan kedua program studi tersebut.

Dekan FKM Unhas, Dr. Aminuddin Syam, SKM., MKes., MmedEd., menyampaikan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada MWA dan demikian pula tim task force.

“Dengan persetujuan pembukaan prodi S2 AKK dan Gizi oleh Majelis Wali Amanat adalah bukti keseriusan Unhas mengawal aspek promotif dan preventif kesehatan masyarakat Indonesia, melalui FKM Unhas.

Dengan persetujuan pembukaan kedua prodi tersebut, maka diharapkan pengelola kesehatan di tingkat manajerial baik di Puskesmas maupun di dinas kesehatan propinsi dan kota/kabupaten semakin banyak jumlahnya sehingga akan berbanding lurus dengan semakin baiknya status kesehatan masyarakat terutama di kawasan timur Indonesia,” ungkap Dekan.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU