Nadiem Usung Dua Ekstrakurikuler Platform Jadi Kurikulum

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencanangkan dua kompetensi baru dalam sistem pembelajaran anak Indonesia. Dua kompetensi tambahan (Ekstra Kurikuler) itu adalah Computational Thinking dan Compassion.

Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Awaluddin Tjalla, bahwa kedua kompetensi tersebut diperlukan untuk anak bangsa.

“Pak Nadiem menambahkan compassion dan computational thinking. Kami mencoba melakukan kajian pada kurikulum kita ketika Pak Presiden dilantik yaitu pembangunan SDM dan pendidikan salah satu core,” ujar Awaluddin dikutip dari klikanggaran.com, Selasa (18-2).

Ia juga menjelaskan, ada dimensi literasi yang ingin diperhatikan oleh Kemendikbud terutama soal literasi digital. Awaluddin mengatakan, bahwa Mendikbud, Nadiem Makarim, juga memperhatikan hal ini untuk pertimbangan kebijakan ke depan.

Baca Juga:  Hari Guru Nasional 2024, Simak Tiga Makna Tema yang Diusung Pemerintah

“Pak menteri punya kebijakan dan kami sedang menyiapkan untuk menyederhanakan persoalan computational thinking dalam proses pembelajaran,” ujar Awaluddin.

Lantas apa itu Computational Thinking dan Compassion? Ketua Bebras Indonesia, Inggriani Liem, menyebutkan bahwa Computational Thinking merupakan aktivitas ekstrakurikuler yang mengedukasi anak untuk memiliki kemampuan problem solving dalam era digital.

“Karena nantinya akan banyak solusi yang lahir dalam bentuk aplikasi, software, maupun sistem komputer maka dibutuhkan Computational Thinking,” ujar Inggriani dalam acara Grow with Google di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (18-2).

Lebih lanjut, Inggriani menjelaskan, ketika anak sudah diperkenalkan dengan sistem komputer dan segala macam platform digital dibutuhkan Compassion atau melakukan dengan ‘hati nurani’.

Baca Juga:  Athirah Human Capital Awards 2024: Apresiasi untuk Guru dan Karyawan Berprestasi

“Karena kalau semua di komputasi jadi robot tidak punya hati, bukan manusia. Untuk bisa bikin robot harus kreatif, inovatif, harus tahu robot itu untuk apa. Jadi computational thinking cuma platform, sistem computing kan ada manusianya,” ucap Inggriani.

- Iklan -

Bebras Indonesia yang merupakan organisasi edukasi non-profit yang websitenya dikelola Kemendikbud, memiliki kompetisi yang berisi sekumpulan soal yang disebut Bebras Task yang disajikan dalam bentuk uraian persoalan dan dilengkapi dengan gambar menarik.

Uniknya, soal-soal tersebut diklaim dapat dijawab tanpa perlu belajar informatika namun sebetulnya soal itu mengacu konsep tertentu dalam informatika dan computational thinking.

Sumber: https://klikanggaran.com/

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU