Naskah Khutbah Jumat: Meraih Kebahagiaan di Negeri Akhirat

Jama’ah Jum’at rahimakumullah

Lalu bagaimana pelaksanaannya dengan kontek mencari kebahagiaan uhrawi. Dalam kasus Ini, maka yang benar-benar perlu disadari, bahwa “muara baku”-nya adalah terletak pada masalah akidah. Di sini peranan akhlak yang baik yang konsisten adalah memegang kunci utama. Oleh karenanya apabila terjadi kecacatan pada akhlak akan menjadikan pemahaman tentang ke-Esaan Allah bisa terganggu, bisa eror, dan bisa tidak murni. Dan apabila terkondisi yang demikian, maka ujung-ujungnya usaha meraih kebahagiaan negeri akhirat bakal tidak tercapai bahkan sebaliknya manusia akan memetik ulahnya itu dalam kesengsaraan yang panjang yang tiada taranya.

Sebagai gambaran yang simple tentang ke-eroran akhlak dalam masalah akidah, misal: Memohon keselamatan dengan memberi sesaji/sesembahan kepada yang dianggap sebagai “penunggu/baureksa” perempatan/pertigaan jalan, jembatan, bumi, gunung, laut serta sesaji kepada macam-macam benda/makhluk; keris, patung, pepohonan, juga binatang. Serta mengkeramatkan kuburan seseorang yang dianggap shalih dsb. Perbuatan semacam ini apabila dilakukan oleh seorang Muslim, secara sadar atau tidak sadar ia telah mencampur-baurkan antara pemahaman yang hak dan yang batil. Yang berarti telah terjadi kekacauan pada akhlak. Ia sudah terperangkap kepada perbuatan syirik, yaitu menyembah kepada selain Allah SwT.

Sebagai seorang Muslim seharusnya benar-benar menyadari bahwa memuja-muja atau menyembah selain kepada Allah SwT adalah syirik. Dan dosa syirik tidak bakal diampuni oleh Allah SwT, sebagaimana difirmankan-Nya;

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya…………..,…” (Q.s. An-Nisa’ [4]: 48)

Sebuah pertanyaan mungkin muncul; Mengapa sampai kini ada diantara seseorang Muslim yang masih saja mencampur-adukkan antara pemahaman yang hak/benar dan yang batil dalam masalah akidah ini? Jawabannya, karena dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SwT ia lakukan tidak sepenuh hati atau dengan kata lain masih setengah-setengah (meski mereka tidak mengakui sikap yang dilakukannya itu). Jadi unsur keragu-raguan masih berkecamuk dalam hati dan benaknya. Dalam kaitan ini Allah SwT telah memperingatkannya, sebagaimana firman-Nya;

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Selasa, 17 Desember 2024: Penebusan dan Kebutuhan akan Penebusan

“Dan di antara manusia ada orangyang menyembah Allah dengan berada di tepi (tidak penuh keyakinan); maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia     ditimpa suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang (kembali melakukan kekufuran/kemusyrikan). Rugilah ia di dunia dan di akhirat…..,”. (Q.s. Al-Haj [22]: 11).

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَ لَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ العَظِيْمِ  وَ نَفَعَنِيْ وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَ تَقَبَّلَ اللهُ مِنّيْ وَ مِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

- Iklan -

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ وَ الْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنِ وَ لَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ, أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه. فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْنِيْ وَ إِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ, وَ لَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Jama’ah Jum’at rahimakumullah

Mengakhiri khutbah kali ini, baiklah Khatib bacakan sebuah hadits qudsi yang merupakan peringatan dari Allah SwT, agar manusia dalam beramal yang baik atau beribadat tidak menyertakan unsur-unsur kemusyrikan, sebab hal itu akan membahayakan dirinya sendiri..

Nabi kita Muhammad saw bersabda, Allah SwT berfirman:

“Aku adalah sebaik-baik sekutu. Barangsiapa meengerjakan suatu amal yang di situ dia mensekutukan Aku dengan selain-Ku, maka Aku berlepas diri darinya dan dia diserahkan kepada sekutunya. ” (HR Muslim dan Ahmad)

Baca Juga:  Mengapa Natal dirayakan pada tanggal 25 Desember?

Bertolak dari firman Allah SwT serta firman Allah pada Hadits qudsi sebagaimana Khatib bacakan di atas, maka marilah kita mumikan akidah kita serta kita “paterikan” dalam had bahwa Al-Qur’an benar-benar sebagai pedoman hidup kita dan kita siap serta konsekuen untuk menjabarkannya kepada tingkah laku sehari-hari. Apabila hal itu mantap menjadi tekad kita, maka yang kita harapkan untuk meraih kebahagiaan di negeri akhirat serta menikmati dari kenikmatan dunia insya-Allah bakal tercapai dengan selamat!. Amin ya Rabbal ‘alamin.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَعْوَاتِ. اللّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِهِمْ الْإِيْمَانَ وَالحِكْمَةَ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يَشْكُرُوْا نِعْمَتَكَ الَتِي أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ.

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا ، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ ، وَجَنِّبْنَا الفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ، وَبَارِكْ لَنَا فيْ أَسْمَاعِنَا ، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوْبِنَا ، وَأَزْوَاجِنَا ، وَذُرِّيَّاتِنَا ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِيْنَ لِنِعْمَتِكَ ، مُثْنِيْنَ بِهَا ، قَابِلِيْهَا ، وَأَتَمَّهَا عَلَيْنَا

اللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيِنَ، وَ اخْذُلْ مَنْ خَذَلَ المُسْلِمِيْنَ, وَاهْلِكِ الكِفِرِةِ وِ المُشْرِكِيْنَ, أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ, وَاجْعَلْنَا مِنَ الصَّابِرِيْنَ, وَ اجْعَلْنَا مِنَ المُفْلِحِيْنَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, َقِنَا عَذَابَ النَّارِ, وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ, وَ الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Oleh: Yoesmanam Kader Muhammadiyah dari Ranting  Krapyak, Semarang Barat ,Kota Semarang.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU