Nuzulul Qur’an, Keutamaan dan Proses Turunnya Al-Qur’an. Nuzulul Qur’an merupakan kejadian yang sangat esensial dalam sejarah peradaban Islam yang terjadi di bulan suci Ramadan. Nuzulul Qur’an adalah peristiwa turunnya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
Peristiwa ini terjadi pada malam ke-17 di bulan Ramadan. Hikmah memperingati nuzulul Qur’an dilakukan dalam rangka menghayati dan mengamalkan ajaran yang terkandung dalam al-Qur’an untuk dipraktekkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Nuzulul Qur’an berhubungan erat dengan lailatul Qadar atau merupakan malam yang penuh kemuliaan dan keberkahan di bulan Ramadan.
Masa turunnya Al-Qur’an golongan Makkiyah berlangsung selama 9 tahun sedangkan Madaniyah berlangsung selama 10 tahun. Dari proses turunnya Al-Qur’an, Nabi Muhammad SAW menjamin keberadaan agama Islam.
Melansir dari laman CNN Indonesia dan Detik.com, ada dua tahapan proses diturunkannya Al-Qur’an yaitu:
- Al-Qur’an diturunkan melalui Lauh Mahfuz ke langit dunia dalam kitab yang utuh. Dalam tahap ini, Al-Qur’an diturunkan pada malam lailatul qadar.
- Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada Rasulullah. Ayat yang pertama diturunkan adalah surat Al-Alaq ayat 1-5 saat berada di Gua Hira pada tahun 610 M. Saat itu, Nabi Muhammad sedang menyepi untuk menenangkan hati.
Saat di Gua Hira, Rasul tidak dapat membaca. Oleh karena itu, Allah memerintahkan Muhammad untuk membaca melalui surat Al-Alaq.
Surat Al-Alaq juga menjadi penanda diangkatnya Muhammad sebagai nabi dan Rasul.
Keutamaan Nuzulul Qur’an
Keutamaan malam nuzulul Qur’an yaitu untuk mendapatkan pahala dan berkah dari Allah SWT. Umat muslim mengharapkan diampuni segala dosa dan pahala yang berlipat ganda.
Hal yang harus dilakukan pada malam nuzulul Qur’an adalah:
- Itikaf atau berdiam diri di masjid dengan membaca Al-Qur’an, berzikir, berdoa, melaksanakan salat malam seperti tahajut, hajat, dan lain sebagainya.
- Memperbanyak salat malam.
- Memperbanyak berdoa sesuai hajat masing-masing.
Alasan Nuzulul Qur’an Jatuh pada 17 Ramadan
Imam Ibnu Katsir dalam kitab al-Bidayah wa an-Nihayah, meriwayatkan dari Abu Ja’far al-Baqir yang mengatakan wahyu pertama kali turun pada Rasullulah pada hari Senin 17 Ramadan. Meskipun juga ada yang menyebutkan di tanggal 24 Ramadan.
Dasar dari peringatan nuzulul qur’an di tanggal 17 Ramadhan adalah tafsiran dari QS. al-Anfal: 41:
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَأَنَّ لِلَّهِ خُمُسَهُ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”