Varian Omicron memaksa kampus kembali menggelar kuliah secara online (daring). Walaupun demikian, tak sedikit kampus merasa ragu karena kuliah online tak semudah bayangan.
Dalam Webinar SEVIMA secara online, Selasa (15/02) sore, Prof Mohamad Nasir selaku Staf Ahli Wakil Presiden Republik Indonesia sekaligus Mantan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, mengajak kampus untuk segera menghancurkan tembok penghalang kesulitan pembelajaran daring.
Kuliah online tidak bisa ditunda karena pertaruhan-nya bukan hanya tentang kesehatan, tapi juga perkembangan teknologi.
“Jika kita bisa mempercepat kuliah online dan digitalisasi perguruan tinggi, serta mengintegrasikan seluruh sistem informasi university activities ini, maka kita bisa menyelesaikan masalah besar perguruan tinggi; menghindari penyebaran virus, menghadirkan akses yang inklusif, serta menghadirkan pendidikan yang berkualitas untuk semua.
Momentum Pandemi COVID-19 ini menjadi blessing in disguise (berkah tidak terduga) jika kita bisa manfaatkan untuk kemajuan pendidikan,” jelas Prof Nasir didampingi Rektor Universitas Siber Asia Jang Youn Cho PhD, Direktur SEVIMA Ridho Irawan, dan ribuan peserta Komunitas SEVIMA.
Buat Kuliah Online yang Terintegrasi
Dua tahun belakangan ini, pandemi memang telah mengharuskan perkuliahan secara online.
Sayangnya, kesulitan terus dihadapi kampus karena perkuliahan secara online menganggap kuliah online sebagai Distance Learning (perkuliahan dengan jarak).
Sehingga, cara mengajarnya sama persis dengan ketika kuliah dilakukan secara offline, namun medianya saja dipindahkan secara online.