Opini : Generasi Unfaedah Jadilah Agen Perubah

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Akhir-akhir ini jagad per sosial mediaan (Sosmed) dipenuhi berbagai karya generasi milenial yang notabene mengangkat personal branding agar viral, banjir like, komen, dan akhirnya menjadi selebgram tanah air atau influencer. Tidak dipungkiri, adanya fasilitas media yang mendukung, seperti aplikasi free alias tak berbayar, dengan mudah dapat diunduh di store App. Generasi milenial tidak akan menyia-nyiakan oportunitas yang bisa mendongkrak popularitas mereka.

Berbagai sampel karya bertebaran di jagad sosmed, seperti youtube mulai mereka sambangi satu persatu. Tak sedikit dari mereka yang mengambil kaum barat atau kaum oriental sebagai cermin dan tuntunan dalam berkarya atau membuat konten. Baginya, membuat konten, mendapatkan viewers, likers, dan subscribers bisa meraup rupiah. Apatah lagi di masa pandemi, sambil rebahan pun bisa menggemukkan pocket mereka.

Youtube menjadi pilihan yang lebih menarik daripada televisi saat ini. Realitasnya, konten Youtube memberikan tontonan beragam dan kemudahan akses sehingga semakin membuat youtube populer. Hanya saja, tidak semua sajian tontonan di youtube membawa pengaruh positif. Lebih jauh lagi, secara presentase, konten yang cenderung negatif lebih sering ditonton daripada konten yang seharusnya memiliki manfaat lebih bagi masyarakat.

Pun, menjadi influencer saat ini banyak diminati. Hanya saja, mereka sekadar ikut-ikutan memviralkan diri tanpa memahami, apakah konten yang dibuat menarik, menebar manfaat, menjadi tuntunan banyak orang, inovatif dan kreatif, sesuai hukum syara’ ataukah justru menyimpang, jauh dari kemaslahatan alias unfaedah.

Baca Juga:  Revisi UU ITE 2024: Perbaikan atau Sekadar Tambal Sulam?

Melihat fenomena karya-karya viral hari ini begitu mengiris hati, yang penting viral dulu, dapat likers yang banyak meskipun merendahkan diri atau tidak sesuai dengan rules agama (red. Islam). Padahal, usia generasi milenial adalah usia-usia produktif. Namun, mereka hari ini justru banyak memviralkan atau menciptakan konten unfaedah, seperti menghias diri bak orang gila, mengerjai teman hingga melebihi batas kewajaran, membuang-buang makanan, dan lain sebagainya.

Seharusnya, sosok pemuda muslim yang kental dengan adab ketimuran, menjadikan Islam sebagai dasar membuat konten berfaedah, bukan sebaliknya, mengikuti trend yang ada saat ini untuk dijadikan sebagai acuan bertingkah laku, termasuk bermedia sosial.

Generasi muslim itu harus punya prinsip. Sebuah prinsip yang berbasis aqidah Islam dan layak menjadi panutan generasi milenial muslim hari ini adalah para pemuda muslim di masa kejayaan Islam yang menorehkan sejarah kegemilangan peradaban Islam, yang dengannya sosok penakluk, pemberani, pemimpin, ilmuan hingga ulama besar lahir di usia yang masih belia.

Pada dasarnya, generasi muslim zaman dahulu dan masa sekarang sama-sama memiliki fasilitas, ilmu, potensi dan keimanan. Bila dibandingkan dengan masa sekarang, fasilitas saat ini jauh lebih terjangkau, serba ada. Namun, kembali lagi pada prinsip. Sebab prinsip hidup yang jelas pada hakikatnya mengantarkan seseorang menjadi produktif dan agen perubah.

Potensi-potensi ini tidak boleh disia-siakan oleh generasi milenial muslim. Begitu banyak tantangan zaman di depan mata. Tantangan yang lahir dari adanya kebebasan bertingkah laku, kebebasan berekspresi. Jika tidak memiliki prinsip hidup yang kuat dan jelas, maka generasi milenial muslim akan mudah terbawa arus budaya liberal yang hilang prinsip hidup, yakni qur’an dan sunnah serta kehilangan mindset lurus terhadap peradaban yang telah lama dinanti umat, yakni peradaban Islam.

- Iklan -
Baca Juga:  Meluruskan Sejarah Imam Bonjol

Di tangan merekalah perubahan akan lahir. Perubahan yang membawa pengaruh besar terhadap peradaban dunia. Di tangannya akan tercipta kesejahteraan yang akan menjadi payung segala aktivitas di setiap sendi kehidupan. Mereka akan menjadi motor perubahan, menjadi sosok negarawan yang mengisi peradaban kokoh nan agung. Peradaban itu adalah peradaban Islam yang sedang dinanti umat akhir zaman.

Mewujudkan visi besar umat Islam dalam dunia modern ini, harus dibarengi dengan sikap bijak dan cerdas bersosial media. Tidak semata-mata ikut tren tanpa menimbang kemaslahatan dan kemafsadatan yang akan ditimbulkan. Apalagi youtube yang saat ini sedang memuncak popularitasnya.
Siapa saja akan memanfaatkan itu sebagai tempat untuk mencari inspirasi bahkan pundi-pundi rupiah. Generasi muslim harus berkarya atau mencipta konten yang baik, selain memberi pengaruh positif, juga menjadi amal jariyah bagi siapa saja yang mengamalkannya.

Adanya konten-konten yang menyesatkan masa depan generasi, selayaknya dibongkar sembari menyajikan konten-konten yang bermanfaat umat dan dunia Islam ke depan. Wallaahu a’lam bi ash-shawab

Oleh: Miladiah Al-Qibthiyah

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU