OPINI : Korean Wave, Panutan Anak Jaman Now

FAJARPENDIDIKAN.co.id – “Army……!!! We love you! You’re the best!!” begitu pekikan BTS diatas panggung saat konser. Penontonnya? Jangan tanya, bejibun. Fansnya ini disebut Army. Tapi, ternyata bukan cuma Army (para remaja) fansnya tapi juga orang tua dari Army. Usia personil BTS 23 tahun hingga 28 tahun. Mereka komitmen menemani para Army untuk survive di dunia. Bahkan BTS berhasil bangun universenya sendiri. Isu yang mereka angkat mulai dari kritik sosial hingga mental health. Pemasukan BTS mencapai 730 M. Dari BTS, Korsel mendapatkan devisia sebesar U$ 3,6 M pertahun. Well, ini baru dari BTS belum dari idol yang lain.

Korean Wave : Dorong Kreativitas Anak Muda Indonesia

Wapres Ma’ruf Amin Harap Tren K-Pop dorong kreativitas anak muda Indonesia.  anak muda harus lebih giat mempromosikan budaya bangsa ke dunia internasional. Tirto.id. “Maraknya budaya K-pop diharapkan juga dapat menginspirasi munculnya kreativitas anak muda Indonesia dalam berkreasi dan mengenalkan keragaman budaya Indonesia ke luar negeri,” kata Ma’ruf Amin dalam keterangannya untuk peringatan 100 tahun kedatangan orang Korea di Indonesia, Ahad (20/9/2020).

Belakangan, pernyataan Ma’ruf Amin soal K-Pop dikritik politikus Partai Gerindra Ahmad Dhani. “Jadi Pak Wapres kita memang tidak paham benar soal industri musik. Harusnya sebelum kasih statement, diskusi dulu sama saya sebagai orang yang sangat paham industri musik,” kata Ahmad Dhani kepada wartawan, Minggu (20/9/2020).

Ahmad Dhani menyebut musisi Indonesia jauh lebih berkualitas ketimbang artis K-Pop dan tentu lebih kreatif. Menurut Dhani, yang dibutuhkan musisi Indonesia saat ini ialah dukungan dari pemerintah.
“Di Korea, disiapkan dana besar untuk memajukan musik nasional Korsel. Pemerintah Korsel serius untuk mengangkat industri musik Korsel menjadi masuk ke industri musik dunia. Musisi Indonesia jauh lebih bermutu daripada Korsel, hanya saja selama ini belum ada presiden yang punya skill soal industri dunia,” sebut politikus berlatar belakang musisi ini.

Baca Juga:  Pers Pengawas Kekuasaan dan Penjaga Harapan

Impact Korean Wave : Rusaknya Generasi

Well, dikenal istilah “pernah tenggelam” bagi para mantan pecinta K-Pop dan K-Drama. Setelah mereka “hijrah”, mereka tersadarkan dengan “probably most of you will be like : Korean things is dumb”.
Lifestyle K-pop sangat sarat terhadap gaya hidup barat yang hedonis dan liberalis. Mulai dari LGBT, operasi plastik, berpakaian minim hingga bunuh diri. Hal membuat para generasi semakin rusak moralnya. Karena asas sekuler (pemisahan agama dari kehidupan) membuat seseorang mampu melakukan apapun untuk mendapatkan keinginannya, walaupun melanggar hukum syara’. Asas materialistis juga membuat seseorang mengejar dunia, mendapatkan kebahagiaan hidup dengan meraup pundi-pundi rupiah sebanyak-banyaknya guna memenuhi gaya hidup glamor. Pemikiran sekuler telah menancap pada diri mereka. Alhasil, materi menjadi tolak ukur dalam meraih kebahagiaan.

Padahal, gaya hidup glamor dan banyaknya materi pun tak menjamin seseorang mendapatkan sebuah kebahagiaan. Yang ada kekosongan jiwa dari makna kehidupan yang sebenarnya. Materi dan popularitas tidak bisa menolongnya. Rasa putus asa dan depresi menjadi muara akhir dari akutnya jiwa yang kosong. Hal itu jelas tergambar dari kasus bunuh diri seorang artis terkenal Korea Kim Ji Hoo, seorang aktor terkenal yang melakukan bunuh diri akibat merasa kesepian. Dan masih banyak lagi kasus-kasus depresi artis Korea akibat masalah sepele (cncbIndonesia.com, 15/09/2020).

Sehingga, apa jadinya generasi kita jika menjadikan artis-artis k-pop sebagai tokoh idola mereka. Akan dibawa kemana arah perubahan bangsa ini nantinya?. Alih-alih ingin mencetak generasi yang unggul dan berkreativitas tinggi, yang ada justru kerusakan pemikiran dan lifestyle para generasi bangsa. Jika para generasi tetap didorong untuk meneladani Korean Wave dan berkiblat pada tsaqofah Barat, jelaslah masa depan generasi diambang kehancuran.

- Iklan -
Baca Juga:  Pers Pengawas Kekuasaan dan Penjaga Harapan

Lifestyle Islam : Rahmatan lil ‘alamin

Bagi seorang muslim, kita harus menjadikan Rasulullah ﷺ sebagai suri tauladan dalam setiap aspek kehidupan kita. Karena Rasulullah ﷺ merupakan suri tauladan yang baik. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah (al-Ahzâb (33): 21)

Rasulullah ﷺ merupakan teladan mulia. Manusia sempurna yang setiap sifat, akhlak, perbuatan, perilaku dan tutur katanya wajib dijadikan contoh bagi kita umat muslim. Di buku 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah (Michael H. Hart), ia menempatkan Baginda Nabi Muhammad ﷺ dalam urutan pertama sebagai tokoh yang paling berpengaruh di dunia.

“Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.”

Padahal penulis buku bukan seorang muslim. Sungguh agama islam adalah Way of life yang sekaligus menjadi Lifestyle bagi para pemeluknya. Al Quran dan Hadits telah menjabarkan bagaimana attitude seorang muslim, bukan sekedar simbol tapi value dalam setiap perbuatan. Serta tidak boleh tasyabbuh (mencontoh atau mengikuti) setiap Lifestyle di luar islam.

Wallahu a’lam

Oleh : Juniwati Lafuku, S.Farm. (Pemerhati Sosial)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU