Malahan bagi anak sekolah, keadaan itu bisa jadi baik dan buruk bagi mereka. Baik bagi mereka yang mudah melaksanakan pembelajaran daring dan buruk bagi yang kesulitan untuk melaksanakan pembelajaran daring karena keterbatasan.
Kita semua pasti mengetahui bahkan merasakan sendiri bagaimana carut-marut proses pelaksanaan pembelajaran daring sejauh ini. Guru dan Siswa menjadi tokoh paling kelimpungan menghadapi cobaan belajar daring. Masalah utama yang dihadapi adalah jaringan internet menjadi keluhan utama.
Angin segar berhembus untuk mengatasi cobaan tersebut pemerintah Indonesia melalui Menteri Pendidikan dan Kebudyaan, Nadiem Makarim membuat keputusan untuk mengizinkan sekolah menggelar kembali sekolah tatap muka di tengah pandemi. Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan tetap hanya diperbolehkan untuk satuan pendidikan telah memenuhi daftar periksa yakni ketersedian sarana sanitasi dan kebersihan. Selanjutnya, mampu mengakses fasilitas kesehatan, kesiapan menerapkan masker serta memiliki alat pengukur suhu.
Untuk mendukung pembelajaran Sekolah tatap muka pemerintah juga terus mengenjok program vaksinasi bagi tenaga pendidik. Guru adalah subjek yang harus mengikuti program vaksinasi dengan tidak pandang bulu baik itu Guru Pegawai Negeri Sipil, Swasata dan Honorer sebegai salah satu syarat melaksanakan pembelajaran tatap muka kembali.
Selain itu, Pihak Pemerintah dan Sekolah sebaiknya mempunyai strategi tatap muka sesuai dengan standar keamanan dan kesehatan dalam rangka adaptasi kebiasaan baru di lingkungan Sekolah. Apalagi di tengah hembusan angin segar tersebut terhampas kabar kurang menyenangkan datang dari India Tsunami Covid-19 Gelombang kedua dihantam kembali di tanah Hindu tersebut.
Untuk itu, upaya standardisasi dapat dilakukan dengan menyiapkan sarana dan prasarana yang menunjang protokol kesehatan. Tiap sekolah wajib tersedia tempat cuci tangan, tatanan model kelas yang berjarak, sterilisasi berkala dengan cairan disinfektan, dan menyiapkan satgas covid untuk memastikan selalu kondisi sekolah berada pada standar keamanan dan kesehatan warga sekolah. Satgas covid dapat terdiri dari perwakilam guru yang ditunjuk dan perwakilan dari dinas pendidikan setiap daerah. Satgas covid juga memiliki fungsi untuk memberikan pelatihan kepada Guru tentang pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.
Selain sarana dan prasana, proses pembelajaran pun dilakukan dengan sistem terbatas. Sekolah juga sebaiknya jangan langsung mempraktekkan tatap muka dengan langsung tetapi harus melalui tahap tahap transisi misalnya, di awal bulan pertama melakukan sosialisasi kepada warga sekolah. Sekolah juga membuat jadwal bergantian siswa yang akan belajar tatap muka di ruang kelas . Sementara sebagian siswa tetap mengikuti belajar daring. dengan menggunaka dua cara tersebut maka semua siswa dapat melakukan proses pembelajaran. Untuk itu, fasilitas jaringan internet sekolah harus disiapkan untuk tetap menjamin proses pembelajaran yang menggunakan dua metode tersebut.
Siswa yang datang belajar tatap muka di sekolah untuk menghindari kerumunan dan jajan di luar jam pembelajaran, para siswa diharapkan bisa membawa bekal, membawa tisu basah, tisu kering, cairan pembersih tangan, masker, buku dan peralatan menulis lainnya, pakaian ganti dari rumah masing masing.
Sekolah yang belum mampu menjamin standardisasi tersebut maka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dibawah komando Mas Nadiem wajib untuk membantu sekolah tersebut melalui anggaran pendidikan untuk mengsukseskan pembelajaran tatap muka. Jika hal itu dapat dilakukan maka seluruh sekolah tidak lagi kelimpungan dan Mas Nadiem akan menjadi pahlawan pendidikan.
Selain standardisasi maka ada hal yang perlu juga diperhatikan terkait peran Orang tua siswa untuk bersama sama memiliki komitmen yang sama dengan sekolah dan pemerintah agar tidak terjadi saling menyalahkan. Orang tua siswa agar dapat mengingatkan selalu kepada anaknya untuk tidak berkerumun, bermain bersama teman temannya, dan selalu diingatkan agar tetap menggunakan masker dimanapun kegiatannya.
Pembelajaran ini memberikan optimisme terhadap bangkitnya pendidikan saat masa pandemi Covid-19. Namun ada hal yang penting adalah kesadaran bersama mulai dari Guru,Siswa, Orang Tua, dan Pemerintah untuk saling menjaga agar proses belajar mengajar tatap muka ini terlaksana dengan baik dan tetap menegakkan protokol kesehatan.(*)
Penulis : Muhammad Syafitra S.Pd