Opini : Struktur Hankam Dalam Demokrasi dan Islam

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Warganet pada kamis (19/11) dihebohkan dengan sejumlah kendaraan taktis ( rantis) milik Komando Operasi Khusus Tentara Nasional Indonesia (Koopssus TNI) yang berhenti di jalan raya di Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Sambil dikawal polisi militer (POM) dan sejumlah prajurit yang naik truk di belakang, rantis Koopssus TNI membunyikan sirine meraung-raung dan berhenti di depan gang menuju Markas Front Pembela Islam (FPI).

Pengamat militer Fahmi Alfansi Pane, menjelaskan jika Koopssus TNI dibentuk untuk menghadapi ancaman nyata NKRI, seperti terorisme, separatisme, dan beragam ancaman hibrida (campuran). Sehingga bukan ranah pasukan khusus untuk menakut-nakuti warga sipil dalam hal ini anggota FPI. (repoplika, 20/11/2020).

Peneliti Institute for Security and Strategic Studies (Isess), Khairul Fahmi menanggapi pernyataan Pangdam Jaya yang mengatakan akan membubarkan ormas FPI jika tidak mematuhi hukum yang berlaku. Fahmi menganggap apa yang disampaikan Pangdam Jaya berlebihan dan melampaui kewenangan TNI.

“Saya kira ini masih serangkaian dengan maneuver dan pernyataan Panglima TNI yang mengemuka dalam sepekan terakhir,” Ujar Fahmi saat dihubungi SINDOnews senin, (23/11/2020).

Tidak seharusnya aparat Hankam gagah-gagahan dihadapan masyarakat sipil. Namun tidak mempunyai keberanian apabila berhadapan dengan gerakan separatis seperti yang ada di Papua. Sampai jubir OPM pun seakan-akan meremehkan fungsi militer Indonesia. Ia menyebut TNI beraninya hanya pada masyarakat sipil.

Baca Juga:  Transformasi Pendidikan Indonesia Pasca-Kurikulum Merdeka

Hamkan Terjebak Dalam Demokrasi
Aparat Hankam selama ini dikenal netral seharusnya tetap menjaga netralitasnya tersebut ditengah panasnya arus politik saat ini. Mereka tidak boleh terlibat dari kepentingan serta kekuasaan politik.

Mereka harus tetap fokus pada tugas pertahanan dan keamanan negara. Masalah politik, kritik-mengkritik, atau pun perbedaan politik itu menjadi urusan warga sipil bukan tugas dari para Hankam.

Dalam demokrasi untuk terjebak dalam politik itu memang mudah terjadi. Dimana saling dukung mendukung kekuasaan menjadi hal yang pasti demi kelancaran untuk mencapai tujuan mereka maka dibutuhkan kerjasama. Sehingga antara alat kekuasaan dan alat negara menjadi bias maknanya. Melawan penguasa dikatakan sedang melawan negara.

- Iklan -

Apabila berbeda pandangan dianggap mengancam pemerintahan. Mengkritik kebijakan dinilai memprovokasi dan merusak persatuan. Inilah yang sedang terjadi saat ini, aparat yang dulunya netral sekarang sudah bertindak tidak netral lagi. Hal ini wajar terjadi dalam sistem demokrasi.

Hankam Dalam Islam
Struktur Hankam dalam negara Islam tercermin dalam politik luar negeri dan Departemen Keamanan Dalam Negeri. Dalam islam antara militer dan kepolisian tidak dipisahkan. Dimana militer adalah satu kesatuan. Sedangkan kepolisian adalah bagian dari militer yang dipilih secara khusus dan diberi pengetahuan khusus.
Tugasnya adalah untuk menjaga ketertiban dan menjaga keamanan dalam negeri serta melaksanakan tugas yang bersifat operasional. Lembaga ini di pimpin oleh Amir Jihad.

Baca Juga:  Meluruskan Sejarah Imam Bonjol

Oleh karena itu kepolisian dalam islam merupakan anggota militer yang terbaik yang benar-benar paham tentang islam. Mereka ditugaskan untuk menjaga pertahanan dan keamanan dalam negeri.

Sedangkan tugas militer adalah menjaga keamanan dalam negeri dari gangguan serta menjaga kedaulatan negara dari ancaman musuh islam dan ancaman asing. Yang bisa mengancam pertahanan dan keamanan dalam negeri seperti murtad dari islam, pembangkangan atau memisahkan diri dari negara islam.

Militer juga bertugas untuk menjalankan politik luar negeri untuk menyebarkan islam melalui dakwah dan jihad. Hal ini dilakukan agar rahmat islam dapat dirasakan seluruh penduduk negeri. Tujuan jihad bukanlah untuk menjajah suatu negeri. Namun jihad dilakukan untuk menyatukan negeri-negeri dalam satu kesatuan wilayah dalam negara islam.

Militer juga ditempatkan di perbatasan wilayah. Dengan tujuan untuk menggetarkan musuh dan melakukan maneuver militer untuk menguasai wilayah musuh untuk menyebarkan islam ke seluruh dunia. Allahu alam bissawap.

Oleh: Nurlinda

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU