Pada Salat Berjamaah Selalu Diminta Luruskan dan Rapatkan Shaf, Kenapa?

Setiap saat bila kaum muslimin akan mengikuti salat berjamaah, selalu diminta meluruskan dan merapatkan shaf. Kenapa?

Hukum meluruskan dan merapatkan shaf dibahas dalam dua hadist berikut ini. Yang ada bahasannya dalam kitab Riyadus Shalihin, karya Imam Nawawi.

Anas radhyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berkata “Luruskanlah shaf-shaf kalian, kaerena lurusnya shaf, termasuk kesempurnaan salat”. (Muttaqun alaihi). (HR Bukhari no 723, Muslim no 433).

- Iklan -

Dalam riwayat Al Bukhari disebutkan, “Karena lurusnya shaf, termasuk mendirikan salat”.

Anas ra.juga mnnjelaskan, “Iqamah salat telah dikumandangkan lalu Rasulullah menghadap kami, kemudian berkata”. Luruskan shaf-shaf kalian, karena aku dapat melihat dari belakang punggungku”. (HR Bukhari dengan lafazsnya. Sedangkan diriwayatkan olwh Imam Muslim.secara makna). (HR Bukhari no.719, dan Muslim no 434).

Bahu dengan Bahu Menempel

- Iklan -

Dalam riwayat Al Bukhari disebutkan, “Dalam keadaam seseorang dari kami menempelkan bahunya dengan baru rekannya dan kakinya dengan kaki rekannya.

Faedah Hadist

1. Disarankan bagi imam untuk memerintah jamaah, meluruskan shaf sebelum memulai salat.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Jumat, 15 November 2024: “Itu Bukan Urusanmu”

2. Perintah meluruakan dan membentuk shaf nantinya, setelah iqamah untuk salat dikumangkan.

- Iklan -

3. Meluruakan shaf merupakan bagian dari salat berjamaah.

4. Termaauk mukjizat Nabi SAW, beliau dapat memperhatikan sahabatnya yang berada di balik punggungnya.

5. Meluruskan shaf dengan.cara menempelkan bahu dengan bahu dan kaki dengan kaki.

Hukum Meluruskan Shaf

Jumhur (mayoritas) ulama berpandangan bahwa hukum meluruskan shaf adalah sunnah. Sedangkan Ibnu Hazm, Imam Bukhari Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah dan Asy-Syaukani menganggap mwluruskan shaf adalah wajib.

Dalil kalangan yang mewajibkan, berdaaarkan riwayat An Nu’man bin Basyir rashyallahu anhuma. Ia berkata .Rasulullah SAW bersabda, “Hendaknya kalian meluruskan shaf kalian atau tidak Allah akan membuat kalian berselisih”. (HR Bukhari no 717 dan Muslim no 436).

Imam Nawawi ra berkata “tidak lurusnya shaf akan menimbulkan permusuhan dan kebencian, serta membuat hati kalian berselisih”.

Hukum membuat garia shaf, Komisi Fatwa Kerajaan Saudi Arabia (Al Lajnah Al Daimah) ditanya, “Apa hukum menaruh garis di atas alas atau sajadah di masjid, dikarenakan kiblat sedikit melenceng dengan maksud untuk mengatur shaf?

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Selasa, 12 November 2024: Hidup yang Diubahkan

Jawaban para ulama Lajnah, “Hal itu tidaklah maaalah. Kalau mereka salat tanpa garis juga tidak mengapa. Karena sedikit miring tidaklah masalah”.

Merapatkan shaf haruskah sempit sempitan ? Syeikh Muhammad bin Al Utsaimin ra. Menjelaskan, “menempelkan mata kaki satu dan lainnya tak ragu lagi ada dalilnya dari para sahabat radhyallahu anhum. Karena dahulu mereka meluruskan shaf dengan merapatkan mata kaki mereka dengan lainnya.

Jadi lurusnya shaf didapati dengan menempelkan mata kaki satu dan lainnya. Ini dilakukan ketika membuat shaf dari orang orang yang telah berdiri.

Jadi menempelkan tadi dengan makaud untuk membuat shaf lurus saja. Bukanlah maknanya harus menempelkan dengan rapat, yang terus dituntut dilakukan sepanjang salat.

Termasuk bentuk berlebihan yang dilakukan oleh sebagian orang adalah menempelkan mata kaki dan mata kaki saja yang dicari. Sedangkan untik pundak, terdapat celah. (kultum/ana)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU