Beranda blog Halaman 107

Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi dan Keunikan Rumah Melayu Atap Limas

Rumah Melayu Atap Limas adalah salah satu rumah adat yang berasal dari wilayah Melayu di Indonesia, seperti Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan. Berikut penjelasan Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi dan Keunikan Rumah Melayu Atap Limas.

Sejarah Rumah Melayu Atap Limas

Rumah Melayu Atap Limas adalah salah satu rumah adat yang berasal dari wilayah Melayu di Indonesia, seperti Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan. Rumah ini mencerminkan budaya Melayu yang kaya dan berakar pada tradisi agraris masyarakat setempat. Sejarahnya erat terkait dengan masyarakat Melayu yang hidup di daerah pesisir dan sungai, menjadikannya simbol identitas serta ekspresi budaya. Rumah ini biasanya dibangun dari bahan alami seperti kayu, bambu, dan daun rumbia yang melimpah di daerah tersebut.

Dalam konteks historis, rumah ini digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat Melayu, termasuk kaum bangsawan. Namun, desainnya tetap sederhana dan fungsional untuk menghadapi iklim tropis. Bentuk atap limasnya mencerminkan nilai-nilai adat Melayu, seperti keselarasan dengan alam dan penghormatan terhadap tradisi.

Ciri-Ciri Rumah Melayu Atap Limas

  1. Atap Berbentuk Limas
    Atapnya memiliki bentuk limas yang menjulang ke atas, memungkinkan air hujan mengalir dengan mudah dan melindungi rumah dari panas.
  2. Berbahan Alami
    Material utama yang digunakan adalah kayu keras seperti kayu ulin atau kayu meranti untuk struktur utama, sementara atapnya sering kali menggunakan daun nipah atau rumbia.
  3. Panggung
    Rumah ini biasanya berbentuk rumah panggung dengan ketinggian tertentu untuk menghindari banjir dan gangguan binatang liar.
  4. Ornamen Khas
    Bagian depan rumah sering dihiasi ukiran-ukiran bermotif flora dan fauna yang memiliki makna filosofis, seperti simbol kesuburan dan keberuntungan.
  5. Teras Luas
    Rumah Melayu Atap Limas memiliki teras luas yang digunakan untuk menerima tamu atau bersantai.

Fungsi Rumah Melayu Atap Limas

  1. Tempat Tinggal
    Rumah ini berfungsi sebagai hunian keluarga yang nyaman dan melindungi penghuni dari kondisi lingkungan.
  2. Pusat Aktivitas Sosial
    Terasnya digunakan untuk kegiatan sosial, seperti menjamu tamu atau upacara adat.
  3. Perlindungan Iklim Tropis
    Desainnya memungkinkan sirkulasi udara yang baik sehingga tetap sejuk meskipun di tengah cuaca panas.
  4. Simbol Identitas Budaya
    Rumah ini menjadi lambang identitas budaya Melayu, mencerminkan nilai-nilai adat dan filosofi masyarakat setempat.

Keunikan Rumah Melayu Atap Limas

  1. Adaptasi Lingkungan
    Struktur panggung dan bentuk atapnya dirancang khusus untuk menghadapi iklim tropis dan curah hujan tinggi.
  2. Makna Filosofis
    Setiap elemen rumah, mulai dari bentuk atap hingga ukiran, mengandung makna filosofis yang mendalam terkait kehidupan dan adat istiadat Melayu.
  3. Fleksibilitas Desain
    Rumah ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan penghuni, baik untuk hunian sehari-hari maupun acara adat.
  4. Keindahan Ukiran Tradisional
    Hiasan ukiran yang rumit menunjukkan tingkat seni dan keahlian masyarakat Melayu dalam menciptakan karya estetika yang berfungsi.

Dengan keindahan, fungsi, dan filosofi yang dimilikinya, Rumah Melayu Atap Limas tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga warisan budaya yang harus dilestarikan.

Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi dan Keunikan Rumah Gadang, Rumah Adat Provinsi Sumatera Barat

Rumah Gadang merupakan rumah adat tradisional masyarakat Minangkabau yang berasal dari Sumatera Barat. Berikut penjelasan Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi dan Keunikan Rumah Gadang.

Sejarah Rumah Gadang

Rumah Gadang merupakan rumah adat tradisional masyarakat Minangkabau yang berasal dari Sumatera Barat. Rumah ini mencerminkan falsafah hidup masyarakat Minangkabau yang berlandaskan adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. Secara historis, Rumah Gadang adalah tempat tinggal bersama yang dihuni oleh keluarga besar yang terdiri dari beberapa generasi dalam satu garis matrilineal. Rumah ini juga digunakan sebagai tempat untuk bermusyawarah dan melaksanakan kegiatan adat, seperti pernikahan, pengangkatan pemimpin adat, dan acara keagamaan.

Ciri-Ciri Rumah Gadang

  1. Atap Runcing Berbentuk Tanduk
    • Atapnya berbentuk melengkung menyerupai tanduk kerbau, yang disebut gonjong. Desain ini menjadi simbol kemenangan nenek moyang Minangkabau dalam legenda Tambo melawan Jawa melalui adu kerbau.
  2. Berbentuk Panggung
    • Rumah Gadang dibangun di atas tiang-tiang kayu untuk menghindari banjir, melindungi dari binatang buas, serta meningkatkan sirkulasi udara.
  3. Dinding Berukir
    • Dindingnya dihiasi ukiran kayu dengan motif khas Minangkabau yang mengandung filosofi kehidupan, seperti bunga, tumbuhan, dan hewan.
  4. Berorientasi Timur-Barat
    • Rumah Gadang biasanya dibangun menghadap ke timur atau barat untuk mengoptimalkan pencahayaan dan ventilasi.
  5. Jumlah Gonjong
    • Jumlah gonjong pada atap bervariasi tergantung pada status sosial pemilik rumah, biasanya berkisar antara 3 hingga 5 gonjong.
  6. Tanpa Sekat Kaku
    • Ruang dalam rumah tidak memiliki sekat permanen, melainkan dibagi berdasarkan fungsi, seperti ruang tidur untuk perempuan yang sudah menikah dan ruang bersama.
  7. Tangga Depan
    • Rumah Gadang memiliki tangga di bagian depan untuk akses masuk, yang mencerminkan keterbukaan masyarakat Minangkabau.

Fungsi Rumah Gadang

  1. Tempat Tinggal
    • Rumah ini menjadi tempat tinggal keluarga besar yang terdiri dari beberapa generasi perempuan dalam satu garis keturunan.
  2. Pusat Kegiatan Adat
    • Digunakan untuk upacara adat seperti perkawinan, pengangkatan datuk, dan acara keagamaan.
  3. Simbol Status Sosial
    • Ukuran dan keindahan Rumah Gadang mencerminkan status sosial keluarga yang memilikinya.
  4. Penyimpanan Harta Adat
    • Rumah ini menjadi tempat penyimpanan benda-benda pusaka, seperti kain adat, perhiasan, dan simbol kebesaran keluarga.
  5. Pendidikan Nilai Tradisional
    • Rumah Gadang adalah tempat untuk mendidik anak-anak mengenai adat, tradisi, dan nilai-nilai kebudayaan Minangkabau.

Keunikan Rumah Gadang

  1. Filosofi Gonjong
    • Atap berbentuk gonjong melambangkan kebijaksanaan dan kehormatan serta hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan.
  2. Desain Tahan Gempa
    • Tiang-tiangnya tidak terhubung langsung ke tanah, tetapi berdiri di atas batu sandi, sehingga mampu meredam guncangan gempa.
  3. Ukiran Filosofis
    • Motif ukiran pada dinding memiliki makna yang mendalam, seperti kesuburan, keharmonisan, dan kearifan lokal.
  4. Arsitektur Ramah Lingkungan
    • Dibangun dari bahan alami seperti kayu, bambu, dan ijuk, yang mudah diperoleh dan ramah lingkungan.
  5. Konstruksi Tanpa Paku
    • Rumah Gadang dibangun tanpa menggunakan paku, melainkan dengan sistem sambungan pasak kayu yang mencerminkan keahlian arsitektur tradisional.
  6. Fungsi Sosial
    • Rumah Gadang tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga menjadi pusat kehidupan sosial dan budaya masyarakat Minangkabau.

Rumah Gadang merupakan cerminan kehidupan masyarakat Minangkabau yang sarat dengan nilai-nilai adat, filosofi, dan arsitektur tradisional yang unik. Keberadaannya hingga kini tetap menjadi warisan budaya yang sangat dihormati dan dibanggakan oleh masyarakat Indonesia.

Renungan Harian Kristen, Minggu, 1 Desember 2024: Hukum dan Injil

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Minggu, 1 Desember 2024 berjudul: Hukum dan Injil

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Yakobus 2:10

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Hukum dan Injil

Yakobus 2:10 – Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.

Pengantar:

Saya, seorang yang berdosa, tidak mungkin membenarkan diri saya di hadapan Allah. Hanya ada satu jalan yang olehnya saya dapat dibenarkan — melalui kematian Yesus Kristus — bukan karena ketaatan saya.

Renungan Harian Kristen, Minggu, 1 Desember 2024

Hukum moral tidak memperhitungkan kelemahan kita sebagai manusia. Dalam kenyataannya, hukum moral juga tidak memperhitungkan turunan atau cacat kita. Hukum moral hanya menuntut kita untuk bermoral mutlak.

Ia berlaku sama terhadap masyarakat kelas atas ataupun kelas terendah di dunia ini. Ia bertahan terus dan selalu sama. Hukum moral, yang ditetapkan oleh Allah, tidak menjadi lemah oleh kelemahan kita dalam melakukannya.

Ia tetap mutlak untuk semua waktu dan kekekalan. Jika kita tidak menyadari hal ini, itu karena kita belum mengenal kehidupan sejati. Sekali kita menyadari hal ini, kehidupan kita segera menjadi suatu tragedi yang fatal. “Dahulu tanpa hukum Taurat, aku hidup. Akan tetapi, sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati” (Roma 7:9-10).

Sewaktu kita menyadari hal ini, Roh Allah menyatakan kita bersalah karena dosa. Salib Yesus Kristus tetap merupakan sesuatu yang samar, sampai seseorang tiba di tahap penyadaran dan melihat bahwa tidak ada harapan di luar Yesus.

Keyakinan keberdosaan kita selalu membawa ketakutan dan perasaan terikat akan hukum. Situasi seperti ini membuat orang menjadi tak berpengharapan, hopeless — “… terjual di bawah kuasa dosa” (Roma 7:14).

Saya, orang yang berdosa, tidak mungkin membenarkan diri di hadapan Allah. Hanya ada satu jalan yang olehnya saya dapat dibenarkan di hadapan Allah — melalui kematian Yesus Kristus.

Saya harus membuang gagasan mendasar bahwa saya dapat dibenarkan karena ketaatan saya. Siapa di antara kita yang dapat menaati Tuhan dengan sempurna! Kita hanya mulai menyadari kuasa hukum moral ketika kita melihat bahwa hukum itu hadir dengan suatu syarat dan suatu janji.

Namun, Allah tidak pernah memaksa kita. Kadang-kadang kita berharap Dia akan membuat kita taat, dan pada saat yang lain kita berharap Dia meninggalkan kita sendiri.

Bila kehendak Allah mendapat tempat sepenuhnya dan mengendalikan hidup kita, Dia akan mengambil semua tekanan dari kita. Dan, ketika kita dengan sepenuhnya memilih untuk taat pada-Nya, Dia akan menjangkau sampai bintang yang terjauh dan sampai ujung bumi untuk menolong kita dengan kuasa-Nya yang Mahabesar — (dalam bahasa Inggrisnya ditulis dengan indah sekali: “When we choose deliberately to obey Him, He will reach to the remotest star and to the ends of the earth to assist us with all of His almighty power.

Demikian Renungan hari ini, Minggu, 1 Desember 2024 diambil dari Yakobus 2:10 yang mengisahkan tentang Hukum dan Injil dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

Resep Gulai Ayam Khas Padang, Menggugah Selera

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Gulai Ayam Khas Padang. Gulai Ayam Khas Padang adalah salah satu hidangan yang sangat terkenal dari masakan Minangkabau, Sumatra Barat, yang memiliki rasa kaya dan menggugah selera.

Hidangan ini dikenal dengan kuah yang kental, pedas, dan gurih, serta penggunaan rempah-rempah yang melimpah. Berikut adalah ulasan tentang Gulai Ayam Khas Padang:

Rasa

Gulai Ayam Padang memiliki rasa yang sangat kompleks, di mana perpaduan antara pedas, gurih, dan sedikit manis saling berpadu dengan sempurna. Kuah gulai yang berwarna kuning keemasan ini berasal dari campuran santan kelapa, rempah-rempah, dan bumbu khas Minang, seperti kunyit, jahe, lengkuas, serai, dan cabai.

Sensasi pedasnya terasa kuat namun tidak menyengat, karena rasa pedas tersebut seimbang dengan kelembutan santan yang menyelimuti ayam. Rasa gurih yang dihasilkan dari santan dan rempah memberikan kedalaman rasa yang khas.

Tekstur

Ayam yang digunakan dalam gulai ini umumnya dimasak hingga empuk dan meresap bumbu. Daging ayam terasa lembut, dan potongan ayam yang digunakan sering kali terdiri dari bagian-bagian yang memiliki sedikit lemak, seperti paha atau dada ayam, sehingga menambah kelembutan dan rasa gurih pada kuah.

Kuah gulai yang kental dan berlemak memiliki tekstur yang creamy karena santan yang digunakan. Ketika disajikan, gulai ayam Padang biasanya disertai dengan nasi putih yang pulen untuk menambah kenikmatan hidangan ini.

Resep Gulai Ayam Khas Padang

Bahan:

  • 500 gram ayam
  • 1 lembar daun kunyit
  • 2 lembar daun jeruk
  • 1 batang serei, memarkan
  • 1 ruas lengkuas
  • 1/2 sendok teh gula merah
  • 1/2 sendok teh asam jawa
  • 2 butir cengkeh
  • 1 ruas kayu manis
  • 400 ml santan

Bumbu yang Dihaluskan:

  • 5 siung bawah merah
  • 2 siung bawang putih
  • 7 buah cabe merah
  • 2 butir kemiri sangrai
  • 1 ruas kunyit
  • 1/2 sendok teh jinten sangrai
  • 1 ruas jahe
  • 1/2 sendok teh merica
  • 1 sendok teh garam
  • 1/2 sendok teh ketumbar sangrai
  • 1/2 sendok teh gula pasir

Cara Membuat Gulai Ayam Khas Padang

  1. Pertama-tama, blender semua bahan bumbu halus. Jika menginginkan bumbu lebih bertekstur, anda dapat menumbuknya atau menggunakan chopper.
  2. Selanjutnya, letakkan panci di atas kompor dan nyalakan dengan api sedang. Masukkan dan campurkan bumbu halus dengan santan ke dalam panci. Anda bisa mengaduknya sampai mendidih dan harum.
  3. Bila sudah mulai mendidih, masukkan ayam yang sudah dipotong-potong sampai 5-7 bagian. Tambahkan lengkuas, daun kunyit dan daun jeruk, serei, cengkeh kayu manis, dan garam secukupnya.
  4. Lalu aduk kembali sampai bumbu meresap, serta santan mengental. Angkat dan sajikan dengan nasi hangat. Agar terasa lebih nikmat, tambahkan topping irisan cabe merah keriting di bagian atasnya. Agar terlihat lebih menggiurkan.

Selamat mencoba dan menikmati. (ana)

Resep Chiffon Cake, Lembut dan Ringan

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Chiffon Cake. Chiffon cake adalah salah satu jenis kue yang terkenal karena teksturnya yang ringan, lembut, dan empuk. Kue ini memiliki rasa yang lembut dan moist, serta sedikit kenyal di bagian dalam, menjadikannya pilihan yang sangat disukai oleh banyak orang.

Berikut adalah beberapa aspek yang bisa diulas tentang chiffon cake:

Tekstur

Chiffon cake terkenal dengan teksturnya yang sangat ringan dan empuk. Ini berkat penggunaan minyak sebagai bahan utama pengganti mentega, yang membuatnya lebih lembap dan kenyal. Ketika dipotong, chiffon cake akan langsung terasa lembut di mulut, hampir seperti menyatu dengan lidah.

Rasa

Secara rasa, chiffon cake cenderung lebih ringan dibandingkan dengan jenis kue lainnya seperti sponge cake atau butter cake. Rasanya juga sedikit lebih lembut, tidak terlalu manis, dan cenderung netral, sehingga cocok dipadukan dengan berbagai macam topping atau isi seperti krim, buah-buahan, atau selai. Beberapa varian chiffon cake juga memiliki rasa tambahan seperti cokelat, pandan, atau jeruk yang memberikan sensasi rasa yang lebih kaya.

Chiffon cake adalah pilihan yang tepat bagi mereka yang menginginkan kue dengan tekstur lembut dan rasa ringan. Dengan berbagai varian rasa dan kemampuannya untuk dipadukan dengan berbagai topping, chiffon cake bisa menjadi hidangan serbaguna yang disukai banyak orang.

Resep Chiffon Cake

Bahan A:

  • 4 butir kuning telur
  • 55 gram tepung terigu
  • 25 gram cokelat bubuk
  • 80 gram susu
  • 40 gram minyak
  • 1/2 sendok teh baking powder
  • 1 sendok teh pasta cokelat

Bahan B:

  • 4 butir putih telur
  • -100 gram gula pasir
  • -1 sendok teh air jeruk nipis
  • -1/4 sendok teh garam

Tambahan:

Chocochips secukupnya

Cara Membuat Chiffon Cake

  1. Campurkan semua bahan A. Aduk dengan whisk, hingga tercampur rata.
  2. Kocok putih telur tambah jeruk nipis, tambah garam. Aduk dengan kecepatan rendah, hingga tampak sedikit berbusa.
  3. Tambahkan gula pasir secara bertahap (3x), sambil ditambah kecepatan mikser. Kocok hingga benar benar kaku.
  4. Ambil 1/3 adonan putih telur, campurkan ke adonan A. Aduk dengan whisk perlahan. Masukkan kembali sisa adonan putih telur. Aduk balik dengan spatula.
  5. Tuang adonan ke dalam loyang chiffon, tanpa dioles apapun (loyang 18 cm).
  6. Masukkan ke dalam oven yang sudah dipanaskan selama 45 – 50 menit. Dengan suhu 150 – 160 derajat celsius. Angkat dan sajikan.

Selamat memcoba dan menikmati. (ana)

Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi dan Keunikan Rumah Bolon, Rumah Adat Provinsi Sumatera Utara

Rumah Bolon adalah rumah adat tradisional masyarakat Batak yang berasal dari Sumatera Utara.Berikut penjelasan Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi dan Keunikan Rumah Bolon.

Sejarah Rumah Bolon

Rumah Bolon adalah rumah adat tradisional masyarakat Batak yang berasal dari Sumatera Utara. Rumah ini mencerminkan identitas suku Batak yang kaya akan nilai-nilai budaya, adat, dan spiritualitas. Pada masa lalu, Rumah Bolon merupakan tempat tinggal raja atau kepala adat Batak beserta keluarganya. Selain sebagai tempat tinggal, rumah ini juga digunakan untuk musyawarah adat dan upacara ritual keagamaan. Ada berbagai jenis Rumah Bolon yang masing-masing melambangkan sub-etnis Batak, seperti Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak, dan Angkola.

Ciri-Ciri Rumah Bolon

  1. Berbentuk Panggung
    • Rumah Bolon dibangun di atas tiang-tiang kayu setinggi sekitar 1,5 meter untuk melindungi penghuni dari binatang buas dan banjir.
  2. Atap Melengkung
    • Atapnya berbentuk melengkung menyerupai pelana kuda, yang dibuat dari ijuk atau bahan alami lainnya.
  3. Dinding Miring
    • Dinding rumahnya miring ke dalam, menciptakan kesan kokoh dan melambangkan perlindungan serta kebersamaan dalam keluarga.
  4. Pintu Masuk Rendah
    • Pintu masuk dibuat rendah sehingga siapa pun yang masuk harus menunduk, melambangkan penghormatan kepada tuan rumah.
  5. Hiasan Ukiran
    • Rumah dihiasi ukiran dengan motif khas Batak, seperti gorga (ornamen tradisional) yang melambangkan keberanian, keindahan, dan spiritualitas.
  6. Tanpa Sekat
    • Ruangan dalam rumah tidak memiliki sekat, mencerminkan kesatuan dan kebersamaan dalam keluarga.
  7. Bahan Alami
    • Dibangun menggunakan bahan-bahan alami, seperti kayu keras untuk struktur utama, ijuk untuk atap, dan bambu untuk dinding.

Fungsi Rumah Bolon

  1. Tempat Tinggal
    • Berfungsi sebagai hunian bagi keluarga besar, terutama keluarga bangsawan atau kepala suku.
  2. Pusat Kegiatan Adat
    • Digunakan untuk acara adat, musyawarah, dan kegiatan sosial masyarakat Batak.
  3. Simbol Status Sosial
    • Ukuran dan keindahan Rumah Bolon mencerminkan status sosial pemiliknya.
  4. Perlindungan
    • Struktur panggung dan desainnya dirancang untuk melindungi penghuni dari hewan liar, banjir, dan cuaca ekstrem.

Keunikan Rumah Bolon

  1. Representasi Budaya Batak
    • Rumah Bolon adalah simbol identitas masyarakat Batak yang kaya akan nilai adat dan filosofi.
  2. Motif Gorga
    • Ukiran pada dinding dan bagian rumah lainnya memiliki makna mendalam, seperti perlindungan, keberanian, dan spiritualitas.
  3. Desain Tanpa Paku
    • Rumah Bolon dibangun tanpa menggunakan paku. Semua komponen rumah dihubungkan dengan pasak kayu, yang menunjukkan keahlian arsitektur tradisional.
  4. Simbol Kebersamaan
    • Tidak adanya sekat di dalam rumah mencerminkan nilai kebersamaan dan persatuan dalam keluarga Batak.
  5. Tahan Lama
    • Dibuat dari kayu berkualitas tinggi seperti kayu meranti atau kayu nangka, rumah ini dapat bertahan selama puluhan hingga ratusan tahun.
  6. Orientasi Spiritual
    • Rumah Bolon memiliki struktur yang melambangkan hubungan antara manusia dengan alam dan leluhur, yang menjadi bagian penting dari kepercayaan masyarakat Batak.

Rumah Bolon bukan sekadar tempat tinggal, melainkan warisan budaya yang merepresentasikan nilai-nilai adat dan kehidupan masyarakat Batak. Keindahan, fungsi, dan keunikannya menjadikannya simbol yang sangat dihormati dalam kebudayaan Indonesia.

Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi dan Keunikan Rumah Krong Bade, Rumah Adat Aceh

Rumah Krong Bade tidak hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga mencerminkan jati diri masyarakat Aceh yang kaya akan nilai-nilai adat dan religius. Berikut penjelasan Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi dan Keunikan Rumah Krong Bade.

Sejarah Rumah Krong Bade

Rumah Krong Bade adalah rumah adat tradisional Aceh yang berasal dari masyarakat Aceh yang hidup di daerah pesisir Sumatera. Nama “Krong Bade” sendiri memiliki makna filosofis, yaitu krong berarti “kota” dan bade berarti “tempat tinggal.” Rumah ini mencerminkan harmoni masyarakat Aceh dengan lingkungan, agama, dan adat istiadat. Dibangun dari bahan-bahan alami seperti kayu, bambu, dan daun rumbia, rumah ini dahulu digunakan oleh masyarakat sebagai tempat tinggal sekaligus lokasi untuk melaksanakan kegiatan adat dan keagamaan.

Ciri-Ciri Rumah Krong Bade

  1. Berbentuk Panggung
    • Rumah Krong Bade dibangun di atas tiang-tiang kayu dengan ketinggian sekitar 2,5-3 meter dari permukaan tanah untuk melindungi dari banjir dan binatang buas.
  2. Atap yang Curam
    • Atapnya terbuat dari daun rumbia atau ilalang dan berbentuk segitiga curam, yang berfungsi agar air hujan dapat mengalir dengan cepat.
  3. Tata Ruang Tradisional
    • Terdiri dari tiga bagian utama:
      • Seuramoe Keue (Serambi Depan): Tempat menerima tamu pria.
      • Seuramoe Teungoh (Ruang Tengah): Tempat berkumpul keluarga dan pelaksanaan upacara adat.
      • Seuramoe Likot (Serambi Belakang): Tempat menerima tamu wanita atau untuk beristirahat.
  4. Tangga Ganjil
    • Jumlah anak tangga menuju rumah biasanya ganjil, melambangkan keseimbangan dan kepercayaan adat.
  5. Material Alami
    • Dibuat dari kayu ulin atau kayu keras lainnya, serta daun rumbia untuk atap. Hal ini menjadikan rumah ramah lingkungan dan tahan terhadap cuaca.
  6. Ukiran Khas
    • Dihiasi dengan ukiran bermotif flora, fauna, atau kaligrafi Arab yang mencerminkan keislaman masyarakat Aceh.

Fungsi Rumah Krong Bade

  1. Tempat Tinggal
    • Rumah utama untuk keluarga besar dengan tata ruang yang sesuai dengan nilai adat dan agama.
  2. Pelaksanaan Upacara Adat
    • Digunakan untuk berbagai kegiatan adat, seperti kenduri, pernikahan, atau musyawarah.
  3. Perlindungan Lingkungan
    • Struktur panggungnya melindungi dari banjir, serangan hewan, dan iklim tropis.
  4. Simbol Identitas Budaya
    • Mencerminkan tradisi dan filosofi hidup masyarakat Aceh yang harmonis dengan alam dan agama.

Keunikan Rumah Krong Bade

  1. Orientasi ke Kiblat
    • Rumah ini dirancang agar selalu menghadap kiblat, mencerminkan ketaatan kepada agama Islam.
  2. Ukiran Filosofis
    • Setiap motif ukiran memiliki makna mendalam, seperti lambang kesejahteraan, keindahan, dan religiusitas.
  3. Ramah Lingkungan
    • Dibangun dari bahan-bahan alami yang mudah diperoleh di sekitar lingkungan.
  4. Tahan Lama
    • Kayu yang digunakan dipilih dari jenis yang kuat dan tahan lama, seperti kayu ulin.
  5. Simbol Status Sosial
    • Dahulu, ukuran dan keindahan rumah menggambarkan status sosial pemiliknya di masyarakat.

Rumah Krong Bade tidak hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga mencerminkan jati diri masyarakat Aceh yang kaya akan nilai-nilai adat dan religius. Keunikan dan fungsinya yang beragam membuat rumah ini menjadi warisan budaya yang berharga. Itulah penjelasan Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi dan Keunikan Rumah Krong Bade.

Bupati Barru Pimpin Upacara HUT Korpri ke-53

0

Barru, Jumat (29/11/2024) – Bupati Barru, Ir. H. Suardi Saleh, M.Si., Ph.D (HC), memimpin upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) ke-53 tingkat Kabupaten Barru yang berlangsung di halaman Kantor Bupati Barru.

Upacara yang mengusung tema “Korpri untuk Indonesia” ini dihadiri oleh unsur Forkopimda, Plh. Sekda Kabupaten Barru, para staf ahli bupati, asisten Setda Barru, pimpinan OPD, perwakilan Kantor Kemenag Barru, serta seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Barru.

Dalam amanatnya, Bupati Suardi Saleh membacakan sambutan Presiden Republik Indonesia, H. Prabowo Subianto, yang menyampaikan apresiasi kepada seluruh anggota Korpri atas pengabdian dan loyalitas selama lebih dari setengah abad dalam melayani bangsa dan negara.

“Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN, Korpri akan bertransformasi menjadi Korps Pegawai ASN RI yang bertujuan memperkuat jiwa korps sebagai pemersatu bangsa,” ujar Bupati mengutip pernyataan Presiden.

Presiden juga berharap Korpri menjadi satu-satunya organisasi yang menaungi ASN, sekaligus menjadi wahana penyebaran informasi program pemerintah secara profesional. Ia mengimbau Dewan Pengurus Korpri untuk kembali mengaktifkan berbagai program dan kegiatan yang sejalan dengan tujuan besar organisasi ini.

Di akhir amanatnya, Bupati menyampaikan tujuh pesan utama Presiden Prabowo untuk ASN:

  1. Memperkuat solidaritas dan kerja sama Korpri.
  2. Mendorong inovasi dan efisiensi.
  3. Memperkuat integritas dan disiplin.
  4. Memastikan akses pangan sehat.
  5. Mendukung ketahanan energi.
  6. Menurunkan angka kemiskinan.
  7. Menjaga netralitas dan loyalitas ASN.

Penghargaan untuk ASN Berprestasi

Pada kesempatan tersebut, Bupati Suardi Saleh menyerahkan piagam penghargaan kepada Ust. H. Syahriadi Al Bugisyi, S.H.I., M.A., ASN Pemkab Barru, yang meraih juara 1 cabang lomba doa putra pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Korpri Nasional VII Tahun 2024 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Susunan Petugas Upacara

  • Komandan Upacara: Hasanuddin R., S.Pd. (Kabid Diklat PKP BKPSDM Barru).
  • Pengucap UUD 1945: Andi Baso Passamula, S.Tr.I.P. (ASN Bagian Pemerintahan Setda Barru).
  • Pengucap Panca Prasetya Korpri: Aziizah Rahmasari, S.Tr.I.P. (ASN Bappelitbangda).

Dengan suasana khidmat, upacara HUT Korpri ke-53 ini menjadi momentum refleksi dan penguatan peran ASN dalam mendukung pembangunan bangsa.

Bupati Barru Pimpin Upacara Hari Guru Nasional ke-79

0

Barru, Senin (25/11/2024) – Bupati Barru, Ir. H. Suardi Saleh, M.Si., Ph.D (HC), bertindak sebagai Inspektur Upacara pada Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) ke-79 tingkat Kabupaten Barru yang digelar di halaman Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Barru. Mengusung tema Guru Hebat, Indonesia Kuat, kegiatan ini dihadiri ribuan guru yang mengenakan seragam batik PGRI.

Dalam upacara tersebut, Bupati Suardi Saleh membacakan sambutan tertulis Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed., yang menekankan makna tema Guru Hebat, Indonesia Kuat.

“Tema ini mengandung tiga makna utama. Pertama, menegaskan arti penting kedudukan guru sebagai pendidik profesional sesuai Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2025. Guru bertugas mendidik, mengajar, membimbing, serta menilai hasil belajar siswa,” ujar Bupati membacakan sambutan Menteri.

Makna kedua, lanjutnya, guru tidak hanya berperan sebagai agen pembelajaran, tetapi juga sebagai agen peradaban. “Guru mendidik siswa untuk memiliki kecerdasan, keterampilan, dan karakter yang mulia,” kata Suardi Saleh.

Dalam sambutannya, Menteri juga memaparkan tiga program prioritas Kemendikdasmen untuk meningkatkan kualitas guru, yakni pemenuhan kualifikasi, peningkatan kompetensi, dan upaya peningkatan kesejahteraan melalui sertifikasi bagi guru ASN, PNS, PPPK, maupun non-ASN.

“Kementerian juga menjamin keamanan para guru agar dapat bekerja tanpa rasa takut dan bebas dari intimidasi atau kekerasan,” tegasnya. Selain itu, nota kesepahaman dengan Kepolisian RI akan ditandatangani untuk mendorong penyelesaian masalah kekerasan pendidikan melalui pendekatan damai dan kekeluargaan atau restorative justice.

Di akhir sambutannya, Menteri menyampaikan penghormatan kepada para guru. “Selamat Hari Guru Nasional 2024. Guru Hebat, Indonesia Kuat.”

Penghargaan bagi Pemkab Barru dan Guru Berprestasi

Pada kesempatan tersebut, Kepala BPPMP Provinsi Sulawesi Selatan menyerahkan penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Barru atas Implementasi Program Merdeka Belajar, khususnya kategori Adopsi Rapor Pendidikan dan Standar Pelayanan Minimal Tuntas Pratama.

Penghargaan Empowered Education Management juga diberikan oleh Yayasan Guru Belajar Indonesia kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Barru. Selain itu, Pemkab Barru memberikan apresiasi kepada Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulsel.

Rangkaian Kegiatan Meriah

Selain upacara, peringatan Hari Guru Nasional di Barru diramaikan dengan berbagai kegiatan, termasuk jalan santai dan lomba-lomba yang melibatkan guru dan tenaga kependidikan dari seluruh wilayah kabupaten.

Hadir dalam acara tersebut Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulsel, perwakilan Yayasan Guru Belajar, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Kemenag Kabupaten Barru, Ketua Dewan Pendidikan, Ketua PGRI Barru, para pengawas pendidikan, kepala satuan pendidikan, serta ribuan guru dan tenaga kependidikan dari seluruh Kabupaten Barru.

Bupati Barru Resmikan Kick Off Integrasi Layanan Primer dan Peringatan HKN ke-60

0
Barru, Sabtu (23/11/2024) – Bupati Barru, Ir. H. Suardi Saleh, M.Si., Ph.D (HC), menghadiri acara Kick Off Integrasi Layanan Primer (ILP) tingkat Kabupaten Barru yang dirangkaikan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 di lantai 6 Mal Pelayanan Publik (MPP) Kantor Bupati Barru.

Dalam sambutannya, Bupati Barru menyampaikan pesan penting mengenai fokus pemerintah daerah dalam sektor kesehatan. Ia menegaskan bahwa pendekatan sederhana yang diterapkan di Kabupaten Barru adalah memastikan tidak ada warga yang sakit, menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai, dan menjamin pembiayaan kesehatan melalui BPJS Kesehatan. Saat ini, Universal Health Coverage (UHC) Kabupaten Barru telah mencapai 102% secara kepesertaan dan 92% secara aktif.

“Melalui ILP, kami berharap upaya promotif dan preventif dapat lebih dioptimalkan. Ini sejalan dengan arahan Menteri Kesehatan untuk mengutamakan pencegahan agar masyarakat tidak sampai sakit, bukan hanya menunggu pasien datang berobat,” ujar Suardi Saleh.

Kolaborasi Semua Pihak dalam Peningkatan Kesehatan

Bupati juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Menurutnya, tanggung jawab kesehatan tidak hanya berada pada Dinas Kesehatan, tetapi juga mencakup peran instansi lain seperti Dinas Pekerjaan Umum untuk mencegah kawasan kumuh dan bagian perekonomian untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

“ILP ini akan menjadi garda terdepan dalam menangani permasalahan kesehatan di semua siklus kehidupan, sesuai dengan program kesehatan Kabupaten Barru,” tambahnya.

Bupati Suardi Saleh menilai kegiatan ini sebagai bentuk komitmen Kabupaten Barru dalam mendukung program Kementerian Kesehatan. Ia mengajak semua pihak untuk terus bersinergi demi memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

“Saya berharap program ini dapat mewujudkan layanan kesehatan primer yang berkualitas, komprehensif, dan berkesinambungan. Dari promotif, preventif, kuratif, hingga rehabilitatif, semuanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat menuju sehat dan sejahtera,” katanya.

Dukungan Infrastruktur dan Bonus Demografi

Dalam sektor kesehatan, Kabupaten Barru terus meningkatkan infrastruktur, termasuk pembangunan puskesmas dengan fasilitas lengkap. Selain itu, pemerintah juga menyediakan rumah tunggu di Tallasa City, Makassar, untuk keluarga pasien yang membutuhkan tempat istirahat gratis.

Bupati Suardi Saleh juga menyinggung tantangan dan peluang bonus demografi yang tengah dihadapi Indonesia. Ia menegaskan pentingnya memanfaatkan momentum ini untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 dengan fokus pada sektor kesehatan dan pembangunan lainnya.

“Semua elemen masyarakat harus bekerja sama mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2045, demi masa depan bangsa yang lebih baik,” tuturnya.

Penghargaan bagi Tenaga Kesehatan

Di akhir sambutannya, Bupati memberikan apresiasi kepada seluruh insan kesehatan yang telah berjuang tanpa lelah dalam pembangunan kesehatan, termasuk tenaga medis, tenaga kesehatan, LSNI, swasta, media, dan berbagai elemen masyarakat lainnya.

“Saya mengajak semua masyarakat untuk memprioritaskan kesehatan, mulai dari diri sendiri, keluarga, hingga lingkungan. Mari kita bangun budaya sehat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.

Acara ini juga dihadiri oleh Direktur Tata Kelola Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Then Suyanti, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel, Chief of Party USAID Momentum Maryjane Lacoste, Forkopimda Barru, Ketua DPRD Barru, Plh. Sekda Barru, para asisten, staf ahli, camat, lurah, kepala UPT puskesmas, serta sejumlah organisasi profesi kesehatan se-Kabupaten Barru.